Apa Manfaat Slow TV Bagi Anak? Simak Ini Penjelasannya
Ayah dan Bunda, pernahkah Anda mendengar tentang Slow TV? Konsep ini mungkin terasa asing di telinga. Ternyata, Slow TV menawarkan alternatif tontonan dengan durasi yang lama tanpa adanya perpindahan transisi yang terlalu cepat.
Artikel ini hadir untuk mengupas tuntas manfaat Slow TV bagi anak dan bagaimana Anda bisa menerapkannya mulai sekarang di rumah. Kami akan membahas bagaimana Slow TV dapat membantu meningkatkan kognitif dan fokus hingga mengurangi stimulasi berlebihan pada si kecil.
Dengan memperkenalkan jenis tayangan ini, diharapkan Ayah dan Bunda dapat memberikan stimulasi yang berbeda, mengajarkan kesabaran, dan menciptakan momen tenang yang berharga di tengah hiruk pikuk dunia modern. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Apa Itu Slow TV dan Ciri Tayangan ‘TV Slow’
Slow TV adalah format tayangan dokumenter atau hiburan yang disajikan secara real-time tanpa banyak intervensi editing. Tayangan ini tidak mengandalkan alur cerita yang cepat atau dramatik, sehingga memberikan pengalaman yang lebih alami dan santai bagi penonton.
Konsep Slow TV pertama kali populer di Norwegia melalui siaran perjalanan kereta selama tujuh jam tanpa jeda. Tayangan ini menjadi fenomena karena memberikan efek relaksasi bagi pemirsa, memungkinkan mereka menikmati detail perjalanan tanpa gangguan visual yang berlebihan. Berikut ciri Slow TV yang bisa direkomendasikan untuk ditonton bersama anak.
1. Minim Editing atau Transisi
Slow TV tidak menggunakan teknik editing yang kompleks. Pergantian gambar dilakukan secara perlahan, tanpa efek transisi cepat yang biasanya ditemukan dalam program televisi konvensional.
Dengan minimnya editing, tayangan ini memberikan pengalaman yang lebih mendekati kenyataan, di mana peristiwa berlangsung secara alami tanpa pengaturan yang berlebihan.
2. Pengambilan Gambar Panjang Secara Terus-Menerus
Kamera merekam adegan dalam durasi panjang tanpa banyak pemotongan atau perubahan sudut pandang. Hal ini memungkinkan penonton merasakan perjalanan atau aktivitas yang sedang berlangsung tanpa gangguan visual yang berlebihan.
Proses ini memberikan kesan lebih mendalam dan memungkinkan pemirsa menikmati setiap detail kecil dari tayangan, seperti pergerakan alam atau rutinitas sehari-hari.
3. Suasana Tenang dan Menenangkan
Slow TV menghindari penggunaan musik dramatis atau efek suara yang terlalu intens. Tayangan ini cenderung menghadirkan suasana yang lebih alami, seperti suara alam atau suara latar aktivitas yang sedang berlangsung.
Pendekatan ini membuat tayangan terasa lebih menenangkan, membantu pemirsa untuk rileks dan menikmati pengalaman secara lebih mendalam tanpa distraksi berlebihan.
4. Berfokus pada Aktivitas Sederhana atau Sehari-Hari
Slow TV biasanya menampilkan aktivitas yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti perjalanan kereta, merajut, pemandangan alam, atau api unggun yang menyala. Kontennya tidak mengutamakan drama atau kejutan, tetapi lebih kepada pengalaman yang autentik.
Dengan konsep ini, tayangan Slow TV memberikan kesempatan bagi pemirsa untuk menikmati momen-momen kecil yang sering terlewatkan dalam keseharian, menjadikannya sebagai bentuk hiburan yang unik dan menyegarkan.
5 Manfaat Slow TV bagi Anak yang Perlu Dipertimbangkan
Nah, Bunda setelah kita mengetahui konsep slow TV dan ciri slow TV yang baik bagi anak. Maka kenali juga manfaat dari slow TV yang jarang Bunda ketahui.
Dalam sebuah studi oleh Common Sense Media, ada bukti bahwa anak-anak yang mengonsumsi konten berkualitas tinggi di layar cenderung mengembangkan keterampilan fungsi eksekutif yang kuat.
Namun, apa yang dianggap sebagai “konten berkualitas tinggi”? Studi tersebut selanjutnya menyatakan bahwa konten media digital berkualitas tinggi dapat dianggap “menarik, melibatkan secara aktif, bermakna, interaktif secara sosial, dan memiliki tujuan pembelajaran.” serta memilih tontonan dengan pergerakan yang lebih lambat agar anak lebih mudah memahaminya.
Maka dari itu, Berikut lima manfaat utamanya mengenai slow TV yang bisa Anda coba kepada anak:
1. Meningkatkan Fokus dan Perhatian Jangka Panjang
Slow TV mengajarkan anak untuk lebih memperhatikan detail dan bertahan dalam mengamati suatu aktivitas dalam waktu yang lebih lama. Tayangan ini membantu melatih daya konsentrasi mereka, terutama bagi anak yang terbiasa menonton konten pendek seperti TikTok atau YouTube Shorts.
Paparan tayangan dengan tempo cepat berkaitan dengan penurunan kemampuan atensi, sementara tayangan yang lebih lambat justru mendukung pengembangan fokus yang lebih sehat dan stabil.
2. Memberikan Efek Menenangkan bagi Anak yang Sensitif
Beberapa anak memiliki sensitivitas tinggi terhadap suara keras atau adegan yang intens. Slow TV menghadirkan suasana yang lebih tenang, sehingga membantu mereka merasa lebih nyaman dan aman dalam menikmati tontonan tanpa harus mengalami tekanan emosional.
Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi anak yang memiliki kecenderungan overthinking, HSP (Highly Sensitive Person), atau bahkan anak dengan spektrum autisme ringan. Tayangan yang lebih santai dapat membantu mereka mengelola emosi dengan lebih baik.
3. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu terhadap Lingkungan Sekitar
Slow TV sering kali menampilkan aktivitas alam atau rutinitas sehari-hari, seperti berkebun, beternak, atau membuat kerajinan tangan. Dengan menyajikan tayangan yang lebih autentik, anak dapat mengenal dunia nyata secara bertahap tanpa distraksi berlebihan.
Paparan terhadap aktivitas sederhana ini dapat merangsang ketertarikan anak terhadap dunia luar. Selain itu, tayangan ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka untuk menciptakan permainan tematik di rumah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
4. Mendukung Perkembangan Emosi yang Stabil
Tidak seperti tayangan konvensional yang sering menghadirkan dramatisasi dan ledakan emosi, slow TV mengajarkan anak bahwa tidak semua hal dalam kehidupan berjalan cepat atau penuh aksi setiap saat. Ini membantu mereka membentuk ekspektasi yang lebih realistis terhadap dunia sekitar.
Melalui tontonan yang lebih santai, anak belajar mengelola perasaan dengan lebih seimbang dan memahami bahwa ketenangan juga memiliki nilai dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini berkontribusi terhadap perkembangan emosional mereka yang lebih stabil.
5. Mengurangi Risiko Overstimulasi Digital
Paparan konten digital dengan tempo cepat dapat menyebabkan overstimulasi, yang berisiko memicu tantrum, gangguan tidur, atau hiperaktif pada anak. Slow TV menawarkan alternatif yang lebih sehat dengan memberikan otak waktu istirahat sambil tetap menikmati tontonan.
Format ini sangat cocok untuk transisi sebelum tidur atau saat anak membutuhkan waktu tenang. Dengan ritme tayangan yang lebih lambat, slow TV membantu menjaga keseimbangan antara hiburan digital dan kestabilan mental anak.
Kesimpulan
Menjadikan slow TV sebagai bagian dari rutinitas harian anak bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar. Manfaat slow TV bagi anak bukan hanya sekadar tontonan aman, tetapi juga bentuk stimulasi visual yang lembut dan ramah perkembangan otak.
Orang tua bisa mulai memperkenalkan tayangan ini pada anak, terutama di waktu tenang seperti sore hari atau sebelum tidur. Tidak semua konten digital harus bersifat cepat dan menghibur. Terkadang, justru dalam keheningan dan kesederhanaan tayangan, anak bisa belajar lebih banyak tentang dunia dan dirinya sendiri.
Reference
Motherly. 2024. The Benefits of Watching Slow TV For Kids, According to a Former Teacher. Diakses pada 2024.