Penjelasan Al-Qur’an Tentang Fiqih dan Cara Mendidik Fiqih pada Anak
Ayah dan Bunda, Al-Qur’an termasuk pedoman terbaik untuk anak. Maka ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas tentang fiqih.
Padahal, pondasi fiqih, seperti tata cara sholat, puasa, dan bersuci, sangat penting untuk diajarkan pada anak sejak dini. Tahukah Anda, Al-Qur’an sendiri adalah sumber utama yang menjelaskan tentang fiqih?
Ayat-ayatnya memberikan petunjuk dasar yang bisa kita jadikan pijakan. Lalu, bagaimana cara terbaik mengenalkan konsep ini kepada si kecil?
Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda dengan mengupas ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar fiqih, serta memberikan cara mengajari anak dengan pendekatan yang mudah dipahami. Kita akan membahas tips praktis, mulai dari mencontohkan langsung, menggunakan bahasa yang sederhana, hingga menjadikan ibadah sebagai rutinitas yang menyenangkan.
Diharapkan dengan bimbingan yang tepat, anak-anak kita akan tumbuh menjadi pribadi yang taat dan memahami ajaran agamanya dengan baik. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Mengenalkan Fiqih kepada Anak Melalui Ayat Al-Qur’an
Fiqih adalah ilmu yang mengatur tata cara beribadah dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ajaran Islam. Mengajarkan fiqih kepada anak sejak dini bukan berarti membebani mereka dengan hukum yang rumit, melainkan memperkenalkan nilai-nilai dasar yang membentuk karakter islami. Salah satu cara efektif adalah dengan mengaitkan pembelajaran fiqih langsung dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan.
Berikut ini empat ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi pintu masuk untuk mengenalkan fiqih kepada anak secara bertahap dan menyenangkan.
1. Fiqih Shalat – QS Al-Baqarah Ayat 43
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ ٤٣
Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 43: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” Ayat ini menjadi dasar penting dalam fiqih ibadah, khususnya shalat.
Shalat bukan hanya rutinitas harian, tetapi juga bentuk kepatuhan dan komunikasi langsung dengan Allah. Anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan makna shalat sebagai waktu khusus untuk berbicara kepada Allah dan menunjukkan rasa syukur.
Orang tua dapat mengajarkan fiqih shalat secara bertahap, mulai dari mengenalkan waktu-waktu shalat, gerakan dasar, hingga pentingnya niat. Melalui praktikum sederhana seperti shalat berjamaah di rumah, anak akan belajar bahwa shalat memiliki aturan yang jelas dan merupakan bagian penting dari kehidupan seorang muslim.
Dengan pendekatan yang lembut dan konsisten, anak akan memahami bahwa shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk cinta kepada Allah.
2. Fiqih Zakat – QS At-Taubah Ayat 103
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ١٠٣
Dalam QS At-Taubah ayat 103, Allah berfirman: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” Ayat ini mengajarkan bahwa zakat bukan hanya kewajiban tahunan, tetapi juga sarana untuk membersihkan hati dan harta. Zakat mencerminkan kepedulian sosial dan empati terhadap sesama, nilai yang sangat penting untuk ditanamkan sejak anak usia dini.
Orang tua bisa mengenalkan konsep zakat melalui kegiatan berbagi, seperti menyisihkan sebagian uang jajan untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Anak juga bisa diajak berdiskusi tentang siapa saja yang berhak menerima zakat dan mengapa kita harus membantu mereka.
Dengan cara ini, anak belajar bahwa harta bukan untuk disimpan sendiri, tetapi ada bagian yang harus diberikan kepada orang lain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama.
3. Fiqih Puasa – QS Al-Baqarah Ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Ayat ini menjadi landasan utama dalam fiqih puasa.
Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih pengendalian diri dan meningkatkan ketakwaan. Anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan makna puasa sebagai latihan kesabaran dan rasa syukur.
Orang tua dapat mengajarkan fiqih puasa dengan cara yang menyenangkan, seperti membuat jadwal sahur dan berbuka bersama, serta menjelaskan waktu imsak dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Jika anak belum mampu berpuasa penuh, orang tua bisa memberikan pemahaman bahwa niat dan usaha mereka tetap bernilai di sisi Allah. Dengan pendekatan yang penuh kasih, anak akan memahami bahwa puasa adalah ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah dan membentuk karakter yang kuat.
4. Fiqih Muamalah – QS Al-Baqarah Ayat 275
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ٢٧٥
Dalam QS Al-Baqarah ayat 275, Allah menyatakan: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Ayat ini menjadi dasar dalam fiqih muamalah, yaitu aturan Islam dalam aktivitas ekonomi dan sosial.
Anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan konsep jual beli yang jujur dan adil, serta pentingnya menghindari riba atau keuntungan yang merugikan orang lain.
Orang tua dapat mengajarkan fiqih muamalah melalui permainan jual beli sederhana di rumah, seperti bermain toko-tokoan dengan uang mainan. Dalam permainan tersebut, anak bisa belajar tentang kejujuran, kesepakatan, dan nilai tukar yang adil.
Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa Islam mengatur interaksi sosial agar berjalan dengan etika dan keadilan, serta bahwa Allah menyukai transaksi yang dilakukan dengan cara yang benar.
Mengajarkan Fiqih kepada Anak dengan Cara yang Dekat dan Bermakna
Fiqih adalah bagian penting dari ajaran Islam yang mengatur tata cara ibadah dan kehidupan sehari-hari. Mengajarkannya kepada anak tidak harus dilakukan dengan cara yang kaku atau berat.
Justru, pendekatan yang menyenangkan dan sesuai dengan dunia anak akan membuat mereka lebih mudah memahami dan mencintai syariat Islam. Orang tua memiliki peran besar dalam menjadikan fiqh sebagai bagian dari rutinitas yang penuh makna.
Berikut lima cara efektif yang bisa dilakukan orang tua untuk mengenalkan fiqih kepada anak, dengan mengacu langsung pada ayat-ayat Al-Qur’an dan praktik kehidupan sehari-hari.
1. Gunakan Cerita dari Al-Qur’an
Cerita-cerita dalam Al-Qur’an adalah sarana yang sangat efektif untuk mengenalkan fiqih kepada anak. Kisah Nabi Ibrahim yang mendirikan shalat atau kisah umat terdahulu yang menunaikan zakat bisa menjadi pintu masuk yang menarik.
Anak-anak secara alami menyukai cerita, dan ketika nilai-nilai fiqih dibalut dalam kisah yang menyentuh, mereka akan lebih mudah menyerap dan mengingatnya.
Orang tua bisa membacakan cerita sebelum tidur atau saat waktu santai bersama anak. Setelah itu, ajak anak berdiskusi ringan seperti, “Apa yang kamu pelajari dari kisah Nabi Ibrahim tadi?” atau “Kenapa umat terdahulu rajin berzakat?”
Dengan cara ini, anak tidak hanya mendengar cerita, tetapi juga mulai memahami bahwa fiqih adalah bagian dari kehidupan para nabi dan umat Islam yang patut diteladani.
2. Menjadi Teladan yang Baik Bagi Anak
Mengajak anak terlibat langsung dalam aktivitas ibadah adalah cara yang sangat efektif untuk mengenalkan fiqih. Misalnya, ajak mereka shalat berjamaah, membantu menyiapkan takjil saat Ramadhan, atau menyisihkan sebagian uang saku untuk zakat.
Melalui kegiatan nyata ini, anak belajar bahwa fiqih bukan sekadar teori, tetapi juga praktik yang bisa dilakukan setiap hari.
Saat anak ikut serta dalam ibadah, orang tua bisa menjelaskan makna di balik setiap tindakan. Contohnya, saat anak membantu membagikan takjil, sampaikan bahwa ini bagian dari amal dan kepedulian sosial yang diajarkan dalam Islam.
Dengan pendekatan ini, anak akan merasa bahwa mereka sedang menjalankan ajaran Al-Qur’an dan bahwa ibadah adalah sesuatu yang menyenangkan dan bermakna.
3. Gunakan Media Visual dan Audio Interaktif
Media visual dan audio interaktif sangat membantu dalam proses pembelajaran fiqih untuk anak. Buku cerita bergambar, video edukatif, dan mainan yang memutar ayat Al-Qur’an tentang fiqih bisa membuat anak lebih tertarik belajar.
Misalnya, mainan yang mengajarkan wudhu atau gerakan shalat dengan suara dan gambar akan memudahkan anak memahami langkah-langkah ibadah secara menyenangkan.
Orang tua bisa memilih media yang sesuai dengan usia dan minat anak. Saat anak bermain dengan mainan edukatif, dampingi mereka dan jelaskan makna dari setiap aktivitas. Misalnya, saat boneka mengucapkan “Allahu Akbar” dalam gerakan shalat, orang tua bisa menjelaskan bahwa itu adalah bentuk pengagungan kepada Allah. Dengan cara ini, anak belajar fiqih sambil bermain, dan pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
4. Lakukan Tanya Jawab Sederhana
Mengajak anak berdialog dengan pertanyaan ringan adalah cara yang sangat baik untuk memperkuat pemahaman fiqih. Pertanyaan seperti “Kenapa kita harus puasa?” atau “Kalau punya uang, boleh dibelanjakan semua?”
Membuka ruang diskusi yang hangat dan membuat anak berpikir. Dengan bahasa yang sederhana, orang tua bisa menjelaskan konsep fiqih secara bertahap dan sesuai dengan pemahaman anak.
Dialog seperti ini juga membantu anak merasa dihargai dan didengarkan. Ketika mereka bertanya balik atau memberikan pendapat, orang tua bisa mengarahkan dengan lembut dan memberikan penjelasan yang sesuai.
Misalnya, saat anak bertanya tentang zakat, orang tua bisa menjelaskan bahwa zakat adalah cara kita membantu orang lain dan membersihkan harta. Dengan pendekatan ini, anak akan merasa bahwa fiqih adalah bagian dari kehidupan yang bisa dipahami dan dijalani dengan penuh kesadaran.
Menjawab Pertanyaan Anak Seputar Fiqih di TPQ Online Albata
Mengajarkan fiqih pada anak sejak dini bukan hanya tentang menyampaikan aturan-aturan, tapi lebih kepada membangun kedekatan anak dengan Al-Qur’an dan syariat Islam.
Melalui pendekatan yang menyenangkan, seperti menggunakan audio visual yang menarik, mendongeng, atau bermain peran, anak akan lebih mudah menerima dan mencintai ajaran agamanya.
Kami memberikan rekomendasi tempat membaca Al-Qur’an online yang memberikan metode tilawati yang menyenangkan dengan pendekatan montessori.
TPQ Albata Online menawarkan solusi cerdas bagi pendidikan agama Islam anak usia 3 hingga 13 tahun. Dengan menggunakan metode Fun Learning yang interaktif, anak-anak dapat mempelajari Al-Qur’an dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, semuanya dilakukan dari kenyamanan rumah mereka sendiri.
TPQ Online Albata membantu orang tua untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan pengajaran terbaik bersama ustadzah profesional. Segera daftarkan putra-putri Anda di TPQ Teens Albata Online dan saksikan mereka tumbuh menjadi generasi Qurani yang cerdas dan berakhlak mulia.




