Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Kebiasaan Membaca Al-Qur’an

Kecerdasan Emosional Anak
August 9, 2025

Ayah dan Bunda, seringkali kita menganggap membaca Al-Qur’an hanya sebagai ibadah untuk mendapatkan pahala dan ketenangan jiwa. Padahal, tahukah Anda bahwa ada hubungan yang sangat erat antara seringnya membaca Al-Qur’an dengan kecerdasan emosional anak

Aktivitas ini bukan sekadar melatih kemampuan kognitif dan bahasa, tetapi juga menstimulasi bagian otak yang berkaitan dengan empati, kesabaran, dan pengendalian diri. Dengan kata lain, Al-Qur’an adalah ‘sekolah’ terbaik untuk membentuk pribadi anak yang berakhlak mulia dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Artikel ini hadir untuk mengupas tuntas penjelasan di balik fenomena ini, serta mengapa membaca Al-Qur’an dapat menjadi kunci utama dalam membentuk kecerdasan emosional anak. Kita akan membahas bagaimana interaksi dengan firman Allah dapat menumbuhkan rasa syukur, melatih anak untuk bersabar, dan mengajarkan empati melalui kisah-kisah di dalamnya. 

Diharapkan dengan pemahaman ini, kita semakin termotivasi untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat terbaik bagi buah hati. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Pengaruh Membaca Al-Qur’an terhadap Kecerdasan Emosional Anak

Nah Bunda, kecerdasan emosional pada anak yakni tentang cara mengelola reaksinya, dan bersikap tepat terhadap orang lain. 

Hal-hal seperti empati, kendali diri, dan kepercayaan diri, semuanya tumbuh dari proses belajar emosional sejak kecil. Salah satu cara sederhana namun bermakna yang bisa membantu anak dalam hal ini adalah membiasakan mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Dengan membaca Al-Qur’an, anak juga belajar menghadapi emosinya dengan lebih tenang dan sadar. Beberapa aspek kecerdasan emosional bisa sangat terbantu lewat kegiatan membaca Al-Qur’an secara rutin dan didampingi dengan pendekatan yang hangat dari keluarga.

1. Anak Lebih Mudah Mengenali dan Menamai Emosinya

Saat anak terbiasa membaca atau mendengarkan Al-Qur’an, mereka cenderung tumbuh dengan suasana batin yang lebih tenang. Ia mampu mengontrol kecerdasan emosional anak ketika sedang marah, kecewa, atau senang sekalipun, anak jadi lebih bisa memahami dan mengenali emosi yang ia rasakan, bukan hanya sekadar bereaksi. Ini penting, karena anak yang peka terhadap emosinya akan lebih mudah belajar bagaimana cara menyikapinya.

Kebiasaan membaca Al-Qur’an berarti pengulang-pengulangan berupa aktifitas membaca Al-Qur’an yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi tingkah laku yang menetap pada seorang individu. Kecerdasan emosional merupakan sekumpulan bagian kecerdasan sosial yang kemudian melibatkan kemampuan seseorang dalam memantau perasaan dan emosi diri sendiri maupun orang lain, mampu memilih berbagai informasi sehingga dapat membimbing pikiran maupun tindakannya (Andriani, 2014). 

Melatih anak mengenali apa yang mereka rasakan adalah pondasi awal dari kecerdasan emosional. Jika anak mampu mengatakan “Aku sedih karena mainanku rusak” atau “Aku kecewa karena nggak jadi pergi”, itu pertanda bahwa mereka mulai bisa mengidentifikasi emosi dengan baik. Membaca Al-Qur’an membantu menyediakan ruang refleksi yang sunyi dan damai bagi anak, sehingga ia belajar mengamati dirinya sendiri.

2. Anak Belajar Mengendalikan Diri Lebih Baik

Membaca Al-Qur’an memerlukan konsentrasi dan ketenangan. Dalam proses ini, anak belajar untuk duduk tenang, mengikuti irama bacaan, dan berusaha memperbaiki kesalahannya tanpa harus marah. Kecerdasan emosional anak juga lambat laun, ini jadi latihan rutin yang memupuk kesabaran anak, terutama dalam menghadapi situasi yang tidak sesuai keinginannya.

Ketika membaca Al-Qur’an menjadi bagian dari keseharian anak, ia secara tidak langsung belajar bahwa ada waktu untuk diam, waktu untuk mendengarkan, dan waktu untuk mencoba lagi. Semua ini membentuk keterampilan dasar pengelolaan emosi. Anak akan lebih bisa mengatur responnya saat kecewa, takut, atau kesal, karena tubuh dan pikirannya sudah terbiasa dilatih lewat rutinitas yang tenang dan bermakna.

3. Anak Tumbuh dengan Sikap Empati yang Lebih Kuat

Ayat-ayat Al-Qur’an sarat dengan pesan kasih sayang, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Jika anak sering mendengarkan dan diajak memahami makna ayat, ia pun akan menyerap nilai-nilai tersebut sebagai bagian dari cara berpikirnya. Anak mulai bisa bertanya “Apa perasaan teman yang dijauhkan?”, atau “Bagaimana cara kita membantu orang lain?”

Sebuah penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh pembacaan dan pemaknaan ayat-ayat Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat kecemasan pada santriwati yang diberikan perlakuan. Sedangkan santriwati yang tidak diberikan perlakukan cenderung memiliki kecemasan yang turun naik. Hal ini terjadi karena selain mendapatkan ketenangan dari membaca Al-Qur’an itu sendiri juga dikarenakan proses dari menghafal Al-Qur’an yang membaca Al-Qur’an berulang-ulang. 

