Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Ini yang Ibu Harus Ketahui dari Motorik Skill Anak, Simak Ya! 

motorik skill
October 15, 2025

Ayah dan Bunda, perkembangan anak bukan hanya soal kemampuan berbicara atau berhitung. Ada aspek krusial yang seringkali luput dari perhatian, yaitu motorik skill atau keterampilan gerak anak. 

Motorik Skill adalah kemampuan anak menggunakan otot-otot tubuhnya, baik otot besar (motorik kasar) maupun otot kecil (motorik halus). Keterampilan ini adalah fondasi bagi banyak aktivitas harian, mulai dari memegang sendok, menulis, berlari, hingga berinteraksi dengan lingkungan. Jika perkembangan motorik terhambat, dampaknya bisa meluas ke kepercayaan diri dan kemampuan akademis anak.

Artikel ini hadir untuk membantu Ibu dan Ayah memahami ini yang harus ketahui tentang pentingnya keterampilan motorik anak. Kita akan mengupas tuntas perbedaan antara motorik halus dan kasar, serta bagaimana cara menstimulasinya melalui permainan sederhana di rumah. Simak Ya! Diharapkan panduan ini membantu Anda mendukung perkembangan fisik dan mental si kecil secara optimal. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Kemampuan Motorik Anak Sesuai Tumbuh Kembangnya

Kemampuan motorik skill anak adalah bagian krusial dalam proses tumbuh kembang yang memengaruhi cara anak bergerak, berinteraksi, dan belajar. Motorik terbagi menjadi dua jenis, yaitu motorik kasar dan motorik halus. 

Motorik kasar melibatkan gerakan besar seperti berjalan dan melompat, sedangkan motorik halus berkaitan dengan gerakan kecil seperti memegang pensil atau mengancingkan baju. Memahami tahapan perkembangan motorik sesuai usia akan membantu orang tua memberikan stimulasi yang tepat dan mendeteksi dini jika terjadi keterlambatan.

Usia 0–12 Bulan: Refleks Dasar dan Gerakan Awal

Pada tahap ini, bayi mulai mengembangkan kontrol terhadap kepala, menggenggam benda, dan berguling. Di usia 6 bulan, bayi biasanya mulai duduk tanpa bantuan dan meraih benda dengan kedua tangan. Menjelang usia 12 bulan, bayi mulai berdiri dan mencoba berjalan.

Maka dari itu, perkembangan motorik pada usia ini sangat dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan dan interaksi dengan orang tua. Jangan biarkan anda melewatkan momen dalam membersamai tumbuh kembang anak ya. 

Usia 1–2 Tahun: Eksplorasi dan Kemandirian Awal

Anak mulai berjalan dengan stabil, memanjat, dan mendorong benda. Motorik halus berkembang melalui aktivitas seperti menyusun balok, mencoret-coret, dan membuka tutup wadah. Ini adalah fase eksplorasi aktif yang membutuhkan pengawasan dan ruang gerak yang aman.

Pada awal pertumbuhan anak, anak usia ini sangat responsif terhadap permainan yang melibatkan gerakan tubuh dan koordinasi tangan-mata. Pada usia tersebut, anak memiliki cara dalam eksplorasi dan mengembangkan kegiatan bermain bersama. 

Usia 3–5 Tahun: Koordinasi dan Keterampilan Terstruktur

Anak mulai bisa melompat, berlari dengan arah yang terkontrol, dan menangkap bola. Motorik halus berkembang melalui kegiatan seperti menggambar bentuk, menggunting, dan menulis huruf. Di usia ini, anak juga mulai menunjukkan preferensi tangan dominan.

Stimulasi motorik halus melalui kegiatan sekolah seperti mewarnai dan menulis sangat penting untuk kesiapan akademik anak. Melakukan kegiatan koordinasi dan keterampilan anak dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh anak. 

Usia 6 Tahun ke Atas: Penguatan dan Kemandirian

Anak sudah mampu melakukan aktivitas fisik yang kompleks seperti bersepeda, berenang, atau bermain olahraga ringan. Motorik halus semakin terasah melalui kegiatan menulis, mengikat tali sepatu, dan menggunakan alat tulis dengan presisi.

Pentingnya aktivitas fisik terstruktur untuk mendukung perkembangan motorik dan kognitif anak secara bersamaan. Anda bisa mulai mengajak anak dengan kegiatan kemandirian gerak tangan dan kemampuan kognitifnya. 

Mengenali Tanda-Tanda Keterlambatan Motorik dan Solusinya

Nah, jika Anda mengetahui bahwa anak memiliki kemampuan motorik skill yang sudah sesuai dengan usianya, maka kenali juga sejumlah keterlambatan motorik pada anak dan solusinya agar Bunda bisa segera menanganinya lebih cepat. 

Motorik Kasar

Jika anak tidak bisa duduk sendiri di usia 9 bulan, belum berjalan di usia 18 bulan, atau sering terjatuh saat berlari di usia 3 tahun, ini bisa menjadi tanda keterlambatan motorik kasar. Anak juga mungkin terlihat kaku atau terlalu lemas saat bergerak.

Keterlambatan motorik kasar dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dan mengikuti kegiatan kelompok. Maka dari itu perlu adanya stimulasi yang tepat, stimulasi bisa dilakukan melalui permainan sederhana seperti menyusun balok, bermain bola, atau menggambar bersama. Konsistensi dan kesabaran sangat penting dalam proses ini. Libatkan anak dalam aktivitas harian yang melibatkan gerakan tubuh dan tangan.

Motorik Halus

Tanda keterlambatan motorik halus meliputi kesulitan menggenggam benda kecil, tidak bisa mencoret-coret di usia 2 tahun, atau kesulitan menggunakan alat tulis di usia 4 tahun. Anak juga mungkin terlihat frustasi saat melakukan aktivitas yang membutuhkan koordinasi tangan.

Studi dari Poltekkes Tanjungkarang menunjukkan bahwa keterlambatan motorik halus dapat berdampak pada kesiapan anak dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Jika orang tua merasa ada keterlambatan yang signifikan, segera konsultasikan dengan dokter anak, terapis okupasi, atau psikolog perkembangan. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang.

Intervensi dini pada anak dengan keterlambatan motorik memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan penanganan yang terlambat.

Selain itu, pahami bahwa setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda. Hindari membandingkan anak dengan saudara atau teman sebayanya. Fokuslah pada kemajuan anak sendiri dan berikan dukungan emosional yang positif.

Dukungan emosional dari orang tua berperan besar dalam membentuk rasa percaya diri anak dalam menghadapi tantangan perkembangan.

Penutup

Memahami tahapan motorik skill anak sesuai usia dan mengenali tanda keterlambatan adalah langkah penting dalam mendampingi tumbuh kembang anak secara optimal. Dengan stimulasi yang tepat, dukungan emosional, dan konsultasi profesional bila diperlukan, orang tua dapat membantu anak berkembang secara fisik, emosional, dan sosial. Motorik bukan hanya soal gerakan, tetapi tentang kesiapan anak menghadapi dunia dengan percaya diri dan kemandirian.

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *