Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Mulai Usia Berapa Anak Belajar Sensory Play? Simak Beserta Contoh Permainannya

sensory play
March 28, 2025

Sensory play, atau permainan sensorik, adalah kegiatan yang merangsang indra anak, seperti sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa. Permainan ini sangat penting untuk perkembangan anak, terutama di usia dini, karena membantu mereka memahami dunia di sekitar mereka melalui pengalaman sensorik. 

Banyak orang tua bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk mulai memperkenalkan sensory play pada anak?

Sebenarnya, sensory play dapat dimulai sejak bayi baru lahir. Bayi secara alami mengeksplorasi dunia melalui indra mereka, seperti menyentuh wajah orang tua, mendengar suara, atau melihat cahaya. 

Seiring bertambahnya usia, jenis sensory play yang dapat diperkenalkan pun semakin beragam. Pada usia toddler, anak-anak mulai menikmati kegiatan yang melibatkan tekstur berbeda, seperti bermain dengan pasir atau air.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang kapan anak mulai belajar sensory play dan contoh-contoh permainan sensorik yang mudah dilakukan di rumah. 

Kita akan mengulas bagaimana cara menciptakan lingkungan yang aman dan merangsang bagi anak untuk bereksplorasi melalui indra mereka. Mari kita bersama-sama memahami pentingnya sensory play dalam perkembangan anak dan cara-cara efektif untuk menerapkannya.

Apa Pentingnya Sensory Play bagi Anak dan Usia yang Ideal

Sensory play adalah aktivitas yang dirancang untuk merangsang indera anak, termasuk penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Aktivitas ini sangat penting dalam perkembangan anak karena membantu mereka memahami dunia sekitar, meningkatkan keterampilan motorik, dan mendukung perkembangan kognitif serta emosional.

Stimulasi sensorik sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak anak, terutama dalam tiga tahun pertama kehidupannya. Periode ini dikenal sebagai masa emas perkembangan otak, di mana koneksi saraf terbentuk dengan cepat. 

Oleh karena itu, sensory play menjadi salah satu metode yang direkomendasikan untuk mendukung pertumbuhan anak secara optimal. 

Anak dapat mulai belajar sensory play sejak usia dini, bahkan sejak bayi. Namun, usia ideal untuk memperkenalkan permainan sensorik lebih kompleks adalah sekitar 6 bulan hingga 3 tahun. 

Pada usia ini, anak sudah mulai memiliki ketertarikan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan tangan, mulut, dan seluruh tubuhnya. Semakin bertambah usia, permainan sensorik dapat lebih bervariasi dan melibatkan lebih banyak aspek perkembangan.

Maka tidak heran jika permainan dengan sensory play bisa membantu anak untuk meningkatkan kemampuan dalam banyak aspek. Anda bisa memberikan kesempatan belajar dengan sensory play baik di rumah maupun di sekolah. 

Jika di rumah, Anda bisa menyediakan berbagai permainan yang menyenangkan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Namun, di sekolah, Bunda perlu mencarikan sekolah dengan fasilitas sensory play yang sesuai. 

Apa Saja Permainan Sensory Play yang Aman untuk Anak?

Berikut beberapa rekomendasi permainan sensory play yang aman dan bermanfaat untuk anak sesuai dengan tahap perkembangan mereka:

1. Water Play (Bermain Air)

Bermain air merangsang indra peraba dan penglihatan, serta membantu anak memahami konsep sebab-akibat (misalnya, apa yang terjadi ketika air dituangkan). Aktivitas ini juga melatih koordinasi tangan-mata dan keterampilan motorik kasar.

Contohnya, Anda bisa mengajarkan anak untuk memandikan boneka atau mainan di dalam baskom. Bermain dengan air di bak mandi, menggunakan cangkir dan sendok untuk menuang dan mengaduk. Mencuci sayuran atau buah-buahan di wastafel. Bermain dengan gelembung sabun.

2. Sensory Bin (Kotak Sensorik)

Kotak sensorik memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi berbagai tekstur dan bahan, yang penting untuk perkembangan sensorik mereka. Aktivitas ini juga melatih motorik halus dan kreativitas.

Contohnya, dengan mengisi kotak dengan beras berwarna dan menyembunyikan mainan kecil di dalamnya untuk ditemukan anak. Anak juga bisa membuat kotak dengan pasir kinetik dan menyediakan cetakan untuk membuat bentuk-bentuk. Membuat kotak berisi daun-daun kering, batu-batu kecil, dan ranting. Membuat kotak dengan berbagai jenis kacang-kacangan.

3. Finger Painting (Melukis dengan Jari)

Melukis dengan jari memungkinkan anak mengeksplorasi warna dan tekstur secara langsung, yang merangsang kreativitas dan imajinasi mereka. Aktivitas ini juga melatih koordinasi tangan-mata dan keterampilan motorik halus.

Melukis di atas kertas besar atau karton dengan cat berwarna-warni. Membuat lukisan dengan jari di atas permukaan yang licin, seperti kaca atau plastik. Membuat cap tangan dan kaki dengan cat.

4. Bermain dengan Adonan atau Clay

Bermain dengan adonan atau clay melatih otot-otot tangan dan jari, yang penting untuk perkembangan motorik halus. Aktivitas ini juga meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.

Contohnya, Membuat bentuk-bentuk sederhana dengan playdough, seperti bola, ular, atau kue. Menggunakan cetakan untuk membuat bentuk-bentuk yang lebih kompleks. Membuat berbagai macam bentuk hewan dengan tanah liat.

5. Permainan Aroma (Smelling Bottles)

Permainan aroma membantu anak mengembangkan indra penciuman mereka dan meningkatkan kemampuan mengenali berbagai aroma. Aktivitas ini juga melatih memori dan kemampuan asosiasi.

Menyediakan botol-botol kecil berisi rempah-rempah dapur, seperti kayu manis, cengkeh, atau lada. Menggunakan botol-botol berisi ekstrak vanila, kopi, atau teh. Menggunakan botol yang berisi berbagai macam bunga yang memiliki aroma yang berbeda.

6. Sensory Walk (Jalan Sensorik)

Jalan sensorik memberikan kesempatan bagi anak untuk merasakan berbagai tekstur dengan kaki mereka, yang merangsang indra peraba dan keseimbangan. Aktivitas ini juga melatih koordinasi motorik kasar.

Anda bisa mulai dengan membuat jalur sensorik di halaman belakang dengan menggunakan rumput, pasir, batu, dan kayu. Membuat jalur sensorik di dalam rumah dengan menggunakan karpet, kain, dan busa. Membuat jalur sensorik dengan menggunakan berbagai macam tekstur kain.

Belajar Sensory Play Untuk Anak Bersama Sekolah Montessori Albata

Sensory play adalah metode penting dalam mendukung perkembangan anak sejak dini. Anak sudah bisa mulai bermain sensory sejak usia 6 bulan dengan permainan sederhana seperti bermain air atau eksplorasi tekstur. 

Seiring bertambahnya usia, permainan sensorik dapat diperluas dengan aktivitas yang lebih kompleks untuk mendukung perkembangan motorik, kognitif, dan sosial-emosional mereka.

Mengenalkan sensory play yang tepat sesuai usia anak tidak hanya membantu mereka lebih eksploratif tetapi juga meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan memahami pentingnya sensory play dan menerapkannya dalam keseharian, orang tua dapat memberikan stimulasi yang optimal bagi tumbuh kembang anak.

Nah, bunda mengingat banyaknya keuntungan sensory play, sekolah montessori Albata menyediakan kegiatan tersebut dengan menyenangkan. Yuk! bergabung dengan dengan sekolah montessori Albata, jangan ragu untuk menyekolahkan ananda ke sekolah montessori Albata. Sekolah montessori Albata memiliki kurikulum komprehensif terkait pendidikan anak usia dini serta penerapan keislaman untuk membantu meningkatkan iman si kecil. 

Tunggu apalagi, segera daftarkan buah hati Anda bersama Sekolah Albata Montessori Islami Albata. Untuk informasi selengkapnya cek di akun instagram @albata.id atau menghubungi admin dengan KLIK DISINI. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *