Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Faktor Pemicu LGBT Serta Peran Orang Tua Mencegah LGBT Pada Anak 

mencegah lgbt pada anak
February 11, 2025

Bunda, di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, ada banyak nilai-nilai dan norma-norma sosial mengalami pergeseran yang signifikan. Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) pada anak-anak. Peran orang tua mencegah LGBT pada anak tentu menjadi langkah awal agar anak tidak terjerumus pada pergeseran ini.  

Perilaku ini menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, termasuk para orang tua. Sebagai orang tua, kita memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah dan mengatasi perilaku LGBT pada anak-anak.

Penting untuk dipahami bahwa perilaku LGBT bukanlah penyakit atau kelainan yang menular. Perilaku ini lebih merupakan hasil dari berbagai faktor yang kompleks, seperti faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.

Anak-anak yang menunjukkan perilaku LGBT sejak dini mungkin mengalami kebingungan identitas gender atau tertarik pada sesama jenis. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memiliki pemahaman yang baik tentang perilaku LGBT agar dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat kepada anak-anak mereka.

Faktor Pemicu LGBT pada Anak 

Penting untuk dipahami bahwa perilaku LGBT bukanlah penyakit atau kelainan yang menular. Perilaku ini lebih merupakan hasil dari berbagai faktor yang kompleks, seperti faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Mengetahui faktor pemicu, membuat orang tua bisa memiliki cara untuk mencegah LGBT pada anak yang tepat. 

Anak-anak yang menunjukkan perilaku LGBT sejak dini mungkin mengalami kebingungan identitas gender atau tertarik pada sesama jenis.

Individu LGBT merasa bahwa tindakan mereka benar dan sah, bahkan menyamakan diri mereka dengan individu heteroseksual. Ketidaksadaran akan perilaku menyimpang seperti LGBT membuat banyak orang tidak berusaha mencegahnya.

Dorongan Nafsu Seksual 

Menurut penelitian bahwa kebutuhan biologis manusia yang menyebabkan adanya dorongan nafsu yang menyimpang dapat menyebabkan seseorang terjerumus dalam perilaku LGBT. Dorongan ini muncul melalui kontak langsung dengan indra, seperti penglihatan, pendengaran, dan sentuhan.

Faktor pendorong nafsu seksual terkait dengan sistem hormonal tubuh manusia yang memengaruhi dorongan seksualitas dan orientasi seksual. Rangsangan indrawi (mata, telinga, kulit) dapat memicu aktivitas hormonal yang mendorong pemenuhan kebutuhan biologis berupa penyaluran seksualitas.

Kelalaian Orang tua, Pergaulan dan Lingkungan

Selain dorongan seksual, ada juga faktor lain yang bisa memicu perilaku LGBT, yaitu kurangnya perhatian keluarga, pergaulan dan lingkungan yang salah, moral dan akhlak yang kurang, serta pengetahuan agama yang lemah. Kurangnya dukungan keluarga terhadap identitas diri pelaku LGBT juga bisa bikin kesehatan mental mereka terganggu.

Ada sejumlah faktor keluarga seperti latar belakang, pengalaman masa lampau, peristiwa yang traumatis, dan masih banyak lagi. Maka dari itu penting orang tua mulai melihat gejala dan cerita anak agar tidak masuk dalam lingkaran LGBT. 

Ciri Anak Memiliki Orientasi Seksual yang Berbeda 

Ketertarikan seksual yang dialami selama masa anak hingga pubertas bisa terasa lebih intens dan menyebabkan kebingungan dan membuat anak kewalahan. Umumnya anak tertarik dengan lawan jenisnya, namun bagaimana dengan anak yang memiliki orientasi seksual yang berbeda? Simak berikut ini ciri yang menunjukkan anak memiliki orientasi seksual yang berbeda. 

Keinginan Berulang Menjadi Lawan Jenis

Maksudnya, si anak tidak hanya sesekali ingin menjadi anak perempuan atau laki-laki, tapi keinginan ini muncul berulang kali dalam kesehariannya. Misalnya, anak laki-laki yang terus-menerus ingin memakai baju perempuan, bermain dengan boneka, atau meniru gaya bicara perempuan.

Ketertarikan pada Cross-dress (Lintas Busana)

Ini berarti anak tertarik dan nyaman memakai pakaian yang biasanya identik dengan lawan jenis. Contohnya, anak perempuan yang sering memakai kemeja dan celana laki-laki, atau anak laki-laki yang suka memakai gaun dan perhiasan perempuan.

Memerankan Lintas Gender dalam Pretend Play dan Berfantasi

Pretend play adalah permainan pura-pura, seperti bermain rumah-rumahan atau menjadi tokoh tertentu. Anak yang punya kecenderungan ini, saat bermain pura-pura, selalu ingin menjadi tokoh dari lawan jenis. Fantasinya juga berlebihan tentang menjadi lawan jenis, bahkan mungkin sampai menciptakan cerita-cerita yang tidak biasa.

Keinginan Kuat dalam Permainan dan Hobi Lawan Jenis

Anak ini sangat tertarik dan ingin ikut serta dalam kegiatan yang biasanya dianggap untuk lawan jenis. Misalnya, anak laki-laki yang sangat ingin ikut tim cheerleader perempuan, atau anak perempuan yang lebih suka bermain sepak bola dan mobil-mobilan daripada boneka.

Kecenderungan Kuat Menyukai Teman Sesama Jenis

Ini bukan sekadar suka bermain dengan teman sesama jenis, tapi ada ketertarikan yang lebih dalam. Misalnya, anak laki-laki yang merasa sangat nyaman dan dekat dengan teman laki-lakinya, bahkan mungkin menunjukkan perasaan sayang yang lebih dari sekadar teman.

Pertanyaan tentang Identitas Gender dan Seksualitas

Anak mulai mempertanyakan, “Aku ini sebenarnya laki-laki atau perempuan?”, atau “Kenapa aku merasa berbeda?”. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa muncul karena kebingungan atau ketidaknyamanan dengan identitas gender atau orientasi seksualnya.

Peran Orang Tua Mencegah LGBT Pada Anak 

Nah, bunda bagaimana sih peran orang tua sebagai langkah awal mencegah perilaku LGBT pada anak? Orang tua bisa memberikan edukasi sederhana mengenai orientasi seksual anak. Selain itu guna mengurangi penyimpangan, orang tua harus tegas terhadap pembentukan karakter anak. Berikut langkah berikutnya untuk mencegah LGBT pada anak. 

Menguatkan Karakter dan Akhlak pada Anak 

Islam mengajarkan anak untuk tumbuh dengan karakter yang baik dan ahsan. Orang tua perlu memberikan pelajaran agama islam dengan menerapkan syariat Allah ﷻ dan meninggalkan hal-hal yang buruk. Penerapan ini bisa membantu orang tua untuk mencegah LGBT pada anak yang sesuai. 

Selain itu, tumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Anak yang tumbuh dengan tidak percaya diri biasanya jadi nggak nyaman kalau dekat-dekat sama lawan jenis. Hal ini juga bisa dialami oleh perempuan. Orang yang punya konsep diri rendah punya potensi besar untuk terjerumus ke dalam penyimpangan seksual.

Membekali Anak dengan Pengetahuan Seksualitas yang Benar 

Pendidikan seks yang diberikan orang tua adalah kunci utama dalam mencegah perilaku LGBT pada anak. Dengan pengetahuan yang benar tentang seksualitas, anak dapat memahami perubahan tubuhnya dan cara merawatnya. Pendidikan seks yang baik akan membantu anak menjaga kesehatan organ reproduksinya dan memberikan dampak positif bagi perkembangan dirinya.

Membangun Lingkungan Keluarga yang Sehat

Lingkungan keluarga yang tidak sehat, seperti kurangnya komunikasi antar anggota keluarga, dapat mendorong anak untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya. 

Anak yang tidak memiliki hubungan dekat dengan orang tuanya lebih rentan untuk terlibat dalam perilaku LGBT tanpa melibatkan orang tuanya dalam proses tersebut. Membangun keluarga yang baik juga bisa perlahan mencegah LGBT pada anak sebab anak tumbuh pada lingkungan yang sehat. 

Permasalahan yang dihadapi keluarga perlu dipertimbangkan dengan bahasa yang baik pada anak agar amarah dan emosi tidak menghalangi komunikasi keluarga. Bijaksana dalam menghadapi masalah berarti mampu mengendalikan emosi dan mencari solusi yang terbaik. Allah  berfirman:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ” (QS. Ali Imran: 134)

Artinya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Peran orang tua sangat penting dalam mencegah dan mengatasi perilaku LGBT pada anak. Dengan memberikan pendidikan agama dan moral yang kuat, komunikasi yang terbuka, kasih sayang dan perhatian yang cukup serta pengawasan yang bijaksana, bisa membantu anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat dan bahagia. 

Jika anak menunjukkan perilaku LGBT, jangan panik dan menghakimi. Tunjukkan cinta dan dukungan, cari tahu penyebabnya, konsultasi dengan ahli, dan berikan pendidikan serta terapi yang sesuai dengan kondisi anak. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *