Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Apa Itu Calm Parenting? Begini Penjelasan dan Cara Menerapkannya

calm parenting
March 26, 2025

Dalam dunia pengasuhan anak yang serba cepat dan penuh tekanan, “calm parenting” muncul sebagai pendekatan yang menenangkan dan efektif. Calm parenting adalah gaya pengasuhan yang menekankan pada ketenangan, kesabaran, dan empati dalam menghadapi tantangan sehari-hari. 

Pendekatan ini mengajarkan orang tua untuk merespons perilaku anak dengan kepala dingin, alih-alih bereaksi secara impulsif atau emosional.

Calm parenting bukan berarti membiarkan anak melakukan apa pun yang mereka inginkan. Sebaliknya, pendekatan ini mengajarkan orang tua untuk menetapkan batasan yang jelas dan konsisten, sambil tetap menghormati perasaan dan kebutuhan anak. 

Kunci dari calm parenting adalah membangun hubungan yang kuat dan penuh kasih sayang dengan anak, sehingga mereka merasa aman dan nyaman untuk mengekspresikan diri.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang prinsip-prinsip calm parenting dan cara-cara praktis untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan mengulas bagaimana cara mengelola emosi orang tua, membangun komunikasi yang efektif dengan anak, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosi mereka. 

Mari kita bersama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang lebih tenang, sabar, dan penuh kasih sayang.

Apa Itu Calm Parenting?

Dalam dunia parenting, berbagai metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk membantu orang tua dalam membesarkan anak dengan cara yang efektif dan penuh kasih sayang. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah calm parenting. Apa sebenarnya calm parenting itu?

Calm parenting adalah metode pengasuhan yang menekankan ketenangan, kesabaran, dan kontrol emosi saat menghadapi berbagai tantangan dalam membesarkan anak. Pendekatan ini mengajarkan orang tua untuk merespons perilaku anak dengan cara yang lebih tenang dan penuh empati, bukan dengan reaksi emosional yang berlebihan.

Konsep ini didasarkan pada penelitian psikologi anak yang menunjukkan bahwa respons orang tua yang tenang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan regulasi emosi dan perilaku yang lebih baik. 

Lantas bagaimana islam melihatnya? Pada perspektif islam, Bunda perlu tahu bahwa calm parenting juga sudah diterapkan dengan parenting islami. Pola pengasuhan ini tentu berdasarkan sesuai ajaran Al-Qur’an dan sunnah. 

Dalam penelitian yang ditulis pada Jurnal Multidisipliner Bharasumba ada berbagai aspek parenting islami yang tidak berbeda jauh dengan calm parenting. Dimana, dalam parenting islam anak akan ditanamkan kegembiraan, bermain, bercanda pada anak. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bertinteraksi dengan anak-anakya.1[1]

Selain itu, anak juga akan mendapatkan rasa kasih sayang yang sesuai dan membuatnya merasa nyaman dan dihargai. Anak juga perlu diajarkan berperilaku sopan dan santun terhadap anak selama masa tumbuh kembangnya. 

Banyak orang tua yang mungkin tanpa sadar sering bereaksi dengan marah atau frustrasi saat menghadapi perilaku anak yang menantang. Namun, studi menunjukkan bahwa pola asuh yang penuh ketenangan dapat membantu anak merasa lebih aman dan lebih mudah untuk belajar dari kesalahan mereka. 

Dengan demikian, calm parenting bukan hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga membantu orang tua dalam menjaga kesehatan mental mereka sendiri.

Cara Mendidik dengan Calm Parenting

Menerapkan calm parenting dalam kehidupan sehari-hari memang tidak selalu mudah, terutama dalam situasi yang menuntut kesabaran ekstra. Namun, dengan latihan dan komitmen, orang tua dapat mengembangkan pola asuh yang lebih tenang dan efektif. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Mengontrol Diri Sebelum Bereaksi

Anak-anak seringkali menunjukkan perilaku yang menguji kesabaran orang tua, seperti tantrum, membangkang, atau sulit diatur. Dalam situasi seperti ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol diri sebelum bereaksi. Tarik napas dalam-dalam, hitung hingga lima, dan berikan jeda sejenak sebelum memberikan respons. Cara ini membantu orang tua untuk merespons dengan lebih tenang dan tidak terbawa emosi.

2. Membangun Empati dan Pemahaman

Setiap perilaku anak selalu memiliki alasan di baliknya. Mungkin anak sedang merasa lelah, lapar, atau frustasi. Alih-alih langsung memarahi atau menghukum, cobalah untuk memahami penyebab di balik perilaku tersebut. Mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang sedang kamu rasakan?” atau “Bagaimana aku bisa membantumu?” bisa membantu anak merasa dipahami dan lebih mudah diarahkan.

3. Gunakan Komunikasi Positif

Dalam calm parenting, cara berbicara kepada anak sangat penting. Gunakan nada suara yang lembut, hindari kata-kata kasar, dan pilih kalimat yang membangun. Misalnya, daripada mengatakan “Jangan berantakan!”, cobalah “Mari kita rapikan mainan bersama-sama.” Komunikasi positif membantu anak merasa dihargai dan lebih kooperatif.

4. Terapkan Konsekuensi yang Logis

Konsekuensi dalam mendidik anak tetap diperlukan, tetapi harus bersifat logis dan mendidik. Misalnya, jika anak menumpahkan minuman dengan sengaja, konsekuensinya adalah mereka harus membersihkannya sendiri, bukan dihukum dengan berteriak atau dikurung di kamar. Pendekatan ini mengajarkan anak tentang tanggung jawab tanpa membuat mereka merasa takut atau terancam.

5. Menjadi Contoh yang Baik

Anak-anak belajar dari orang tua mereka, termasuk dalam hal mengelola emosi. Jika orang tua sering bereaksi dengan marah atau frustrasi, anak akan meniru pola yang sama. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan cara menghadapi situasi sulit dengan tenang dan positif. 

Ketika orang tua berhasil mengontrol emosinya, anak akan belajar bahwa tetap tenang adalah cara terbaik dalam menyelesaikan masalah.

6. Berlatih Mindfulness

Mindfulness atau kesadaran penuh dapat membantu orang tua untuk lebih tenang dalam menghadapi berbagai tantangan pengasuhan. Teknik seperti meditasi singkat, pernapasan dalam, atau menuliskan perasaan di jurnal dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas interaksi dengan anak.

7. Memberikan Pujian dan Penguatan Positif

Mengapresiasi perilaku baik anak adalah cara efektif dalam membangun kebiasaan positif. Daripada hanya fokus pada kesalahan, cobalah untuk sering memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik, seperti “Kamu sangat baik berbagi mainan dengan adikmu!” atau “Terima kasih sudah membantu merapikan meja makan.” Penguatan positif ini akan membantu anak lebih termotivasi untuk berperilaku baik.

Kesimpulan

Calm parenting adalah pendekatan pengasuhan yang menekankan ketenangan, empati, dan komunikasi positif dalam menghadapi anak. Dengan menerapkan metode ini, orang tua dapat membantu anak mengembangkan regulasi emosi yang lebih baik dan membangun hubungan yang lebih harmonis dalam keluarga. 

Meskipun tidak selalu mudah, dengan latihan dan kesadaran yang tinggi, setiap orang tua dapat mengembangkan keterampilan calm parenting demi masa depan anak yang lebih bahagia dan seimbang.

Sebagai tambahan, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pola asuh yang penuh kasih sayang dan ketenangan dapat mendukung perkembangan emosional anak secara optimal. Oleh karena itu, calm parenting bukan hanya sekadar metode pengasuhan, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesejahteraan anak dan keluarga.

Reference

  1. Tiara Amalia dkk. Parenting Islami dan Kedudukannya Anak dalam Islam. Jurnal Multidisipliner Bharasumba. Volume 01 Nomor 1 Tahun 2022Child Mind Institute. The Secret to Calm Parenting. Diakses pada 2025 ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *