Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Cara Pandang Islam Terhadap Tradisi Ulang Tahun Pada Anak-anak

ulang tahun dalam islam
March 31, 2025

Ulang tahun anak-anak seringkali menjadi momen yang penuh sukacita dan perayaan. Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, muncul pertanyaan tentang bagaimana Islam memandang tradisi ini. 

Apakah perayaan ulang tahun anak-anak sesuai dengan ajaran Islam, apakah ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan? Dalam Islam, setiap perayaan dan tradisi harus diukur dengan prinsip-prinsip agama, yaitu Al-Quran dan Sunnah. 

Meskipun tidak ada ayat atau hadis yang secara eksplisit melarang perayaan ulang tahun, penting bagi kita untuk memastikan bahwa perayaan tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 

Misalnya, perayaan yang berlebihan, mengandung unsur pemborosan, atau melupakan rasa syukur kepada Allah ﷻ tentu tidak sesuai dengan ajaran agama. Selain membahas tentang hukum dan batasan-batasan, artikel ini juga akan memberikan panduan praktis bagi orang tua dalam merayakan ulang tahun anak-anak. 

Mulai dari memilih tema perayaan yang positif, mengajarkan anak tentang pentingnya bersyukur, hingga melibatkan mereka dalam kegiatan sosial yang bermanfaat. Dengan pendekatan yang tepat, perayaan ulang tahun anak-anak dapat menjadi momen yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Bagaimana Islam Memandang Perayaan Ulang Tahun?

Perayaan ulang tahun telah menjadi bagian dari budaya di banyak negara, termasuk di kalangan umat Islam. Tradisi ini umumnya dirayakan dengan pesta, kue ulang tahun, dan hadiah. Namun, bagaimana sebenarnya Islam memandang perayaan ulang tahun, khususnya untuk anak-anak?

Dalam Islam, segala bentuk perayaan harus dikaji berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Hadis. Islam mengajarkan bahwa hari-hari yang seharusnya dirayakan adalah hari-hari yang memiliki dasar syariat, seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah ﷺ tidak pernah merayakan atau menganjurkan perayaan ulang tahun, baik untuk diri sendiri maupun para sahabatnya.

Menurut sebagian ulama, merayakan ulang tahun termasuk dalam kategori bid’ah, yakni sesuatu yang tidak diajarkan dalam syariat Islam. Syekh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syekh hafidzahullahu Ta’ala berkata,

Sesungguhnya hal itu (perayaan ulang tahun, tahun baru, dan sebagainya) adalah bid’ah yang tidak disyariatkan. Perayaan-perayaan itu hanyalah dibuat oleh manusia menurut hawa nafsu mereka. Berbagai macam perayaan (‘id) dan apa yang terdapat di dalamnya berupa rasa senang dan gembira, termasuk dalam bab ibadah. Maka tidak boleh mengada-adakan sesuatu apa pun di dalam ibadah, tidak (boleh) pula menetapkan dan meridainya (tanpa ada dalil dari syariat, pen.).” (Al-Minzhaar, hal. 19)1

Jadi Bunda, jika perayaan ulang tahun meski bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah dalam bentuk rasa syukur tetap bid’ah dan sebaiknya dihindari. Lantas bagaimana jika untuk merayakan ulang tahun anak?

Hal ini berdasarkan riwayat dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Dahulu orang-orang Jahiliyyah memiliki dua hari di setiap tahun, dimana mereka biasa bersenang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliau bersabda, “Dahulu kalian memiliki dua hari di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang, Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari besar yang lebih baik, yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha.” (HR. Abu Dawud no. 1134 dan An-Nasa’i no. 1556). 

Nah, jika untuk perayaan, justru ulang tahun jadi sebuah aktivitas yang perlu dijauhi ya Bunda. Bunda bisa memilih untuk mencari alternatif perayaan ulang tahun anak yang diperbolehkan. 

Cara Lain Merayakan Ulang Tahun Anak Tanpa Merayakannya

Bagi orang tua yang ingin tetap memberikan momen spesial kepada anak tanpa harus merayakan ulang tahun, berikut beberapa alternatif yang lebih sesuai dengan ajaran Islam:

1. Mengajarkan Anak Bersyukur kepada Allah

Mengingat hari kelahiran bukan berarti harus merayakannya dengan pesta. Sebaliknya, ajarkan anak untuk bersyukur atas nikmat usia yang telah diberikan Allah. Ajak anak untuk membaca doa dan merenungkan berbagai karunia yang telah diterima sepanjang tahun.

Sebagaimana dalam firman Allah di Q.S Al Luqman ayat 12

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ۝١٢

wa laqad âtainâ luqmânal-ḫikmata anisykur lillâh, wa may yasykur fa innamâ yasykuru linafsih, wa mang kafara fa innallâha ghaniyyun ḫamîd

Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

2. Bersedekah dan Berbagi kepada Sesama

Salah satu cara terbaik untuk bersyukur adalah dengan berbagi. Daripada menghabiskan uang untuk pesta, orang tua bisa mengajarkan anak untuk bersedekah kepada mereka yang membutuhkan. Misalnya, dengan mengunjungi panti asuhan atau membagikan makanan kepada kaum dhuafa.

3. Mengajarkan Doa dan Amalan Baik

Hari lahir bisa dijadikan momen untuk mengajarkan anak tentang pentingnya doa dan amalan baik. Orang tua bisa membimbing anak untuk memperbanyak doa memohon keberkahan dalam hidup, seperti doa berikut:

Oleh karena itu, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang siapakah manusia terbaik, beliau menjawab,

مَنْ طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ

“Siapa saja yang berumur panjang dan baik amalnya.” (HR. Ahmad no. 17698, 17680 dan Tirmidzi no. 2251, hadis sahih)

4. Melakukan Aktivitas Bonding Bersama 

Daripada mengadakan pesta ulang tahun, gunakan hari kelahiran anak untuk berkumpul dengan keluarga dan melakukan kegiatan Islami, seperti membaca Al-Qur’an bersama, mendengarkan kisah Nabi dan menceritakannya pada sebuah buku cerita. 

Anda juga bisa memberikan barang bernilai edukatif. Seperti buku bacaan, alat sekolah atau apapun yang bermanfaat bagi anak. Pemberian barang ini tentu diniatkan untuk kebaikan yang sudah ia lakukan sebagai bentuk apresiasi. 

Kesimpulan

Islam tidak secara spesifik melarang atau membolehkan perayaan ulang tahun. Namun, umat Islam dianjurkan untuk selalu mempertimbangkan nilai-nilai syariat dalam setiap aktivitasnya. 

Jika perayaan ulang tahun mengandung unsur yang bertentangan dengan Islam, maka sebaiknya dihindari. Sebagai gantinya, orang tua dapat mengajarkan anak untuk bersyukur, bersedekah, dan menjalankan amalan baik pada hari lahirnya agar mendapatkan berkah dari Allah.

Reference 

  1. Bunga Aulia Qisthi. 2024. Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Islam. Paper. Pesantren Persatuan Islam 297 Cingambul Kabupaten Majalengka ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *