Melatih Amar Ma’ruf Nahi Mungkar pada Anak
Ayah dan Bunda Muslim, salah satu pilar penting dalam pendidikan Islam adalah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, yakni mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ini bukan hanya tugas ulama, tetapi tanggung jawab setiap individu, termasuk anak-anak kita.
Melatih anak Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah proses menanamkan keberanian moral dan rasa peduli sosial sejak dini. Tantangannya adalah mengajarkannya dengan hikmah, tanpa menjadikan anak merasa menghakimi atau sok paling benar. Kita ingin mereka menjadi agen perubahan yang lembut namun tegas.
Artikel ini hadir untuk memandu Ayah dan Bunda tentang cara terbaik menanamkan nilai luhur ini. Kita akan membahas langkah-langkah praktis untuk mengajarkan anak membedakan mana yang baik dan buruk, serta cara menyampaikannya dengan cara yang santun dan diterima. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Keutamaan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar bagi Anak dan Keluarga
Menanamkan nilai amar ma’ruf nahi mungkar pada anak merupakan bagian penting dalam pendidikan karakter Islami. Melalui pembiasaan ini, anak belajar untuk mencintai kebaikan, menolak keburukkan, dan hidup dengan akhlak yang diridhai Allah.
Pembelajaran tentang amar ma’ruf nahi mungkar tidak hanya membentuk pribadi yang taat agama, tetapi juga membangun lingkungan keluarga yang berlandaskan nilai moral dan spiritual yang kuat.
1. Membentuk Karakter Anak yang Berakhlak Mulia

Melatih amar ma’ruf nahi mungkar membantu anak memahami makna kebaikan dan keburukan sejak dini. Anak diajak untuk tidak hanya mengetahui apa yang benar, tetapi juga berani menegakkan kebenaran tersebut dengan cara yang lembut dan penuh kasih. Pembiasaan nilai amar ma’ruf sejak kecil mampu menumbuhkan kesadaran moral dan tanggung jawab sosial yang tinggi pada anak.
Anak yang tumbuh dengan pemahaman amar ma’ruf nahi mungkar akan lebih terarah dalam mengambil keputusan, memiliki empati, serta menghindari perilaku negatif seperti berbohong atau berbuat curang.
2. Menjadi Dasar Pendidikan Akhlak di Keluarga
Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Ketika orang tua menanamkan semangat amar ma’ruf nahi mungkar dalam keseharian, anak akan terbiasa meniru perilaku positif tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, no. 49)
Pesan ini menunjukkan bahwa setiap keluarga memiliki tanggung jawab untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Ketika prinsip ini diterapkan di rumah, terciptalah lingkungan yang menumbuhkan rasa saling peduli dan tolong-menolong.
3. Mencegah Anak dari Pengaruh Buruk Lingkungan

Melatih amar ma’ruf nahi mungkar juga menjadi benteng bagi anak dari pengaruh negatif di luar rumah. Anak-anak yang dibimbing dengan nilai agama dan moral cenderung memiliki ketahanan diri lebih tinggi terhadap tekanan sosial dan perilaku menyimpang.
Dengan pemahaman ini, anak belajar untuk mengatakan “tidak” terhadap ajakan buruk, serta memilih teman dan kegiatan yang membawa manfaat.
Cara Melatih Amar Ma’ruf Nahi Mungkar pada Anak
Maka dari itu Bunda, untuk melatih amar ma’ruf nahi mungkar pada anak perlahan mengajak anak pada kegiatan dan tindakan islami sederhana. Misalnya, mulai membiasakan anak bersedekah, menyiapkan menu berbuka puasa, tolong menolong dan masih banyak lagi.
1. Membiasakan Anak dalam Kegiatan Syiar Seperti Zakat dan Kurban
Kegiatan syiar seperti zakat dan kurban bisa menjadi sarana efektif melatih amar ma’ruf. Melibatkan anak dalam prosesnya, seperti membantu menyiapkan paket zakat atau menyaksikan penyembelihan hewan kurban, menumbuhkan kesadaran bahwa berbagi adalah bagian dari ibadah.
Pengalaman konkret seperti ini dapat menumbuhkan empati dan spiritualitas anak karena mereka melihat langsung dampak dari perbuatan baik.
2. Mengajak Anak Menyiapkan Buka Puasa Bersama
Kegiatan sederhana seperti menyiapkan takjil atau berbuka bersama keluarga juga menjadi momen berharga dalam menanamkan nilai amar ma’ruf nahi mungkar. Anak dapat diajak membantu di dapur, menata makanan, atau mengantarkan takjil kepada tetangga.
Kegiatan ini mengajarkan anak arti kebersamaan dan kepedulian sosial. Selain itu, mereka belajar bahwa amar ma’ruf tidak selalu berupa nasihat, tetapi juga tindakan nyata yang membawa manfaat bagi orang lain.
3. Menerapkan Perilaku Islami Sehari-hari

Meneladankan perilaku Islami dalam keseharian merupakan langkah paling efektif dalam melatih amar ma’ruf nahi mungkar. Orang tua bisa memulainya dari hal kecil seperti mengucapkan salam, menepati janji, dan menjaga kebersihan.
Keteladanan orang tua memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter moral anak. Ketika anak melihat orang tuanya konsisten dalam berbuat baik, mereka akan menirunya secara alami.
4. Membenci Sesuatu yang Haram dan Menjauhi Kemungkaran
Anak perlu diajarkan untuk mengenali dan membenci hal-hal yang haram, bukan dengan rasa takut, tetapi dengan pemahaman bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang menjaga diri dari dosa. Orang tua dapat menjelaskan dengan lembut mengapa sesuatu dilarang, misalnya menghindari berbohong, mencuri, atau menyakiti orang lain.
Pemahaman ini melatih anak untuk berpikir kritis dalam menilai suatu tindakan, sekaligus memperkuat akhlak mereka agar selalu berpegang pada ajaran Islam.
5. Melibatkan Keluarga dalam Dakwah Bersama

Dakwah tidak harus dilakukan di mimbar, tetapi bisa dimulai dari rumah. Mengajak seluruh anggota keluarga berdiskusi tentang ayat Al-Qur’an, menonton kajian bersama, atau berdonasi untuk kegiatan sosial adalah bentuk dakwah yang membangun kebersamaan.
Kegiatan dakwah keluarga mampu memperkuat spiritualitas dan komunikasi antar anggota keluarga. Anak merasa didengarkan, dihargai, dan belajar bahwa berdakwah adalah bagian dari tanggung jawab setiap Muslim.
Penutup
Melatih amar ma’ruf nahi mungkar pada anak bukanlah proses instan, melainkan pembiasaan yang dilakukan dengan kasih sayang, keteladanan, dan konsistensi. Ketika anak tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai kebaikan, ia akan membawa cahaya akhlak itu ke mana pun ia pergi.
Pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar di rumah bukan hanya menjaga anak dari keburukan, tetapi juga menyiapkan generasi yang kuat secara spiritual dan moral.
Dengan menanamkan nilai tersebut sejak dini, keluarga bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga madrasah cinta kebaikan yang akan membentuk masa depan anak yang berakhlak mulia dan berjiwa dakwah.
Reference
Zainid Abidin LC. 2016. 101 Cara Mudah Mendidik Keluarga. Pustaka Imam Bonjol: Jakarta Timur

