Kesalahan Anak Membaca Al-Qur’an dan Cara Membenarkannya
Ayah dan Bunda, mengajari anak membaca Al-Qur’an adalah sebuah perjalanan spiritual yang penting. Namun, seringkali kita menemukan anak melakukan kesalahan umum yang berulang, seperti salah panjang pendek, makhraj (tempat keluarnya huruf) yang tidak tepat, atau keliru dalam mengenali tajwid.
Kesalahan anak membaca Al-Qur’an ini wajar terjadi, namun jika tidak segera dibenarkan dengan cara yang tepat, bisa menjadi kebiasaan. Penting bagi kita untuk bersikap sabar dan memahami bahwa anak membutuhkan bimbingan yang tulus, bukan teguran yang menakutkan.
Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda memahami kesalahan umum anak saat membaca Al-Qur’an dan cara membenarkannya dengan efektif. Kita akan mengupas tuntas mengapa kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi dan bagaimana pendekatan yang ramah anak dapat membantu mereka belajar dengan hati gembira.
Diharapkan dengan informasi ini, Anda dapat menjadi pendamping terbaik bagi si kecil. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Kesalahan Anak Membaca Al-Qur’an dan Cara Mengatasinya
Membimbing anak membaca Al-Qur’an sejak usia dini merupakan langkah penting dalam menanamkan kecintaan terhadap kalam Allah. Namun, dalam prosesnya, tidak jarang orang tua menemukan berbagai kesalahan yang dilakukan anak saat membaca.
Hal ini sangat wajar, mengingat anak masih berada dalam tahap awal pengenalan fonetik dan huruf hijaiyah. Memahami bentuk kesalahan yang sering terjadi serta cara memperbaikinya akan membantu orang tua mendampingi anak dengan lebih efektif dan penuh kesabaran.
Kesalahan-kesalahan ini bukanlah tanda kegagalan, melainkan bagian dari proses belajar yang perlu diarahkan secara bertahap.
Dengan pendekatan yang tepat, anak akan lebih mudah memahami kaidah tajwid dan melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar. Berikut adalah beberapa bentuk kesalahan umum yang sering terjadi, beserta strategi terbaik untuk mengatasinya.
1. Kesulitan Melafalkan Huruf Hijaiyah yang Mirip

Banyak anak mengalami kesulitan dalam membedakan huruf hijaiyah yang memiliki bunyi hampir serupa, seperti tsa dan sa, atau dhad dan tha. Kesalahan ini biasanya terjadi karena organ bicara anak belum sepenuhnya terlatih untuk menghasilkan bunyi yang tepat. Proses pengenalan bunyi baru dalam bahasa Arab memerlukan latihan mendengar dan pelafalan yang berulang.
Anak yang mempelajari sistem fonetik baru membutuhkan waktu dan stimulasi intensif agar mampu membedakan suara dengan akurat. Orang tua dapat membantu dengan memperdengarkan pelafalan huruf secara konsisten dan mengajak anak menirukan secara perlahan, sambil memperhatikan posisi lidah dan mulut.
2. Tidak Konsisten dalam Panjang Pendek Bacaan
Kesalahan lain yang umum terjadi adalah anak belum mampu membedakan bacaan panjang (mad) dan pendek. Misalnya, membaca “maa” menjadi “ma”, padahal perbedaan panjang pendek dapat mengubah makna kata secara signifikan. Anak yang belum memahami hukum mad cenderung membaca sesuai ejaan tanpa memperhatikan durasi suara.
Pemahaman hukum mad sejak dini dapat membantu anak memperbaiki kesalahan bacaan lebih cepat. Orang tua dapat mengenalkan konsep mad melalui lagu, gerakan tangan, atau kartu bergambar yang menunjukkan panjang pendek suara secara visual dan auditif.
3. Mengabaikan Kaidah Tajwid
Anak sering kali membaca Al-Qur’an hanya berdasarkan huruf dan ejaan, tanpa memperhatikan hukum tajwid seperti idgham, ikhfa, atau iqlab. Hal ini dapat dimaklumi karena tajwid merupakan ilmu yang kompleks dan memerlukan pemahaman bertahap. Anak perlu waktu dan bimbingan untuk memahami aturan-aturan tersebut secara perlahan.
Orang tua dapat mulai dengan mengenalkan tajwid dasar secara menyenangkan, seperti melalui permainan atau lagu, agar anak tidak merasa terbebani dan lebih mudah menyerap materi.
4. Kesulitan Menghubungkan Huruf dalam Kata

Sebagian anak sudah mampu mengenali huruf hijaiyah secara terpisah, tetapi masih kesulitan saat harus menyambungkan huruf menjadi satu kata utuh. Kesulitan ini biasanya muncul karena anak belum terbiasa membaca suku kata atau belum memahami bentuk huruf saat disambung.
Keterampilan membaca berkembang secara bertahap, dimulai dari pengenalan huruf, kemudian suku kata, dan akhirnya kata penuh. Orang tua dapat membantu dengan memberikan latihan membaca secara bertahap, mulai dari dua huruf, lalu tiga huruf, hingga anak terbiasa menyambungkan secara lancar.
5. Membaca Terlalu Cepat atau Terlalu Lambat
Kecepatan membaca juga menjadi tantangan tersendiri. Ada anak yang membaca terlalu cepat sehingga banyak kesalahan tidak disadari, dan ada pula yang membaca terlalu lambat hingga kehilangan konsistensi dan ritme. Kecepatan membaca dipengaruhi oleh rasa percaya diri dan kebiasaan berlatih yang konsisten.
Kecepatan membaca berkaitan erat dengan tingkat pemahaman anak terhadap teks. Orang tua dapat membantu anak menemukan ritme yang tepat dengan cara membaca bersama, memberi contoh pelafalan yang benar, dan memberikan waktu yang cukup untuk berlatih tanpa tekanan.
Strategi Efektif untuk Memperbaiki Bacaan Anak
Setelah memahami bentuk kesalahan yang umum terjadi, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak memperbaiki bacaan Al-Qur’an secara bertahap dan menyenangkan.
1. Mengenalkan Tajwid Dasar Sejak Dini

Orang tua dan guru dapat mulai memperkenalkan tajwid dasar seperti hukum mad, ikhfa, atau idgham dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, menggunakan lagu, kartu bergambar, atau video animasi yang menjelaskan tajwid secara visual dan mudah dipahami oleh anak.
Menurut International Journal of Instruction (Rahman, 2020), pembelajaran berbasis visual dan audio terbukti lebih efektif dalam mengenalkan tajwid kepada anak usia dini. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya menghafal aturan, tetapi juga memahami penerapannya dalam bacaan.
2. Melatih Anak dengan Pendekatan Fonetik
Pendekatan fonetik sangat membantu anak dalam melafalkan huruf hijaiyah sesuai makhrajnya. Orang tua dapat memperdengarkan suara huruf secara berulang, lalu mengajak anak menirukan dengan memperhatikan posisi lidah, bibir, dan rongga mulut.
Pelatihan fonetik yang berulang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan membaca bahasa Arab. Latihan ini dapat dilakukan secara rutin dan dikombinasikan dengan media audio agar anak terbiasa mendengar dan melafalkan dengan benar.
3. Menggunakan Metode Belajar yang Interaktif

Anak lebih mudah memperbaiki bacaan jika proses belajar dikemas secara interaktif dan menyenangkan. Orang tua dapat menggunakan permainan tebak huruf, aplikasi belajar Al-Qur’an, atau video interaktif yang mengajarkan pelafalan dan tajwid secara visual.
Metode berbasis teknologi dapat meningkatkan motivasi belajar anak secara signifikan. Dengan pendekatan ini, anak merasa bahwa belajar Al-Qur’an adalah kegiatan yang menyenangkan, bukan kewajiban yang membosankan.
4. Mendampingi Anak dengan Sabar dan Konsisten
Kesalahan dalam membaca adalah bagian dari proses belajar yang wajar. Orang tua perlu mendampingi anak dengan penuh kesabaran dan tidak langsung mengoreksi secara keras. Koreksi yang lembut dan konsisten akan membantu anak merasa aman dan lebih terbuka terhadap perbaikan.
Dukungan emosional dan apresiasi positif dapat meningkatkan semangat belajar anak. Orang tua dapat memberikan pujian atas usaha anak dan membantu mereka memperbaiki kesalahan dengan cara yang membangun.
5. Menghadirkan Guru yang Berpengalaman
Jika anak masih sering melakukan kesalahan yang sulit diperbaiki, orang tua dapat mempertimbangkan menghadirkan guru tahsin atau mengikuti kelas mengaji online. Guru yang berpengalaman mampu memberikan koreksi dengan metode yang sesuai usia dan karakter anak.
Pendekatan yang tepat dari guru akan membuat anak lebih mudah memahami kesalahan dan memperbaikinya secara bertahap. Selain itu, anak juga akan merasa lebih percaya diri karena mendapatkan bimbingan dari sosok yang kompeten dan menyenangkan.
6. Memberikan Apresiasi atas Setiap Pencapaian
Setiap kemajuan dalam bacaan anak, sekecil apa pun, perlu diapresiasi. Pujian sederhana, hadiah kecil, atau catatan pencapaian harian dapat membuat anak merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar. Apresiasi juga membantu membangun rasa percaya diri anak.
Menunjukkan bahwa penghargaan positif memiliki dampak besar terhadap motivasi belajar anak. Orang tua dapat membuat sistem penghargaan ringan yang konsisten, seperti stiker bintang atau jurnal hafalan, untuk mencatat dan merayakan setiap langkah kemajuan anak.
Membantu Anak Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bersama Albata
Kesalahan dalam membaca Al-Qur’an adalah hal yang wajar dialami anak yang sedang belajar. Yang terpenting, orang tua memahami bentuk kesalahan umum anak membaca Al-Qur’an dan berusaha memperbaikinya dengan cara yang sabar, konsisten, serta menyenangkan.
Dengan latihan fonetik, tajwid sederhana, metode interaktif, dan pendampingan penuh kasih, anak akan tumbuh menjadi pembaca Al-Qur’an yang lebih fasih. Ingatlah bahwa proses ini bukan sekadar teknis membaca, tetapi juga menumbuhkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an sejak dini.
Di sinilah TPQ Online Albata hadir sebagai solusi. Dibimbing oleh ustadzah profesional yang sabar, berpengalaman, dan komunikatif, proses belajar mengaji terasa menyenangkan, interaktif, dan jauh dari kesan membosankan. Anak-anak tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga memahami nilai-nilai Islam sekaligus berlatih menghafal (tahfidz) dengan bimbingan penuh perhatian.
Dengan metode Fun Learning Albata, anak usia 3–13 tahun dapat belajar secara efektif dari rumah, dalam suasana yang hangat, aman, dan nyaman. Program ini dirancang untuk membantu anak mencintai Al-Qur’an sejak dini, sekaligus mendukung tumbuh kembang mereka menjadi generasi Qur’ani yang cerdas dan berakhlak mulia.
Segera daftarkan putra-putri Bunda di TPQ Online Albata dan rasakan perbedaannya. Klik tombol di bawah ini untuk informasi lebih lanjut, atau kunjungi Instagram kami di @Albata.id.


