Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Kapan Waktu Ideal Anak Mulai Berbicara? Waspadai Gejalanya Jika Hal Ini Terjadi Pada Anak

keterlembatan berbicara
March 18, 2025

Perkembangan kemampuan berbicara pada anak adalah salah satu tonggak penting yang selalu dinantikan oleh orang tua. Setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, namun ada rentang waktu ideal di mana anak diharapkan mulai mengeluarkan kata-kata pertamanya. 

Bunda dan Ayah tentu ingin memastikan Si Kecil berkembang sesuai dengan tahapan yang seharusnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan waktu ideal anak mulai berbicara dan tanda-tanda apa saja yang perlu diwaspadai jika terjadi keterlambatan.

Secara umum, anak-anak mulai mengeluarkan kata-kata pertama mereka pada usia 12 hingga 18 bulan. Pada usia ini, mereka diharapkan sudah mampu mengucapkan beberapa kata sederhana, seperti “mama”, “papa”, atau “dada”. 

Memasuki usia 2 tahun, kosakata anak akan semakin berkembang dan mereka mulai mampu menggabungkan dua atau tiga kata menjadi kalimat sederhana. 

Namun, perlu diingat bahwa setiap anak unik dan perkembangan mereka bisa sedikit berbeda. Ada anak yang mulai berbicara lebih awal, sementara ada juga yang lebih lambat.

Meskipun demikian, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai jika Si Kecil mengalami keterlambatan bicara. Misalnya, jika pada usia 18 bulan anak belum mengucapkan satu kata pun, atau jika pada usia 2 tahun anak belum mampu menggabungkan kata-kata, sebaiknya Bunda dan Ayah segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli perkembangan anak. 

Deteksi dini dan intervensi yang tepat dapat membantu mengatasi masalah keterlambatan bicara dan memastikan Si Kecil mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Penyebab Anak Terlambat Berbicara dan Gejalanya

Setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda, termasuk dalam kemampuan berbicara. Namun, ada batasan waktu yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua. Umumnya, anak mulai mengucapkan kata pertama di usia sekitar 12 bulan dan bisa menyusun dua kata sederhana di usia 24 bulan. 

Jika anak mengalami keterlambatan dalam mencapai milestone ini, orang tua perlu mewaspadai kemungkinan adanya keterlambatan bicara.

Bunda simak ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan berbicara antara lain:

Kurangnya Stimulasi Lingkungan

Anak yang jarang diajak berinteraksi melalui percakapan atau kurang mendapatkan paparan bahasa dari lingkungan sekitarnya cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuan berbicara. Stimulasi yang minim menghambat proses anak dalam mempelajari dan meniru suara serta memahami makna kata.

Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran pada anak dapat menghambat kemampuan mereka dalam meniru suara dan memahami bahasa. Akibatnya, anak kesulitan dalam mengembangkan kemampuan bicara secara normal.

Gangguan Perkembangan Neurologis

Kondisi neurologis tertentu, seperti spektrum autisme, gangguan pemrosesan sensorik, atau disabilitas intelektual, dapat berdampak pada perkembangan bahasa anak. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan anak dalam memahami, memproses, dan menggunakan bahasa.

Kelainan Anatomi Mulut

Kelainan pada struktur anatomi mulut, seperti ankyloglossia (tongue-tie) atau masalah pada langit-langit mulut, dapat membatasi kemampuan anak dalam mengartikulasikan kata-kata dengan jelas. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam pengucapan dan kejelasan bicara.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Namun, beberapa tanda berikut dapat mengindikasikan potensi keterlambatan bicara yang memerlukan perhatian lebih lanjut:

Usia 12 Bulan

Pada usia ini, sebagian besar anak mulai mengeluarkan suara-suara yang menyerupai kata, seperti “mama” atau “papa,” meskipun belum tentu dengan makna yang jelas.

Jika anak belum menunjukkan upaya untuk mengucapkan kata-kata sederhana atau suara-suara yang bermakna, ini bisa menjadi tanda keterlambatan.

Usia 18 Bulan

Pada usia ini, anak seharusnya mulai mampu meniru suara-suara sederhana dan memahami instruksi sederhana, seperti “ambil bola” atau “duduk.”

Ketidakmampuan untuk meniru suara atau memahami instruksi sederhana dapat mengindikasikan masalah dalam perkembangan bahasa reseptif (pemahaman) dan ekspresif (pengungkapan).

Usia 24 Bulan (2 Tahun)

Pada usia ini, anak seharusnya memiliki kosakata yang lebih luas dan mulai mampu menggabungkan dua kata menjadi frasa sederhana, seperti “mama minum” atau “mobil jalan.”

Jika anak hanya mampu mengucapkan beberapa kata terpisah dan belum mampu menggabungkan kata-kata, ini bisa menjadi tanda keterlambatan dalam perkembangan bahasa ekspresif.

Usia 3 Tahun

Pada usia ini, anak seharusnya mampu berbicara dengan cukup jelas sehingga orang lain dapat memahami mereka. Anak seharusnya juga mampu menggunakan kalimat sederhana untuk berkomunikasi secara efektif.

Kesulitan dalam berbicara dengan jelas atau ketidakmampuan untuk berkomunikasi menggunakan kalimat sederhana dapat mengindikasikan masalah dalam perkembangan bahasa dan artikulasi.

Kurangnya Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal, seperti menunjuk, melakukan kontak mata, dan merespons ketika dipanggil namanya, adalah bagian penting dari perkembangan bahasa.

Kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi secara nonverbal dapat mengindikasikan masalah dalam perkembangan sosial dan komunikasi secara keseluruhan.

Cara Mengatasi Anak Terlambat Berbicara

Setelah memahami penyebab dan gejala keterlambatan bicara, langkah berikutnya adalah mencari cara untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berbicaranya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

Berdasarkan jurnal As Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, menulis adanya analisis yang membahas mengenai pentingnya mengatasi keterlambatan bicara dengan terapi wicara sebagai upaya penanganan speech delay, ditemukan beberapa kesamaan persepsi, yang dapat dijabarkan sebagai berikut [1]

Pelatihan Artikulasi dan Pelafalan yang Intensif

    Terapi wicara menekankan pentingnya latihan pelafalan dan artikulasi secara terus-menerus. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kejelasan pengucapan anak. Latihan pelafalan yang berulang-ulang membantu anak memperkuat otot-otot yang terlibat dalam berbicara.

    Penggunaan Tata Bahasa yang Baik dan Sederhana

      Terapi wicara mendorong penggunaan tata bahasa yang baik dan sederhana dalam berkomunikasi dengan anak. Penggunaan kalimat yang jelas dan mudah dipahami membantu anak memahami struktur bahasa. Hal ini juga membantu anak mengembangkan kemampuan untuk menyusun kalimat sendiri.

      Koreksi Pelafalan yang Keliru

        Terapi wicara melibatkan koreksi pelafalan kata yang masih keliru. Koreksi dilakukan secara lembut dan positif, tanpa membuat anak merasa malu atau tertekan. Koreksi yang konsisten membantu anak memperbaiki pengucapan mereka secara bertahap.

        Interaksi Verbal yang Rutin

          Terapi wicara menekankan pentingnya meluangkan waktu untuk berbicara dengan anak secara rutin. Interaksi verbal yang sering membantu anak terpapar pada berbagai kosakata dan struktur kalimat. Interaksi ini juga memberikan kesempatan bagi anak untuk berlatih berbicara dan berkomunikasi.

          Stimulasi Melalui Dongeng dan Narasi

            Terapi wicara menggunakan dongeng dan narasi sebagai alat stimulasi. Mendengarkan dongeng membantu anak mengembangkan kemampuan mendengarkan dan memahami cerita. Menceritakan kembali dongeng atau melafalkan narasi melatih kemampuan anak untuk berdialog dan berkomunikasi.

            Koordinasi Gerakan Tangan dan Bibir

              Terapi wicara melibatkan latihan koordinasi gerakan tangan dan bibir dalam berkomunikasi. Latihan ini membantu anak memahami hubungan antara gerakan mulut dan suara yang dihasilkan. Gerakan tangan juga dapat digunakan untuk memperkuat makna kata dan membantu anak memahami instruksi.

              Pemberian Pertanyaan yang Mudah Dijawab

                Terapi wicara mendorong pemberian pertanyaan yang mudah dijawab oleh anak. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu anak berlatih mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. Pertanyaan yang tepat juga dapat merangsang anak untuk menggunakan kosakata yang lebih luas.

                Pemanfaatan Teknologi

                  Terapi wicara dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu. Aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang khusus dapat digunakan untuk melatih pelafalan, kosakata, dan pemahaman bahasa. Penggunaan teknologi dapat membuat proses terapi menjadi lebih interaktif dan menarik.

                  Kesimpulan

                  Keterlambatan bicara pada anak adalah hal yang perlu diperhatikan sejak dini. Dengan memahami penyebab dan gejalanya, orang tua dapat segera mengambil langkah yang tepat untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berbicaranya. 

                  Stimulasi yang cukup, interaksi yang intens dengan keluarga, serta dukungan dari tenaga ahli seperti terapis wicara dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan ini. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika anak menunjukkan tanda-tanda keterlambatan bicara yang signifikan.

                  Reference

                  1. Fadilah Rahmah dkk. 2023. Penanganan Speech Delay Pada Anak Usia Dini Melalui Terapi Wicara. As Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

                  Leave A Comment:

                  Your email address will not be published. Required fields are marked *