5 Keutamaan Mendidik Anak Shalih Bagi Orang Tua
Ayah dan Bunda, setiap orang tua muslim pasti mendambakan buah hatinya tumbuh menjadi anak yang shalih atau shalihah. Lebih dari sekadar cerdas atau sukses di dunia, mendidik anak shalih dengan pondasi agama yang kuat adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.
Ini bukan hanya tentang kewajiban, melainkan juga kunci kebahagiaan dunia dan akhirat bagi seluruh keluarga. Lalu, apa saja keutamaan luar biasa yang akan didapatkan orang tua dari mendidik anak yang shalih?
Artikel ini hadir untuk mengupas tuntas lima keutamaan mendidik anak shalih bagi orang tua. Kami akan membahas bagaimana anak yang taat akan menjadi penyejuk hati, membawa keberkahan, menjadi doa yang tak terputus, hingga menjadi sebab diangkatnya derajat orang tua.
Dengan memahami keutamaan-keutamaan ini, diharapkan Ayah dan Bunda semakin termotivasi dan yakin akan pentingnya memberikan pendidikan agama terbaik bagi si kecil. Yuk, simak penjelasan selengkapnya dan raih keberkahan dari buah hati Anda!
Langkah Awal Mendidik Anak Shalih Bagi Orang Tua
Mendidik anak shalih bukan hanya tanggung jawab, tapi juga amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa penting bagi orang tua untuk mendidik anak menjadi shalih:
1. Senantiasa Meminta Pertolongan dari Allah
Hal pertama tentu meminta pertolongan Allah untuk memudahkan kita sebagai orang tua untuk memberikan kebaikan, bimbingan serta menjauhkan kita dari fitnah keburukan pada anak-anak sehingga kelak menjadi keturunan yang shaleh.
Di antara doa yang bisa dipanjatkan adalah yang diajarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَام
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.“ (QS. Al-Furqan :25).
Meminta perlindungan kepada Allah ﷻ merupakan bagian dari pengharapan kita sebagai hamba. Seperti dalam Q.S Al-Baqarah:186.
Setiap kita punya kebutuhan, maka hendaklah manusia berdoa kepada Allah ﷻ, Mohonlah kepada Allah ﷻ agar keinginan terpenuhi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku).
2. Menanamkan Nilai Tauhid sebagai Pondasi Utama
Keimanan kepada Allah adalah dasar utama dalam membentuk karakter anak yang shalih. Orang tua perlu mengenalkan konsep tauhid sejak dini, baik melalui cerita nabi, pembiasaan ibadah, maupun contoh perilaku sehari-hari yang mencerminkan ketakwaan.
Hal ini sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka (orang-orang musyrik), “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab, “Allâh”, maka bagaimanakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). ( Al Ankabut: 29)
Dengan pemahaman tauhid yang kuat, anak akan memiliki pegangan yang jelas dalam menghadapi kehidupan. Mereka belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan bahwa Allah selalu mengawasi serta membimbing mereka dalam setiap langkah.
3. Membangun Kebiasaan Ibadah Sejak Kecil
Membiasakan anak dengan ibadah sejak dini akan membuat mereka lebih mudah menjalankannya sebagai bagian dari rutinitas harian. Orang tua dapat mengajak anak salat bersama, membaca Al-Qur’an, serta mengajarkan doa-doa sederhana dengan penuh kelembutan.
Saat ibadah menjadi kebiasaan, anak akan tumbuh dengan kesadaran bahwa hubungan dengan Allah adalah aspek penting dalam hidup mereka. Hal ini membantu mereka menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan selalu berpegang pada nilai-nilai Islam.
4. Memberikan Keteladanan dalam Akhlak dan Adab
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, keteladanan orang tua dalam bersikap jujur, sabar, dan berbuat baik akan menjadi contoh utama bagi anak dalam membentuk karakter yang shalih.
Allah telah menyampaikan dalam salah satu firmanNya yakni di Q.S Al Ahzab ayat 21, bahwa suri tauladan kita Rasulullah ﷺ juga merupakan tauladan terbaik yang perlu kita contoh.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
Dengan melihat langsung praktik akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari, anak akan lebih mudah memahami dan meniru perilaku positif. Keteladanan orang tua menjadi salah satu metode pendidikan paling efektif dalam Islam.
5. Membiasakan Anak Bersyukur dan Sederhana
Mengajarkan anak untuk bersyukur atas apa yang mereka miliki membantu mereka memahami bahwa kebahagiaan bukan hanya tentang memiliki lebih banyak, tetapi tentang mensyukuri yang sudah ada. Sikap ini akan menjauhkan mereka dari perilaku konsumtif serta membuat mereka lebih rendah hati.
Kesederhanaan juga melatih anak agar lebih bijak dalam menggunakan harta dan lebih peduli terhadap sesama. Dengan memahami nilai-nilai ini, mereka akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya beriman tetapi juga penuh empati dan sosial.
5 Keutamaan Mendidik Anak Shalih
Berikut ini adalah lima keutamaan yang akan diperoleh orang tua ketika bersungguh-sungguh mendidik anak menjadi pribadi yang shalih:
1. Mendapatkan Pahala Jariyah yang Tak Terputus
Doa anak shalih merupakan salah satu amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bagi orang tua. Anak yang sejak kecil diajarkan untuk mencintai agama akan terbiasa mendoakan orang tuanya setiap hari, terutama setelah melaksanakan shalat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah juga menjelaskan bahwa anak shalih yang mendoakan kedua orang tua merupakan penyambung pahala terbaik untuk orang tua, yaitu:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631).
Menurut penelitian dalam Journal of Muslim Mental Health (2018), keterlibatan spiritual dalam keluarga berkontribusi besar terhadap perilaku prososial dan empati anak. Ini menunjukkan bahwa pendidikan nilai agama sejak dini memiliki dampak jangka panjang yang positif.
2. Anak Menjadi Pelindung di Akhirat
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa anak yang shalih dapat menjadi penyelamat bagi orang tuanya kelak di hari kiamat. Mereka akan memohonkan ampun serta memberikan syafaat kepada orang tua mereka di hadapan Allah.
Pendidikan agama yang ditanamkan sejak dini membentuk kesadaran anak tentang pentingnya berdoa dan berbakti kepada orang tua. Ikatan spiritual ini menjadi salah satu cara orang tua mendapatkan keberkahan di akhirat melalui ketulusan anak mereka.
3. Rumah Tangga Dipenuhi Keberkahan
Anak yang tumbuh dengan nilai-nilai Islam akan membawa ketenangan serta keharmonisan dalam keluarga. Rumah yang dihiasi dengan doa, kasih sayang, serta nasihat dalam kebaikan akan menjadi tempat yang penuh ketenteraman.
Keberkahan dalam rumah tangga tidak hanya berasal dari materi, tetapi juga dari suasana hati yang damai. Kehadiran anak shalih membuat orang tua merasa lebih tenang karena mereka melihat buah dari pendidikan yang diberikan.
4. Terbentuknya Keluarga yang Sakinah
Anak shalih bukan hanya rajin beribadah, tetapi juga memiliki adab yang baik. Mereka memahami cara bersikap sopan, menghormati orang tua, serta ikut membantu dalam tugas sehari-hari di rumah.
Seperti dalam Al-Qur’an surah At-Tahrim ayat 6, Allah memerintahkan agar setiap keluarga menjaga diri dan anak-anaknya dari api neraka dengan mendidik mereka sesuai ajaran Islam.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At Tahrim ayat 6)
Menanamkan nilai-nilai keimanan serta membimbing anak dalam kebaikan adalah salah satu wujud nyata dalam menjalankan perintah ini. Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan anak tumbuh dengan akhlak yang baik dan iman yang kuat.
Saat anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh nilai kebaikan, keluarga akan menjadi lebih tenteram dan harmonis. Pendidikan Islam bukan sekadar teori, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan keluarga yang sakinah.
5. Menjadi Teladan bagi Lingkungan Sekitar
Anak yang dididik dengan baik tidak hanya unggul di lingkungan keluarga, tetapi juga menjadi contoh di sekolah, komunitas, hingga saat dewasa nanti. Mereka membawa nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan sosialnya dengan cara yang positif.
Keberadaan anak shalih di masyarakat akan menjadi inspirasi bagi orang lain. Mereka dapat berkontribusi dalam membentuk lingkungan yang lebih baik serta menyebarkan kebaikan melalui perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Islam.
Kesimpulan
Mendidik anak shalih adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan cinta tanpa syarat. Namun, hasilnya tidak hanya terasa di dunia, tetapi juga menjadi bekal berharga di akhirat.
Orang tua yang bersungguh-sungguh dalam mendidik anaknya akan menuai pahala yang tak terputus, ketenangan dalam rumah tangga, dan harapan besar untuk masa depan.
Jangan ragu untuk menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan metode yang menyenangkan bagi anak, termasuk melalui mainan untuk kecerdasan anak yang edukatif dan penuh makna. Jadikan proses mendidik ini sebagai momen indah untuk tumbuh bersama, saling belajar, dan saling mencintai dalam kebaikan.
Reference
Fitri Rayani Siregar. 2022. Metode Mendidik Anak Dalam Pandangan Islam. Forum Pedagogik No 8 Vol 2 Juli 2016