Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Membentuk Akhlak Anak Sejak Dini Berdasarkan Psikologi Islam

akhlak anak sejak dini
November 11, 2025

Ayah dan Bunda, usaha membentuk akhlak anak sejak dini adalah jihad pengasuhan yang paling mulia. Pendekatan ini menjadi semakin kokoh ketika kita menggabungkan antara nilai-nilai Ilahiah dengan pemahaman ilmiah tentang perilaku manusia. 

Psikologi islam menawarkan kerangka yang unik, di mana perkembangan spiritual dan moral anak dilihat sebagai proses alami yang didukung oleh fitrah kebaikan yang telah ditanamkan Allah. Ini berarti, tugas kita adalah merawat fitrah tersebut melalui teladan, lingkungan, dan pendidikan yang konsisten.

Artikel ini hadir untuk memandu Ayah dan Bunda menerapkan prinsip-prinsip psikologi modern yang sejalan dengan ajaran Islam. Kita akan membahas cara menumbuhkan integritas, empati, dan tanggung jawab pada si kecil, menjadikan akhlak mulia sebagai identitas mereka. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Urgensi Pendidikan Akhlak Anak Sejak Dini dalam Islam

Membentuk akhlak anak sejak dini bukan hanya tanggung jawab pendidikan formal, tetapi juga tugas utama orang tua sebagai pendidik pertama dalam kehidupan anak. Dalam Islam, pembentukan akhlak menjadi fondasi utama yang menentukan arah kehidupan seorang manusia. Akhlak bukan hanya soal perilaku lahiriah, tetapi juga cerminan kedalaman iman dan kebersihan hati. Maka dari itu, pendidikan akhlak yang baik perlu dilakukan sejak anak berada dalam usia dini, ketika kepribadian mereka sedang berkembang pesat.

Maka dari itu, pendidikan akhlak sejak dini menjadi pondasi yang tidak bisa diabaikan. Dari sisi psikologi Islam, masa kanak-kanak adalah masa pembentukan karakter di mana anak belajar dari lingkungan, terutama dari orang tuanya.

1. Masa Emas Pembentukan Karakter

Anak usia dini dikenal dengan istilah golden age, masa di mana kemampuan otak dan kepribadian mereka berkembang dengan sangat cepat. Pada masa ini, anak mulai memahami konsep benar dan salah melalui perilaku yang dicontohkan orang di sekitarnya.

Karakter anak lebih mudah dibentuk melalui pembiasaan dan keteladanan dibanding sekadar nasihat verbal. Islam telah mengajarkan hal ini sejak lama, dengan menekankan pentingnya memberi contoh nyata. Ketika orang tua memperlihatkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, anak akan menyerap nilai itu secara alami.

2. Akhlak Baik Tentu Memiliki Jiwa dan Sosial yang Positif

Akhlak yang baik bukan hanya membuat anak disukai orang lain, tetapi juga menumbuhkan ketenangan batin. Anak yang memiliki empati, sopan santun, dan kejujuran akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan sosialnya.

Pendidikan akhlak yang berlandaskan nilai-nilai Islam membantu anak mengembangkan keseimbangan antara aspek spiritual dan emosional. Ini berarti, anak tidak hanya berperilaku baik karena takut hukuman, tetapi karena sadar akan nilai moral yang bersumber dari iman.

3. Landasan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Sunnah

Al-Qur’an mengajarkan bahwa akhlak adalah bagian dari keimanan. Allah berfirman dalam QS. Al-Qalam: 4, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Ayat ini menjadi contoh nyata bahwa akhlak luhur adalah bagian dari kesempurnaan iman.

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ ۝٤

Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Dalam konteks pendidikan anak, nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab harus ditanamkan melalui contoh dan dialog spiritual. Anak yang tumbuh dalam suasana penuh nilai-nilai Qur’ani akan memiliki dasar moral yang kuat, bahkan ketika menghadapi tantangan kehidupan modern.

4. Keluarga Sebagai Sekolah Pertama Akhlak

Keluarga memegang peran paling penting dalam pembentukan akhlak anak. Orang tua bukan hanya pengasuh, tetapi juga teladan moral pertama bagi anak-anak mereka. Cara berbicara, bersikap, dan berinteraksi antar anggota keluarga akan menjadi model perilaku bagi anak.

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan nilai religius dan komunikasi positif cenderung memiliki akhlak sosial yang lebih baik. Maka, membentuk akhlak anak harus dimulai dari suasana rumah yang penuh kasih, hormat, dan kejujuran.

Cara Membentuk Akhlak Baik pada Anak Sejak Dini

Membentuk akhlak anak tidak cukup hanya dengan mengajarkan teori moral. Diperlukan pendekatan yang konsisten, penuh kasih, dan berakar pada nilai-nilai Islam. Psikologi Islam menekankan bahwa perubahan perilaku anak lahir dari keseimbangan antara bimbingan spiritual dan teladan nyata dari lingkungan terdekatnya. 

1. Keteladanan

Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka menyerap nilai dan perilaku dari orang-orang terdekat, terutama orang tua dan guru. Keteladanan menjadi metode yang sangat kuat dalam membentuk akhlak anak, karena mereka belajar bukan hanya dari nasihat, tetapi dari contoh nyata yang mereka lihat setiap hari. 

Jika orang tua ingin menanamkan nilai spiritual atau moral tertentu, maka penting bagi mereka untuk terlebih dahulu menjalani nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan lebih mudah memahami dan meniru perilaku baik jika mereka melihatnya langsung dalam tindakan orang dewasa yang mereka percaya.

2. Bermain dan Bercerita

Bermain bukan sekadar hiburan bagi anak usia dini ini adalah cara alami mereka belajar dan mengenal dunia. Melalui permainan, anak belajar tentang kerja sama, kejujuran, kesabaran, dan empati. Setiap jenis permainan memiliki manfaat tersendiri yang mendukung perkembangan emosional dan sosial anak. 

Sementara itu, metode bercerita juga sangat efektif dalam membentuk karakter. Cerita yang disampaikan dengan bahasa sederhana dan penuh makna membantu anak memahami nilai-nilai moral, memperkaya kosakata, serta meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara. Ketika anak terlibat dalam cerita, mereka belajar merasakan dan menilai situasi secara emosional dan etis.

3. Reward dan Punishment 

Memberikan penghargaan (reward) dan konsekuensi (punishment) adalah metode yang dapat membantu anak memahami bahwa setiap tindakan memiliki dampak. Bagi sebagian anak, reward menjadi motivasi untuk berbuat baik, sementara punishment bisa menjadi pengingat agar tidak mengulangi kesalahan. 

Namun, penerapan metode ini perlu dilakukan dengan bijak dan penuh kasih. Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk melatih anak belajar sabar, bergiliran, menahan emosi, dan menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. Ketika reward dan punishment digunakan secara konsisten dan proporsional, anak akan belajar tentang tanggung jawab dan nilai-nilai sosial secara alami.

4. Pembiasaan

Pembiasaan adalah proses pendidikan yang berlangsung melalui kegiatan berulang, baik yang dirancang secara khusus dalam pembelajaran maupun yang terjadi secara spontan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak belajar dari kebiasaan yang mereka jalani, karena otak mereka menyerap pola dan mengulanginya secara otomatis. 

Menurut para ahli pendidikan seperti Thorndike dan Pavlov, kebiasaan memiliki pengaruh besar dalam membentuk perilaku dan karakter seseorang. Oleh karena itu, membiasakan anak untuk berbuat baik, bersikap sopan, dan menunjukkan empati sejak dini akan membentuk fondasi akhlak yang kuat dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Membentuk akhlak anak sejak dini berdasarkan psikologi Islam berarti membangun karakter yang selaras antara hati, pikiran, dan perbuatan. Pendidikan akhlak yang dilakukan dengan kasih sayang dan keteladanan akan menumbuhkan generasi yang beriman, beradab, dan berjiwa tenang.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ menjadi teladan akhlak terbaik, demikian pula orang tua hendaknya menjadi panutan bagi anak-anaknya. Karena sejatinya, akhlak yang baik bukan diwariskan lewat kata-kata, tetapi dicontohkan melalui tindakan nyata setiap hari.

Reference 

Indah Khairunnisa. 2024. Urgensi Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini Menurut Perspektif Psikologi Islam.  Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *