Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Belajar Memahami Sirah Nabi dari Al-Qur’an, Simak Ini Cara Terbaik Agar Anak Memahaminya

sirah nabi
August 10, 2025

Ayah dan Bunda, sirah para nabi tentu dapat menambah pengetahuan kita dan si kecil serta menumbuhkan cinta dan meneladani akhlak beliau. 

Namun, seringkali kita menganggap sirah sebagai cerita yang terpisah dari Al-Qur’an. Padahal, Al-Qur’an sendiri adalah sumber utama yang kaya akan petunjuk dan potongan kisah hidup Nabi. Lalu, bagaimana cara terbaik agar anak memahaminya dengan mudah?

Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda belajar memahami Sirah Nabi dari Al-Qur’an, serta memberikan strategi praktis untuk mengenalkannya kepada si kecil. Kita akan membahas bagaimana kisah-kisah dalam Al-Qur’an beserta ayatnya, seperti tentang Nabi Musa atau Nabi Ibrahim dan cara terbaik mengajari anak memahami sirah para nabi. 

Diharapkan dengan pendekatan ini, anak akan melihat Al-Qur’an sebagai buku cerita terbesar yang menghubungkan mereka dengan Nabi tercinta. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Mengenalkan Sirah Nabi Melalui Ayat Al-Qur’an

Kisah para nabi dalam Al-Qur’an bukan sekadar cerita, tetapi sarat dengan pelajaran hidup, nilai keimanan, dan keteladanan. Mengenalkan sirah nabi kepada anak sejak dini bisa menjadi cara yang efektif untuk membentuk karakter, memperkuat akidah, dan menanamkan nilai-nilai luhur. Al-Qur’an menyajikan kisah para nabi dengan bahasa yang menyentuh dan penuh hikmah, sehingga sangat cocok dijadikan bahan pembelajaran keluarga.

Berikut lima kisah nabi yang diangkat langsung dari ayat Al-Qur’an dan bisa dikenalkan kepada anak dengan pendekatan yang sederhana namun bermakna.

1. Kisah Nabi Musa 

Nabi Musa adalah salah satu nabi yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an, lebih dari 130 kali. Salah satu kisah pentingnya adalah saat beliau memimpin Bani Israil keluar dari kezaliman Firaun. 

نَتْلُوْا عَلَيْكَ مِنْ نَّبَاِ مُوْسٰى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ۝٣

Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Firʻaun dengan sebenarnya untuk kaum beriman.

Dalam Surah Al-Qashash ayat 3, Allah berfirman: “Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman.” Ayat ini menunjukkan bahwa kisah Nabi Musa bukan hanya sejarah, tetapi pelajaran iman dan keberanian.

Orang tua bisa mengenalkan kisah ini kepada anak sebagai contoh perjuangan melawan ketidakadilan dan pentingnya percaya kepada pertolongan Allah. Cerita Nabi Musa bisa dikemas dalam bentuk dongeng islami atau ilustrasi sederhana agar anak lebih mudah memahami. Melalui kisah ini, anak belajar bahwa menghadapi kesulitan dengan iman dan keberanian adalah bagian dari ajaran Islam.

2. Kisah Nabi Yunus 

Kisah Nabi Yunus mengajarkan tentang introspeksi, kesabaran, dan pentingnya kembali kepada Allah. 

وَاِنَّ يُوْنُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۗ ۝١٣٩

Dalam Surah As-Saffat ayat 139 artinya Sesungguhnya Yunus benar-benar termasuk para rasul. Makna dari ayat ini menjelaskan tentang nabi Yunus yang ditempa dengan kesulitan. Ayat ini menunjukkan bahwa zikir dan doa adalah jalan keluar dari kesulitan.

Orang tua bisa menggunakan kisah ini untuk mengajarkan anak tentang pentingnya mengakui kesalahan dan memohon ampun kepada Allah. Saat anak merasa kecewa atau melakukan kesalahan, kisah Nabi Yunus bisa menjadi pengingat bahwa Allah selalu membuka pintu taubat. Dengan pendekatan yang lembut, anak akan belajar bahwa kembali kepada Allah adalah hal yang mulia dan penuh harapan.

3. Kisah Nabi Yusuf 

Kisah Nabi Yusuf adalah salah satu kisah terpanjang dan paling lengkap dalam Al-Qur’an. 

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ ۝٣

Dalam Surah Yusuf ayat 3, Allah berfirman: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelumnya termasuk orang yang tidak mengetahui.” Kisah ini mengajarkan tentang kesabaran dalam menghadapi ujian, menjaga kehormatan diri, dan pentingnya memaafkan.

Orang tua bisa mengenalkan kisah Nabi Yusuf kepada anak sebagai contoh bagaimana tetap sabar saat menghadapi perlakuan tidak adil. Anak juga bisa belajar bahwa memaafkan adalah sikap mulia, seperti yang dilakukan Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya. 

Cerita ini bisa disampaikan melalui buku bergambar atau video animasi agar anak lebih mudah memahami dan meneladani sikap Nabi Yusuf.

4. Kisah Nabi Muhammad 

Kisah hidup Rasulullah tersebar dalam banyak ayat Al-Qur’an, termasuk saat Allah menghibur beliau dalam perjuangan dakwah. Dalam Surah Al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman: 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ۝٢١

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari kiamat serta banyak menyebut Allah.” Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah adalah contoh terbaik dalam akhlak dan kehidupan.

Orang tua bisa mengenalkan sirah Nabi Muhammad kepada anak melalui cerita keseharian beliau, seperti sikap jujur, sabar, dan penyayang. Anak bisa diajak meniru kebiasaan Rasulullah, seperti memberi salam, membantu orang lain, dan menjaga kebersihan. 

Dengan mengenal Rasulullah sebagai tokoh yang dekat dan penuh kasih, anak akan lebih mudah mencintai beliau dan menjadikan akhlaknya sebagai panutan.

5. Kisah Nabi Ibrahim  

Nabi Ibrahim dikenal juga memiliki kisah yang indah dalam keteguhan dalam beriman. 

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ ۝١٠٠

Dalam Surah Ash-Shaffat ayat 100–102, Allah berfirman: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar.” Kisah ini menggambarkan keikhlasan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah.

Orang tua bisa mengenalkan kisah Nabi Ibrahim kepada anak sebagai contoh cinta kepada Allah yang melebihi segalanya. Saat Idul Adha, misalnya, cerita tentang kesediaan Nabi Ibrahim menyembelih putranya bisa dijadikan bahan diskusi tentang makna pengorbanan dan ketaatan. 

Dengan pendekatan yang penuh kasih, anak akan belajar bahwa iman yang kuat membutuhkan keikhlasan dan keberanian dalam menjalankan perintah Allah.

Cara Efektif Mengenalkan Sirah Nabi kepada Anak Usia Dini

Mengajarkan kisah hidup para nabi kepada anak usia dini bukanlah proses yang instan. Diperlukan pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, agar mereka bisa memahami dan mencintai tokoh-tokoh teladan dalam Islam. Sirah nabi bukan hanya cerita, tetapi sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kesabaran, dan keberanian.

Berikut adalah lima metode yang bisa diterapkan oleh orang tua untuk mengenalkan sirah nabi kepada anak dengan cara yang menyenangkan, bermakna, dan sesuai dengan usia mereka.

1. Gunakan Cerita Bergambar atau Buku Pop-Up

Anak-anak usia dini cenderung lebih tertarik pada gambar dan warna. Oleh karena itu, buku cerita bergambar atau buku pop-up tentang kisah para nabi bisa menjadi media yang sangat efektif. 

Visual yang menarik membantu anak memahami alur cerita dan mengenali karakter dengan lebih mudah. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih cepat menangkap pesan moral melalui media ilustratif dibandingkan teks naratif biasa.

Orang tua bisa memilih buku yang menyajikan kisah nabi dengan ilustrasi yang ramah anak dan bahasa yang sederhana. Misalnya, buku tentang Nabi Yusuf yang menggambarkan kesabaran dan kejujuran, atau kisah Nabi Ibrahim yang penuh pengorbanan. 

Dengan membacakan cerita secara rutin, anak akan terbiasa mendengar nama-nama nabi dan mulai memahami nilai-nilai yang mereka ajarkan.

2. Menggunakan Video Interaktif Program Mengaji Online 

Permainan peran atau drama kecil adalah cara yang menyenangkan untuk menghidupkan kisah nabi dalam imajinasi anak. Anak bisa diajak bermain peran sebagai Nabi Ibrahim dan Ismail saat membangun Ka’bah, atau menjadi Nabi Musa yang memimpin umatnya keluar dari kezaliman Firaun. 

Aktivitas ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat daya ingat anak terhadap cerita yang mereka perankan.

Melalui permainan peran, anak belajar memahami emosi, tindakan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kisah nabi. Orang tua bisa mendampingi dan memberikan penjelasan sederhana tentang makna dari setiap adegan. 

Misalnya, saat anak berperan sebagai Nabi Yunus yang berdoa di dalam perut ikan, orang tua bisa menjelaskan pentingnya berdoa dan bertawakal kepada Allah dalam situasi sulit.

3. Jadikan Bagian dari Rutinitas Harian

Mengenalkan sirah nabi tidak harus dilakukan secara formal atau dalam waktu khusus. Orang tua bisa menyisipkan cerita nabi dalam rutinitas harian, seperti saat menjelang tidur, saat sarapan, atau dalam perjalanan. 

Dongeng sebelum tidur tentang kisah nabi bisa menjadi momen yang hangat dan penuh makna antara orang tua dan anak.

Konsistensi dalam mengenalkan kisah nabi akan membentuk kebiasaan positif pada anak. Mereka akan terbiasa mendengar nama-nama nabi dan memahami nilai-nilai yang diajarkan, tanpa merasa sedang belajar. Rutinitas ini juga memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak, karena dilakukan dalam suasana yang nyaman dan penuh kasih.

4. Beri Contoh Nyata dalam Kehidupan

Teladan dari orang tua adalah cara paling kuat untuk mengajarkan nilai-nilai dari kisah nabi. Anak-anak lebih mudah meniru perilaku yang mereka lihat daripada memahami nasihat verbal. Jika orang tua menunjukkan sikap rajin beribadah dan shalat seperti nabi Muhammad anak akan belajar bahwa nilai-nilai tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Orang tua bisa menjadikan momen-momen kecil sebagai sarana pembelajaran. Misalnya, saat menghadapi kemacetan dengan sabar, orang tua bisa berkata, “Kita belajar sabar seperti Nabi Ayub, ya.” Dengan pendekatan ini, anak akan memahami bahwa kisah nabi bukan hanya cerita masa lalu, tetapi pedoman hidup yang relevan dan bisa diteladani setiap hari.

Kini Belajar dengan Metode Terbaik Untuk Anak Bisa di TPQ Online Albata 

Belajar memahami sirah nabi sejak dini bukan hanya memperkenalkan kisah sejarah, tapi juga membentuk kepribadian dan akhlak anak. Melalui ayat-ayat Al-Qur’an, kisah para nabi menjadi cermin nilai kebaikan yang mudah dipahami anak jika diajarkan dengan pendekatan yang tepat..

Bersama TPQ Online Albata, Ayah dan Bunda memberikan pembelajaran dan mengajarkan anak mengenai pentingnya sirah sebagai inspirasi kita dengan keteladanan akhlak para nabi. 

TPQ Albata Online menawarkan solusi cerdas bagi pendidikan agama Islam anak usia 3 hingga 13 tahun tidak hanya belajar mengaji Al-Qur’an namun belajar mengenai sirah. Dengan menggunakan metode Fun Learning yang interaktif, anak-anak dapat mempelajari Al-Qur’an dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, semuanya dilakukan dari kenyamanan rumah mereka sendiri. 

TPQ Online Albata membantu orang tua untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan pengajaran terbaik bersama ustadzah profesional. Segera daftarkan putra-putri Anda di TPQ Albata Online dan saksikan mereka tumbuh menjadi generasi Qurani yang cerdas dan berakhlak mulia. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *