Membiasakan Anak Berakhlak Baik, Lakukan Hal Ini Sejak Dini Ya
Ayah dan Bunda, di antara kecerdasan intelektual dan pencapaian akademis, berakhlak baik adalah warisan terpenting yang bisa kita tinggalkan untuk anak-anak.
Membiasakan anak akhlak baik seperti jujur, sabar, sopan santun, dan empati bukanlah proses instan, melainkan sebuah penanaman berkelanjutan yang dimulai dari rumah.
Perilaku adalah cerminan anak, jika kita ingin anak berakhlak mulia, kita harus mencontohkannya terlebih dahulu. Artikel ini hadir untuk memberikan panduan praktis. Kita akan mengupas cara konkret menanamkan nilai-nilai luhur ini melalui kegiatan sehari-hari, menjadikan setiap momen sebagai kesempatan emas untuk membentuk karakter mereka. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Pentingnya Membiasakan Berakhlak yang Baik pada Anak
Membentuk anak berakhlak baik merupakan tugas utama setiap orang tua dalam pendidikan Islam. Akhlak bukan hanya tentang perilaku lahiriah, tetapi juga cerminan hati yang bersih dan niat yang tulus dalam berbuat baik.
Membentuk akhlak tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan keteladanan, konsistensi, dan lingkungan yang mendukung. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan alami setiap hari, sehingga pembiasaan sejak dini menjadi pondasi utama.
1. Akhlak Menjadi Dasar Pembentukan Karakter

Akhlak yang baik merupakan kunci terbentuknya karakter positif dalam diri anak. Proses pembiasaan perilaku baik sejak usia dini berperan penting dalam membentuk kepribadian anak di masa remaja dan dewasa. Anak yang terbiasa sopan, jujur, dan santun akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial yang beragam.
Dalam Islam, pendidikan akhlak mencakup bimbingan rohani, pengendalian diri, serta pembiasaan perilaku terpuji. Maka dari itu, orang tua perlu menanamkan nilai-nilai akhlak bukan hanya melalui ucapan, tetapi juga tindakan nyata yang dicontohkan setiap hari.
2. Mencegah Perilaku Negatif Sejak Dini
Anak yang tidak dibiasakan berakhlak baik cenderung mudah meniru perilaku buruk dari lingkungan sekitarnya. Pembiasaan akhlak berfungsi sebagai tameng moral yang menjaga anak dari pengaruh negatif media dan pergaulan.
Anak yang mendapat pendidikan akhlak sejak dini memiliki kemampuan lebih baik dalam membedakan benar dan salah, serta lebih sensitif terhadap nilai-nilai etika sosial. Hal ini menunjukkan bahwa pembiasaan akhlak dapat menjadi bentuk pencegahan dini terhadap perilaku menyimpang.
3. Akhlak Baik Menjadi Cerminan Keimanan

Dalam Islam, akhlak adalah bukti keimanan seseorang. Maka, mendidik anak agar berakhlak baik berarti membentuk mereka agar menjadi hamba Allah yang beriman dan beramal saleh.
Ketika anak terbiasa berlaku sopan, menghormati orang lain, dan menjaga lisan, itu menunjukkan kedalaman iman yang ditanamkan sejak kecil. Dengan demikian, pembiasaan akhlak bukan sekadar membentuk perilaku sosial, tetapi juga bagian dari ibadah yang bernilai di sisi Allah.
Apa Saja Akhlak Baik yang Bisa Dicontoh Anak
Akhlak yang baik tidak hanya diajarkan melalui teori, tetapi juga melalui pembiasaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa akhlak yang bisa dilatih sejak dini agar anak tumbuh menjadi pribadi yang santun dan beradab.
1. Adab Makan
Anak perlu dibiasakan untuk membaca basmalah sebelum makan, tidak berlebihan, dan makan dengan tangan kanan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)’. (Abu Daud 3767)
Mengajarkan adab makan tidak hanya tentang etika, tetapi juga tentang syukur dan pengendalian diri. Anak yang diajarkan makan dengan adab Islami menunjukkan tingkat kesopanan dan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dalam kehidupan sosialnya.
2. Adab Tidur

Membiasakan anak membaca doa sebelum tidur, tidur dalam keadaan suci, dan tidak tidur terlalu larut merupakan bagian dari pendidikan akhlak. Rasulullah ﷺ mencontohkan agar sebelum tidur untuk sebaiknya berwudhu terlebih dahulu. Hal ini bisa Anda biasakan pada si kecil ya.
Hal ini berdasarkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
Kebiasaan ini bukan hanya menenangkan jiwa anak, tetapi juga membentuk pola hidup yang sehat dan disiplin. Ketika anak terbiasa menutup harinya dengan doa, ia belajar bahwa tidur pun bisa menjadi ibadah.
3. Adab Memberi dan Menjawab Salam
Salam adalah tanda cinta dan persaudaraan dalam Islam. Anak perlu dibiasakan memberi salam ketika masuk rumah, bertemu teman, atau berbicara dengan orang yang lebih tua.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwasanya ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ « تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ »
“Amalan islam apa yang paling baik?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Memberi makan (kepada orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan kepada orang yang tidak engkau kenali. ” (HR. Bukhari no. 6236)
Kebiasaan ini menumbuhkan rasa hormat, sopan santun, dan kebersamaan. Dalam konteks psikologi sosial, memberi salam juga memperkuat keterikatan emosional antara anak dan lingkungan sekitarnya.
4. Adab Mengambil dan Memberi dengan Tangan Kanan
Islam mengajarkan agar setiap aktivitas positif dilakukan dengan tangan kanan, termasuk saat memberi atau menerima sesuatu. Hal ini menanamkan rasa hormat dan adab dalam berinteraksi.
أن اليسرى تقدم للأذى واليمنى لما عداه
“Tangan kiri didahulukan untuk menghilangkan kotoran, sedangkan tangan kanan untuk selain itu.” (Syarhul Mumthi’, 1: 178)
Dengan membiasakan anak menggunakan tangan kanan, orang tua tidak hanya mengajarkan etika, tetapi juga nilai ketaatan terhadap sunnah Rasulullah ﷺ. Ketaatan kecil seperti ini akan membentuk kebiasaan disiplin dan tanggung jawab yang besar di masa depan.
5. Adab Ketika Bersin

Ketika anak bersin, ajarkan untuk mengucapkan “Alhamdulillah,” dan bagi yang mendengarnya dianjurkan menjawab dengan “Yarhamukallah.” Hal ini merupakan bentuk interaksi sosial yang penuh kasih dan doa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( إَنَّ اللهَ يُحِبُّ العُطَاسَ ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ ، فَإذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَحَمِدَ اللهَ تَعَالَى كَانَ حَقّاً عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَقُولَ لَهُ : يَرْحَمُكَ اللهُ ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ ، فَإذَا تَثَاءَبَ أحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ ، فَإنَّ أحَدَكُمْ إِذَا تَثَاءَبَ ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ )) رَوَاهُ البُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka, apabila salah seorang di antara kalian bersin dan memuji Allah, maka wajib bagi setiap orang muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan, ‘yarhakumullah’ (artinya: semoga Allah merahmatimu)’.”(HR. Bukhari, no. 6223)
Adab seperti ini melatih anak untuk selalu bersyukur dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Nilai spiritual dan sosialnya seimbang, membentuk anak yang beriman sekaligus berempati.
Penutup
Menanamkan akhlak baik sejak dini adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan hingga anak dewasa. Anak yang tumbuh dengan adab Islami akan menjadi generasi yang santun, menghormati orang tua, serta mencintai sesama.
Sebagaimana pepatah Arab mengatakan, “Pendidikan di masa kecil bagaikan mengukir di atas batu.” Semakin dini orang tua menanamkan akhlak, semakin kuat pula karakter yang terbentuk dalam diri anak. Maka, mari jadikan setiap momen bersama anak sebagai kesempatan untuk membimbing mereka menjadi anak berakhlak baik, karena akhlak adalah perhiasan sejati yang akan selalu melekat di hati dan perilaku mereka.