Empati bukan hanya soal kasihan atau ikut merasa, tapi juga soal bisa hadir dan mendengarkan orang lain. Anak yang akrab dengan nilai-nilai Al-Qur’an biasanya lebih peka terhadap perasaan orang di sekitarnya. Ia bisa melihat bahwa kebaikan bukan sesuatu yang besar saja, tapi juga hal kecil yang dilakukan dengan hati. Dan itu tumbuh dari kebiasaan spiritual yang mengakar.

4. Anak Belajar Keterampilan Sosial Lewat Aktivitas Keluarga

Salah satu momen yang bisa mempererat keterampilan sosial anak adalah rutinitas membaca Al-Qur’an bersama, misalnya tadarus setelah Maghrib. Di saat seperti itu, anak melihat bagaimana ayah, ibu, dan saudaranya berinteraksi dengan penuh hormat dan ketenangan. Ia juga belajar mengantri giliran, menunggu bacaan saudaranya selesai, atau menerima koreksi dari orang tua tanpa rasa malu.

Interaksi seperti ini memberi pengalaman sosial yang menyenangkan dan penuh makna. Anak merasa dirinya bagian dari proses, bukan sekadar pendengar pasif. Ini membantu mereka membentuk kemampuan komunikasi yang hangat dan saling menghargai, yang sangat penting dalam relasi sosialnya baik di rumah maupun saat bertemu teman sebaya.

Cara Terbaik Mengasah Kecerdasan Emosional pada Anak Usia Dini 

Jika Bunda dan Ayah ingin membantu anak mengasah kecerdasan sosial anak, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, termasuk dengan melibatkan Al-Qur’an sebagai bagian dari proses tumbuh kembangnya:

1. Membiasakan Membaca Al-Qur’an Setiap Hari

Orang tua tidak perlu menunggu anak mahir membaca untuk mengenalkan Al-Qur’an. Mulai dari usia balita, Ayah dan Bunda dapat membacakan ayat-ayat pendek dengan intonasi yang lembut dan penuh kasih sayang. 

Kebiasaan ini menciptakan suasana yang menenangkan dan membangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Ketika anak merasa aman dan nyaman, mereka akan lebih terbuka dalam mengeksplorasi emosi dan berkomunikasi.

Rutinitas membaca Al-Qur’an juga dapat menjadi momen bonding yang penuh makna. Anak belajar bahwa waktu bersama orang tua itu spesial dan penuh perhatian. 

2. Mengenalkan Nilai Sosial melalui Kisah Para Nabi

Al-Qur’an menyimpan banyak kisah yang sarat akan nilai moral dan sosial, seperti cerita Nabi Yusuf yang penuh kesabaran dan keteguhan hati. 

Dengan menyampaikan kisah-kisah ini dalam bahasa yang sederhana dan sesuai usia anak, orang tua bisa membantu anak mengenali sikap positif seperti kejujuran, rasa peduli, dan kesetiaan. Anak-anak lebih mudah memahami nilai tersebut ketika dibalut dalam cerita yang menarik.

Kisah dalam Al-Qur’an dapat menjadi pintu masuk anak mengenali perasaan tokoh dalam cerita, lalu membandingkannya dengan pengalaman mereka sendiri. Proses ini mendorong kemampuan anak untuk berempati dan melihat situasi dari berbagai sudut pandang. 

3. Membiasakan Anak Mengungkapkan Perasaan Melalui Diskusi

Setelah membaca atau mendengarkan ayat Al-Qur’an, ajak anak berdiskusi secara ringan. Tanyakan perasaan mereka, apa yang mereka pelajari, dan bagaimana mereka membayangkan jika berada dalam posisi tokoh dalam cerita. 

Interaksi ini membantu anak mengenali dan menyuarakan emosinya dengan lebih jelas. Mereka juga belajar bahwa perasaan adalah sesuatu yang wajar dan penting untuk diekspresikan.

Kegiatan berdiskusi ini bukan hanya memperkaya kemampuan berbahasa, tetapi juga melatih anak berpikir reflektif dan memahami perasaan orang lain. Anak diajarkan bahwa setiap emosi memiliki tempatnya, dan mereka bisa belajar untuk tidak menekan, melainkan memahami dan menyampaikan dengan cara yang sehat dan bijak.

Membaca Al-Qur’an Berpengaruh Pada Kecerdasan Emosional Anak 

Mengasah kecerdasan emosional anak tentu semakin baik jika didik sejak kecil. Ini proses panjang yang perlu melibatkan keteladanan, komunikasi yang hangat, serta aktivitas yang mendukung pembentukan nilai dan emosi. Membaca Al-Qur’an bukan hanya ibadah, tapi juga jembatan untuk menumbuhkan jiwa yang lembut dan berperilaku mulia sejak dini.

Nah, untuk membantu Bunda menemukan salah satu tempat atau lembaga yang memiliki program terbaik bagi membaca Al-Qur’an online yang memberikan metode tilawati yang menyenangkan dengan pendekatan montessori yakni di TPQ Online Albata. 

TPQ Albata Online menawarkan solusi cerdas bagi pendidikan agama Islam anak usia 3 hingga 13 tahun. Dengan menggunakan metode Fun Learning yang interaktif, anak-anak dapat mempelajari Al-Qur’an dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, semuanya dilakukan dari kenyamanan rumah mereka sendiri. 

TPQ Online Albata membantu orang tua untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan pengajaran terbaik bersama ustadzah profesional. Segera daftarkan putra-putri Anda di TPQ Teens Albata Online dan saksikan mereka tumbuh menjadi generasi Qurani yang cerdas dan berakhlak mulia. 

Reference 

Ainun Jariyah. 2022. Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Kebiasaan Membaca Al-Quran. Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *