Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Usia Anak Mulai Membaca yang Tepat? Bunda Jangan Salah Masa Perkembangan

usia anak mulai membaca
June 5, 2025

Ayah dan Bunda, melihat si kecil mulai tertarik pada buku atau mengeja huruf adalah momen yang kita tunggu karena mengetahui keinginan anak dalam membaca. Namun, seringkali muncul pertanyaan di benak kita, kapan sebenarnya usia yang tepat bagi anak mulai membaca

Apakah harus didorong sejak dini, atau justru menunggu kesiapan mereka? Kesalahan dalam memahami masa perkembangan ini bisa berujung pada tekanan yang tidak perlu bagi anak, bahkan membuat mereka kehilangan minat membaca. 

Penting bagi kita untuk tidak salah langkah dalam mendukung literasi si kecil.

Artikel ini hadir untuk membantu Bunda memahami usia anak mulai membaca yang tepat dan bagaimana mendukung prosesnya tanpa membebani. Kita akan membahas bahwa setiap anak memiliki ritme perkembangan yang unik, serta mengenali tanda-tanda kesiapan membaca yang perlu diperhatikan. 

Dengan pemahaman yang benar, Ayah dan Bunda dapat menciptakan pengalaman belajar membaca yang menyenangkan dan efektif, bukan sekadar memaksakan. Yuk, simak penjelasan selengkapnya agar si kecil tumbuh menjadi pembaca yang cinta buku!’

Tahapan Anak Mulai Membaca Menurut Ahli

Nah, ayah dan bunda untuk menjawab kapan waktu ideal anak bisa membaca, Anda bisa mulai dengan mengetahui berbagai tahapan membaca anak salah satu ahli yakni Dr Jeanne Chall yang merupakan seorang pakar literasi anak, mengembangkan teori tahapan membaca yang bisa membantu kita memahami proses ini, antara lain1

1. Tahap Pre-Reading (Pra Membaca)

Pra membaca dikenal sebagai tahap pattern recognition atau memahami pola, di mana anak mulai berpura-pura membaca. Mereka mengenali bentuk kata dan simbol meskipun belum memahami sepenuhnya.

Tahap ini bisa berlangsung sejak usia 6 bulan hingga 6 tahun. Orang tua dapat membacakan buku sejak dini, meskipun anak belum mampu memahami isi bacaan. Dengan pembiasaan ini, anak mulai mengenali huruf serta mengaitkan simbol dengan kata yang sering didengar.

2. Tahap Decoding (Mengenal Pola Huruf dan Bunyi)

Tahapan membaca sesungguhnya mulai berkembang antara usia 6-7 tahun. Anak mulai memahami bahwa huruf memiliki hubungan dengan bunyi fonologi, seperti huruf i-b-u yang dibaca “ibu” dan merujuk pada sosok orang tua perempuan.

Pada tahap ini, anak mampu membaca teks pendek yang berisi kata-kata sederhana. Menjelang akhir fase ini, mereka dapat memahami sekitar 4.000 kata yang didengar dan 600 kata yang sudah dibaca sendiri.

3. Tahap Confirmation & Fluency (Menghubungkan dan Kefasihan)

Pada usia 7-8 tahun, anak mulai cukup lancar membaca dan menunjukkan ketertarikan untuk membaca lebih banyak. Mereka semakin penasaran terhadap isi bacaan dan ingin memahami teks secara lebih mendalam.

Pada tahap ini, anak mengembangkan kemampuan menghubungkan teks dengan pengucapan serta berpikir lebih luas dari apa yang dibaca. Selain itu, ketepatan dan kecepatan dalam membaca meningkat, sehingga mereka lebih fokus pada pemaknaan teks.

4. Tahap Reading for Learning The New (Membaca untuk Belajar)

Antara usia 9-14 tahun, motivasi membaca anak mulai bergeser dari learning to read (belajar membaca) menjadi reading to learn (membaca untuk memperoleh informasi).

Pada tahap ini, anak mulai dapat memahami materi dari buku pelajaran serta sumber bacaan lainnya. Untuk memperkuat kemampuan membaca, orang tua bisa meminta anak membuat ringkasan dari buku yang mereka baca guna melatih pemahaman dan analisis.

5. Tahap Taking Multiple View During Reading (Membandingkan Sudut Pandang)

Pada usia 15-17 tahun, anak mulai mampu membandingkan dua atau lebih sudut pandang berdasarkan artikel atau buku yang mereka baca. Kemampuan berpikir kritis mulai berkembang dalam tahap ini.

Orang tua dan guru dapat memberikan latihan berpikir komparatif dengan diskusi serta analisis teks agar anak terbiasa melihat berbagai perspektif. Hal ini membantu mereka dalam menyusun opini yang lebih matang dan berbasis pada informasi yang kuat.

6. Tahap Reading for Building and Testing Personal Theory (Membaca untuk Mengembangkan Pemikiran Pribadi)

Tahap akhir ini umumnya dicapai pada usia 18 tahun ke atas, di mana kemampuan membaca dimanfaatkan dalam penelitian serta pengembangan teori pribadi.

Di tahap ini, anak mulai memasuki fase dewasa dan menggunakan bacaan untuk merumuskan serta menetapkan pendapatnya terhadap suatu fenomena. Mereka membaca bukan sekadar untuk memahami, tetapi juga untuk mengkonstruksi gagasan dan pemikiran yang lebih kompleks.

Cara Tepat Belajar Membaca bagi Anak Usia Dini

Membantu anak mulai membaca tanpa tekanan adalah kunci dalam menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat menumbuhkan kecintaan anak terhadap membaca secara alami. Berikut beberapa metode efektif yang direkomendasikan oleh para ahli pendidikan anak usia dini.

1. Mulai dari Minat Anak

Menumbuhkan minat anak terhadap membaca adalah langkah pertama yang penting. Pilih buku yang sesuai dengan hal yang mereka sukai, seperti dinosaurus atau kendaraan, agar mereka lebih antusias mengenali huruf dan kata.

Ketika anak mulai membaca dia akan merasa bahwa topik bacaannya menyenangkan, mereka akan lebih terbuka dalam belajar dan tidak merasa terpaksa. Minat ini menjadi motivasi utama bagi mereka untuk mengenali kata dan mulai memahami bacaan secara bertahap.

2. Gunakan Metode Fonik

Metode fonik mengajarkan anak hubungan antara huruf dan bunyi, yang lebih efektif dibanding sekadar menghafal kata secara visual. Dengan metode ini, anak dapat lebih mudah membaca kata baru secara mandiri.

Metode fonik terbukti meningkatkan kemampuan decoding dan pemahaman bacaan anak secara signifikan. Pendekatan ini membantu mereka membaca dengan lebih lancar dan percaya diri.

3. Ciptakan Lingkungan Kaya Teks di Rumah

Anak mulai membaca bisa dimulai dengan membiasakan diri membaca teks di lingkungan sehari-hari adalah cara efektif agar mereka mulai tertarik membaca. Tempel label nama benda, buat sudut baca, atau gunakan huruf magnetik di kulkas untuk menstimulasi pengenalan huruf.

Tanpa disadari, anak akan mulai mengenali bentuk huruf dan kata yang sering mereka lihat. Lingkungan yang mendukung akan mempercepat proses mereka dalam memahami konsep membaca secara alami.

4. Jadikan Aktivitas Membaca sebagai Rutinitas Harian

Meluangkan waktu 10–15 menit setiap hari untuk membaca bersama anak dapat membantu mereka membangun kebiasaan membaca dengan nyaman. Bacakan cerita sebelum tidur atau saat santai untuk membiasakan mereka dengan bacaan. Hal ini akan memudahkan anak mulai membaca mengerti setiap katanya.

Selain memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak, rutinitas ini juga melatih keterampilan membaca secara bertahap. Anak yang terbiasa dengan buku akan lebih mudah mengembangkan minat membaca di kemudian hari.

5. Berikan Pujian, Bukan Tekanan

Saat anak berhasil mengeja atau membaca sebuah kata, berikan apresiasi dengan tulus. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mendorong semangat belajar.

Sebaliknya, jika anak masih kesulitan, hindari menunjukkan rasa frustrasi. Tujuan utama dalam mengajarkan membaca bukan sekadar kecepatan, tetapi membangun kecintaan anak terhadap membaca agar mereka terus berkembang.

6. Manfaatkan Permainan Edukatif

Belajar membaca tidak harus dilakukan dengan cara yang formal. Gunakan flashcard huruf, aplikasi interaktif, atau permainan tebak kata agar anak merasa bahwa belajar membaca adalah aktivitas yang menyenangkan.

Dengan pendekatan yang lebih bermain, anak akan lebih antusias dan menikmati proses belajar. Mereka akan lebih aktif dalam mengeksplorasi huruf dan kata tanpa merasa terbebani.

7. Kolaborasi dengan Guru atau Pengajar Privat

Jika anak menunjukkan minat tinggi atau menghadapi tantangan dalam belajar membaca, konsultasikan dengan guru TK atau cari pengajar privat yang memahami metode pembelajaran yang menyenangkan.

Guru berpengalaman dapat membantu anak dengan pendekatan yang sesuai dengan karakter mereka. Dengan dukungan dari orang tua dan tenaga pendidik, proses belajar membaca bisa menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi anak.

Kesimpulan

Usia anak mulai membaca tidak bisa disamakan untuk setiap individu karena perkembangan bahasa dan kemampuan kognitif mereka berbeda-beda. Yang lebih penting adalah bagaimana orang tua memahami tahapan literasi anak serta memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia dan kesiapan mereka.

Memaksa anak membaca sebelum siap dapat menghambat minat alami terhadap literasi, sementara memberikan dukungan yang sesuai membantu mereka menikmati proses belajar tanpa tekanan.

Sebagai orang tua, fokus utama haruslah menciptakan lingkungan yang kaya akan teks, membangun kebiasaan membaca secara menyenangkan, dan menanamkan kecintaan terhadap buku sejak dini.

Dengan pendekatan yang positif, anak akan lebih mudah mengembangkan keterampilan membaca secara alami, sehingga mereka bisa menikmati proses belajar tanpa merasa terbebani.

Reference 

  1. ​​Chall, J. S. (1983). Stages of reading development. New York, NY: McGraw-Hill. ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *