Anti Kekerasan! Tips Cara Menangani Anak Malas yang Efektif
Mendidik anak bukan satu hal yang mudah. Anda perlu membutuhkan kesabaran dan pemahaman. Salah satu tantangan yang sering dihadapi orang tua adalah ketika anak menunjukkan sikap malas. Anda perlu tahu cara menangani anak malas yang tepat tanpa kekerasan.
Padahal, kekerasan bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi anak malas. Selain tidak efektif, kekerasan justru dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis anak.
Lantas, bagaimana cara menangani anak malas secara efektif tanpa kekerasan? Artikel ini akan membahas 5 tips jitu yang bisa Anda coba. Kami akan mengulas berbagai strategi yang berfokus pada pendekatan positif, komunikasi yang baik, dan pemahaman akan kebutuhan anak.
Mengapa Anak Malas Beraktivitas dan Belajar?

Banyak orang tua yang cepat melabeli anak mereka sebagai “malas” karena anak tidak ingin mengerjakan pekerjaan rumah, bermain dengan teman, atau terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Anak-anak seperti itu mungkin juga menghindar, menunda-nunda, atau mengeluh bosan. Namun, jika kita menggali lebih dalam, kita dapat dengan mudah menemukan penyebab yang mendasari “kemalasan” tersebut.
Meskipun ada perbedaan dalam temperamen, sebagian besar anak memiliki rasa penasaran, sosial, termotivasi, dan bahagia yang besar. Ketika seorang anak tidak tampil sesuai seperti bagaimana teman-temannya lakukan, Bunda bisa saja menyebutnya sebagai ada sesuatu yang salah.
Sayangnya, Anda perlu mengetahui ada beberapa hal yang membuat anak menjadi malas. Hal ini terjadi pada anak, saat ia mengalami beberapa hal yang tidak nyaman baginya. Misalnya, rasa depresi, kecemasan berlebihan, adanya berbagai gangguan mental seperti ADHD hingga kehilangan ketertarikan dengan berbagai aktivitas.
Jika orang tua mengetahui penyebab dari kemalasan anak, maka pertimbangan langkah yang tepat untuk memberikan nasihat kepada anak mengenai permasalahan kemalasan yang dialami anak. Anda mencari tahu seberapa parah tingkat kemalasan anak.
Kemudian, apakah ketika anak malas melakukan berbagai aktivitas itu akan banyak merugikan atau menyenangkan baginya. Anda juga perlu menyadari bahwa suatu hari anak dengan kebiasaan malasnya ini mampu untuk diatasi atau tidak dan masih banyak lagi.
Dengan mengidentifikasi sejak awal, Bunda jadi memiliki berbagai cara untuk mengurangi berbagai kemalasan pada anak.
Penyebab Anak Malas Belajar

Nah Bunda, dilansir dari Jurnal Universitas Bandar Lampung ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab anak malas yang kerap kali diabaikan orang tua. Pada artikel ini ada dua faktor mulai dari faktor fisik dan faktor psikologi yang mempengaruhi anak malas.
Faktor Fisik
Kondisi kesehatan seseorang memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Saat tubuh tidak sehat, kelemahan fisik dapat timbul dan berdampak pada kinerja sistem saraf, baik sensorik maupun motorik. Akibatnya, kemampuan otak dalam menerima dan mengolah informasi dari lingkungan sekitar menjadi terganggu.
Anak-anak yang sedang sakit mungkin akan kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah. Gejala seperti rasa lelah yang berlebihan, sering mengantuk, pusing, sulit berkonsentrasi, dan kurangnya motivasi dapat menghambat mereka dalam belajar.
Selain itu, gangguan fisik ringan seperti masalah pendengaran atau penglihatan juga dapat mempengaruhi kemampuan belajar anak. Anak-anak dengan gangguan ini akan kesulitan menerima informasi secara efektif karena indra mereka tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, mereka mungkin tertinggal dalam pelajaran dan sulit memahami materi yang diajarkan.
Dalam hal ini, penting bagi orang tua dan guru untuk memperhatikan kondisi kesehatan anak. Jika anak sering sakit atau menunjukkan gejala-gejala yang mengganggu proses belajar.
Anak sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan demikian, anak dapat belajar dengan lebih baik dan meraih potensi akademik mereka secara optimal.
Faktor Psikologi
Nah, keberhasilan sebuah aktivitas dan kegiatan juga sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis yang baik. Aspek-aspek psikologis seperti tingkat intelegensi, bakat alam, minat, motivasi, kesehatan jiwa, dan karakter personal turut berperan dalam membentuk gaya belajar seseorang.
Kemampuan berpikir, ketertarikan pada materi pelajaran, dan kuatnya dorongan untuk mencapai tujuan pembelajaran akan menentukan tingkat ketertarikan anak dalam proses belajar. Oleh karena itu, keengganan dalam belajar dapat bersumber dari faktor fisik maupun psikologis.
Pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor ini akan memampukan para pendidik dan orang tua dalam memberikan bantuan yang tepat kepada para peserta didik. Dengan begitu, siswa dapat mengatasi berbagai rintangan dalam belajar dan memaksimalkan potensi yang mereka miliki.
Tips Mengatasi Anak Malas Belajar

Untuk menjaga anak tetap semangat beraktivitas dan belajar, maka temukan tips yang tepat dalam membangun hubungan komunikasi yang baik dengan baik agar semangat dalam menyelesaikan tugasnya.
Membangun Dialog dengan Anak
Sebelum memerintahkan anak untuk belajar atau mendaftarkannya ke tempat kursus, orang tua sebaiknya menjalin komunikasi yang baik terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam faktor-faktor yang menyebabkan anak kurang termotivasi dalam belajar.
Studi menunjukkan bahwa komunikasi yang baik antara orang tua dan anak berperan penting dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Menurut American Academy of Pediatrics, dialog yang terbuka dan positif membantu anak mengembangkan keterampilan bahasa, memperkuat hubungan emosional, dan membangun rasa percaya diri.
Berikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan terkait proses pembelajaran, kesulitan yang dihadapi, serta apa yang ia butuhkan untuk mendukungnya dalam belajar.
Melibatkan Anak dalam Menentukan Tujuan Belajar
Seringkali anak menganggap belajar sebagai suatu kewajiban semata, tanpa memahami makna dan manfaat dari materi yang dipelajari. Oleh karena itu, orang tua perlu membimbing anak untuk mengenali tujuan belajarnya. Idealnya, kaitkan tujuan belajar ini dengan cita-cita atau minat anak.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak merasa bahwa mereka memiliki peran dan dilibatkan dalam proses pembelajaran, maka mereka lebih termotivasi dan keterlibatan mereka meningkat. Ini karena anak-anak merasa lebih bertanggung jawab atas hasil mereka dan lebih berinvestasi dalam proses belajar
Sebagai contoh, jika anak memiliki cita-cita menjadi seorang arsitek, jelaskan keterkaitan antara tugas-tugas arsitek dengan pelajaran matematika, atau mungkin pelajaran ilmu sosial dan sejarah.
Memahami Gaya Pembelajaran Anak
Setiap anak memiliki preferensi gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang lebih suka belajar dengan membaca, ada yang lebih suka mendengarkan, dan ada pula anak yang lebih suka belajar melalui praktik.
Menurut Richard Bandler, gaya belajar merupakan salah satu cara yang diambil oleh masing-masing anak dalam menyerap informasi yang sulit dan baru. Gaya belajar ini juga mempengaruhi bagaimana anak memproses, menampung informasi yang masuk otak.
Dominasi kerja otak yang akan bertugas untuk menemukan dan mendukung gaya belajar anak. Ada berbagai macam faktor pendukung gaya belajar anak seperti: lingkungan, emosional, sosiologis, fisiologis, dan psikologis.
Dengan memahami gaya belajar anak, orang tua akan lebih mudah menyesuaikan materi dan sistem pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan anak.
Nah, itu tadi adalah sejumlah cara menangani anak malas yang bisa Anda terapkan di rumah. Temukan cara yang sesuai serta sesuaikan dengan kondisi anak agar pembelajaran dan tingkat kemalasan anak bisa berkurang.
Reference:
Ramadhan Kevin, Prasetya, Hikmah 2023. Studi Tentang Perilaku Malas Belajar pada Siswa. Seminar Nasional Pengenalan Lapangan Persekolahan. Universitas Andalas: 416-424
Jurnal Manhattan Psychology Group Is Your Children Lazy, Bored or Something Deeper?
Jurnal Dr Joanne Foster Kids’ Laziness: Is It Okay or Unhealthy?
Luk Luk Nur Mufidah. 2021 Memahami Gaya Belajar Untuk Meningkatkan Potensi Anak. Jurnal Perempuan dan Anak IAIN Tulungagung: 246-260

