Ayah Juga Bisa Depresi? Perhatikan Tanda Postpartum Depression Pada Ayah
Ayah dan Bunda, masa setelah kelahiran buah hati seringkali dianggap sebagai momen membahagiakan bagi seluruh anggota keluarga. Namun, tahukah kita bahwa depresi pasca persalinan atau postpartum depression (PPD) tidak hanya dialami oleh ibu, tetapi juga bisa menyerang ayah?
Kondisi ini seringkali terabaikan karena fokus utama biasanya tertuju pada ibu dan bayi. Padahal, kesehatan mental ayah juga memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak.
Artikel ini hadir untuk membuka kesadaran kita tentang kemungkinan terjadinya postpartum depression pada ayah. Kita akan mengulas berbagai tanda dan gejala yang mungkin muncul pada ayah setelah kelahiran bayi.
Dengan mengenali tanda-tanda ini sejak dini, kita sebagai pasangan dapat saling mendukung dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Kesehatan mental ayah yang terjaga akan berdampak positif bagi seluruh keluarga. Yuk, kita simak ulasan selengkapnya!
Apa Itu Postpartum Depression pada Ayah dan Cirinya
Selama ini, postpartum depression atau depresi pasca melahirkan lebih dikenal sebagai kondisi psikologis yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental, para ahli mulai menyoroti bahwa para ayah juga bisa mengalami kondisi serupa. Postpartum depression pada ayah adalah bentuk gangguan suasana hati yang dialami oleh pria setelah kelahiran anak mereka.
Meskipun tidak melibatkan perubahan hormon drastis seperti pada ibu, ayah tetap bisa merasakan tekanan emosional dan psikologis yang sangat signifikan.
Postpartum depression pada ayah bisa muncul karena berbagai faktor. Tekanan finansial, kurang tidur, perubahan peran dalam keluarga, serta perasaan tidak mampu menjadi ayah yang baik dapat memicu stres berat hingga depresi.
Studi lain juga menunjukkan bahwa sekitar 10 persen ayah baru mengalami gejala postpartum depression, terutama dalam tiga hingga enam bulan pertama setelah kelahiran anak.
Berikut adalah beberapa ciri postpartum depression pada ayah yang perlu diperhatikan:
1. Perubahan Suasana Hati yang Ekstrem
Ayah bisa mengalami perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah marah, murung, atau kehilangan semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat terjadi karena tekanan emosional yang datang setelah kelahiran anak.
Jika dibiarkan, perubahan suasana hati ini dapat mempengaruhi interaksi ayah dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Mengenali tanda-tanda ini sejak dini akan membantu orang tua mencari cara untuk mengelola emosi dengan lebih sehat.
2. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial
Beberapa ayah mungkin mulai menghindari interaksi sosial dengan teman dan keluarga. Mereka merasa sulit berbicara tentang perasaan mereka dan cenderung menutup diri.
Perubahan ini bisa membuat ayah merasa semakin kesepian dan sulit mendapatkan dukungan emosional. Membantu mereka merasa nyaman dalam berbagi cerita dapat mencegah perasaan terisolasi dan memperkuat hubungan dengan orang terdekat.
3. Kesulitan Tidur dan Kelelahan Berlebih
Meskipun bayi tidur nyenyak, ayah tetap bisa mengalami gangguan tidur seperti insomnia. Mereka mungkin merasa lelah secara fisik dan mental, bahkan saat mendapatkan cukup waktu istirahat.
Kurangnya kualitas tidur bisa memperburuk suasana hati dan menurunkan energi untuk menjalani rutinitas. Mendorong pola tidur yang lebih teratur dan memberikan waktu istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi kelelahan berlebih.
4. Menurunnya Minat terhadap Aktivitas yang Dulu Disukai
Hobi dan kegiatan yang dulu menyenangkan bisa terasa kurang menarik atau kehilangan makna bagi ayah yang mengalami depresi. Mereka mungkin tidak lagi merasa antusias untuk melakukan aktivitas yang biasanya memberikan kebahagiaan.
Perubahan ini dapat memengaruhi keseimbangan emosional dan membuat mereka semakin merasa tertekan. Mendorong ayah untuk kembali mencoba hal-hal yang dulu mereka nikmati bisa menjadi langkah penting dalam membantu mereka menemukan kembali semangatnya.
5. Perasaan Tidak Berharga atau Bersalah
Ayah bisa merasa dirinya tidak cukup baik, tidak mampu mendukung pasangan, atau gagal menjalani peran sebagai orang tua. Perasaan ini muncul karena tekanan emosional yang mereka alami dalam menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam hidup.
Jika terus berlanjut, perasaan ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan membuat mereka semakin sulit menerima dukungan dari orang lain. Memberikan dorongan positif dan mengingatkan mereka bahwa setiap orang tua sedang belajar bisa membantu mengurangi beban yang mereka rasakan.
Mengenali tanda-tanda ini lebih awal sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih serius, baik pada ayah itu sendiri maupun pada hubungan keluarga secara keseluruhan.
6 Langkah Mengatasi Postpartum Depression pada Ayah
Mengatasi postpartum depression pada ayah memerlukan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pasangan, keluarga, hingga profesional kesehatan mental. Berikut adalah lima langkah konkret yang dapat diambil untuk membantu ayah melewati masa-masa sulit ini.
1. Melibatkan Allah dalam Menghadapi Masalah
Ketika ayah mulai mengalami stres dan kelelahan saat baru mendapatkan peran sebagai ayah baru, jangan lupa untuk terus mendekatkan diri kepada Allah dengan berdoa meminta pertolonganNya. Ayah harus percaya bahwa hati yang mengingat Allah akan lebih tenang, sebagaimana dalam Q.S Ar Rad ayat 28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢٨
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.
Salah satu doa untuk meminta perlindungan yang bisa kepada Allah ﷻ yang dinukilkan dari hadist Rasulullah ﷻ. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ”
Artinya:
“Rasulullah ﷺ apabila keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, dan dari berbuat bodoh atau dibodohi.’ (HR. Abu Dawud No. 5094).
2. Membangun Komunikasi Terbuka dengan Pasangan
Langkah pertama dalam menghadapi tantangan emosional adalah berbicara secara jujur dengan pasangan mengenai perasaan dan tekanan yang dirasakan. Banyak ayah enggan berbagi beban karena tidak ingin menambah kesulitan bagi pasangan yang juga sedang dalam masa pemulihan.
Padahal, keterbukaan adalah kunci penting dalam menjaga keseimbangan emosional. Komunikasi yang baik dapat memperkuat ikatan emosional dan menciptakan ruang aman bagi ayah untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan tanpa takut dihakimi.
3. Mencari Bantuan Profesional Jika Dibutuhkan
Jika perasaan tertekan berlangsung lebih dari dua minggu atau semakin memburuk, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Terapi kognitif perilaku (CBT) telah terbukti efektif dalam menangani depresi pasca persalinan pada ayah.
Melibatkan profesional dapat membantu ayah memahami penyebab emosinya dan menemukan cara yang tepat untuk mengelolanya. Dengan dukungan yang sesuai, ayah bisa merasa lebih terbantu dalam menjalani perannya sebagai orang tua dengan kondisi mental yang lebih baik.
4. Menjaga Rutinitas Sehat untuk Keseimbangan Emosi
Keseimbangan antara waktu istirahat, makanan bergizi, dan aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan mental ayah. Meskipun memiliki bayi sering kali membuat waktu tidur terganggu, ayah tetap perlu menyisihkan waktu untuk beristirahat dengan cukup.
Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau berjemur di pagi hari juga terbukti dapat meningkatkan hormon endorfin yang membantu memperbaiki suasana hati. Rutinitas yang terjaga akan mendukung ketahanan mental dan fisik ayah dalam menghadapi tantangan baru.
5. Terhubung dengan Komunitas Sesama Ayah untuk Dukungan
Bergabung dengan komunitas atau grup dukungan sesama ayah baru dapat menjadi tempat berbagi pengalaman dan saling menguatkan. Mengetahui bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami perasaan sulit ini dapat memberi rasa lega dan mengurangi rasa kesepian.
Beberapa platform daring juga menyediakan forum diskusi khusus untuk ayah yang mengalami stres setelah kelahiran anak. Berbagi cerita dengan orang yang mengalami hal serupa akan membantu ayah merasa lebih dipahami dan didukung secara emosional.
6. Mengurangi Tekanan untuk Menjadi Orang Tua yang Sempurna
Banyak ayah merasa harus langsung menjadi panutan atau kepala keluarga yang sempurna begitu anak lahir. Padahal, menjadi orang tua adalah proses yang penuh pembelajaran dan tidak harus selalu berjalan mulus.
Tidak apa-apa jika merasa lelah atau bingung dalam menghadapi perubahan besar ini. Mengurangi standar perfeksionisme dan menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari proses akan membantu ayah merasa lebih tenang dan realistis dalam menjalani peran barunya.
Kesimpulan
Postpartum depression pada ayah adalah kondisi nyata yang masih sering diabaikan oleh masyarakat loh Bun. Padahal, dampaknya bisa sangat serius jika tidak ditangani, baik bagi kesehatan mental ayah, hubungan dengan pasangan, maupun perkembangan anak.
Mengenali ciri-cirinya sejak dini dapat mencegah depresi semakin buruk pada ayah . Dukungan emosional, bantuan profesional, serta pemahaman dari lingkungan sekitar menjadi fondasi utama agar ayah dapat menjalani peran barunya dengan sehat dan penuh percaya diri.
Reference
Natasya Verganyo dkk. Gambaran Postpartum Depression pada Figur Ayah. Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental. Universitas Airlangga.