Lembaga Pendidikan Montessori Islam

5 Pola Asuh Single Parent pada Anak, Simak Ini Penjelasannya

orang tua tunggal
April 25, 2025

Bunda atau ayah yang membesarkan buah hati dengan penuh cinta tentu akan menemui tantangan. Terutama bagi orang tua tunggal, sebagai orang tua tunggal tentu memiliki dinamika tersendiri. 

Bunda atau ayah perlu memahami kebutuhan emosional dan psikologis anak dalam situasi ini menjadi kunci penting untuk menciptakan lingkungan keluarga yang tetap harmonis dan suportif.

Artikel ini hadir untuk memberikan panduan berharga bagi Ayah dan Ibu tunggal. Kami akan mengupas lima tips pola asuh yang efektif untuk diterapkan, serta bagaimana mengenali betapa pentingnya peran Anda dalam membentuk karakter dan kebahagiaan si kecil. 

Bersama, kita akan menjelajahi cara-cara untuk membangun ikatan yang kuat dan memastikan anak-anak tetap tumbuh kembang secara optimal dalam keluarga yang unik ini. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Hebatnya Orang Tua Tunggal dalam Islam: Anak Tetap Bisa Tumbuh Bahagia

Menjadi orang tua tunggal bukanlah pilihan yang mudah. Entah karena perceraian, ditinggal wafat pasangan, atau kondisi lainnya, menjalani peran ganda sebagai ayah sekaligus ibu adalah tanggung jawab besar yang tak semua orang bisa pahami sepenuhnya. 

Namun, dalam Islam, orang tua tunggal tetap memiliki tempat yang istimewa.

Rasulullah ﷺ sendiri adalah seorang yatim sejak kecil, dibesarkan oleh ibundanya dan kemudian pamannya. Ini menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan oleh satu orang tua tetap bisa tumbuh menjadi sosok luar biasa jika mendapatkan pola asuh orang tua tunggal yang penuh cinta dan nilai-nilai yang kuat. 

Banyak hal yang perlu diperhatikan agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang shalih dan shalihah, sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sebagai amanah dari Allah, anak membutuhkan perhatian dan bimbingan penuh dari orang tuanya agar berkembang secara optimal.

Keutamaan Ibu yang menjadi single mom tanpa menikah sesuai dengan hadits yang Rasulullah ﷺ dan Al-Qur’an. 

a. Rasulullah ﷺ Bersama Ibu Tunggal yang Hebat 

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا النَّهَّاسُ بْنُ قَهْمٍ، حَدَّثَنِي شَدَّادٌ أَبُو عَمَّارٍ، عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: 1  «أَنَا وَامْرَأَةٌ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ كَهَاتَيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» 2  وَجَمَعَ يَزِيدُ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى «امْرَأَةٌ آمَتْ مِنْ زَوْجِهَا ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ حَبَسَتْ نَفْسَهَا عَلَى يَتَامَاهَا حَتَّى بَانُوا أَوْ مَاتُوا»   

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zuray‘, telah menceritakan kepada kami al-Nahhas bin Qahm, telah menceritakan kepadaku Syaddad Abu ‘Ammar, dari ‘Auf bin Malik al-‘Ashja‘iy, berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Kelak pada hari kiamat aku bersama wanita yang kedua pipinya kehitam-hitaman (karena sibuk bekerja dan tidak sempat berhias) seperti ini- Yazid memberi isyarat dengan jari tengan dan jari telunjuk-. Yakni seorang wanita janda yang ditinggal mati oleh suaminya, mempunyai kedudukan dan berwajah cantik, ia menahan dirinya (tidak menikah) untuk merawat anak-anaknya hingga mereka dewasa atau meninggal.” (Hadis dalam Kitab Sunan Abu Dawud nomor 5149

b. Allah Menyenangi Ibu Tunggal yang Menjaga Amanah Allah ﷻ

Menjaga amanah adalah kewajiban besar bagi setiap orang tua. Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’minun ayat 8,

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۙ ۝٨

walladzîna hum li’amânâtihim wa ‘ahdihim râ‘ûn

(Sungguh beruntung pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka.

Ayat ini menegaskan bahwa anak adalah titipan dari Allah yang harus dirawat dan dididik dengan penuh tanggung jawab.

Sebagai orang tua, kewajiban yang harus dipenuhi bukan hanya sekadar memberi nafkah secara materi. Anak juga membutuhkan perhatian dalam bentuk kasih sayang, pendidikan, serta bimbingan spiritual agar mereka tumbuh dengan akhlak yang baik dan keimanan yang kuat.

Ini menunjukkan betapa Islam sangat menjunjung tinggi perjuangan orang tua tunggal. Lantas, bagaimana cara menerapkan pola asuh yang tepat agar anak tetap tumbuh bahagia dan berdaya meski hanya dibesarkan oleh satu orang tua?

Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua Tunggal pada Anak

Secara umum, pola asuh terdiri dari beberapa tipe, baik pada keluarga utuh maupun orang tua tunggal. Namun dalam konteks pola asuh orang tua tunggal, ada penyesuaian-penyesuaian tertentu yang perlu dipahami agar pola pengasuhan tetap berjalan seimbang.

1. Pola Asuh Otoritatif: Seimbang antara Disiplin dan Kasih Sayang

Ini adalah pola asuh paling ideal, bahkan menurut banyak penelitian psikologi perkembangan anak. Orang tua menetapkan aturan, namun tetap membuka ruang komunikasi dan kasih sayang.

Bagi orang tua tunggal, pola ini membantu anak merasa aman karena ada struktur, namun tidak merasa tertekan karena masih bisa berekspresi. menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola ini cenderung lebih percaya diri, mandiri, dan memiliki regulasi emosi yang baik.

2. Pola Asuh Permisif: Penuh Kasih Tapi Minim Batasan

Tak sedikit orang tua tunggal merasa bersalah karena anak tidak tumbuh dalam keluarga lengkap, sehingga memberikan terlalu banyak kelonggaran. Pola ini memang menunjukkan kasih sayang tinggi, tapi bisa berdampak kurang baik jika tidak dibarengi batasan yang jelas.

Anak bisa menjadi kurang disiplin atau kesulitan memahami aturan sosial. Oleh karena itu, penting untuk tetap memberikan batasan meski penuh cinta.

3. Pola Asuh Otoriter: Disiplin Kaku dan Minim Empati

Pola ini mengedepankan aturan yang ketat, dengan harapan anak menjadi “kuat” karena hidup tanpa kehadiran dua orang tua. Sayangnya, pola ini seringkali justru menjauhkan anak dari kehangatan emosional.

Sebuah penelitian lain menyebutkan bahwa pola otoriter yang kaku dapat meningkatkan risiko anak mengalami stres atau kecemasan, terutama jika ia tidak memiliki outlet emosi yang cukup di rumah.

4. Pola Asuh Neglectful: Kurang Perhatian karena Tuntutan Hidup

Realita orang tua tunggal kadang membuat mereka harus bekerja lebih keras, bahkan dua atau tiga pekerjaan sekaligus. Ini membuat perhatian pada anak jadi berkurang. Meski tidak disengaja, pola ini bisa menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang, seperti rasa kesepian atau gangguan perkembangan sosial-emosional anak.

Itulah mengapa penting untuk mencari dukungan dari lingkungan, keluarga besar, atau komunitas agar keseimbangan tetap terjaga.

Lalu, bagaimana cara agar pola asuh orang tua tunggal tetap bisa membentuk anak yang sehat lahir dan batin? Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

1. Bangun Komunikasi Terbuka Sejak Dini

Anak perlu merasa aman untuk berbicara, bertanya, dan mengungkapkan emosinya. Orang tua harus mendengarkan mereka dengan penuh empati, tanpa langsung memberikan penilaian atau koreksi yang bisa membuat anak ragu untuk berbicara.

Interaksi yang hangat dan terbuka akan membangun kepercayaan serta memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak. Saat anak merasa dihargai dalam komunikasi, mereka akan lebih nyaman berbagi cerita serta meminta arahan saat menghadapi kesulitan.

2. Jaga Keseimbangan antara Disiplin dan Kasih Sayang

Penerapan aturan yang jelas sangat penting untuk memberikan struktur dalam kehidupan anak. Jadwal seperti waktu belajar, waktu tidur, serta tanggung jawab rumah harus ditetapkan agar mereka belajar kedisiplinan sejak dini.

Namun, disiplin tidak boleh membuat anak merasa terkekang. Orang tua harus tetap memberikan pelukan, pujian, dan dukungan emosional agar anak merasa dicintai. Keseimbangan ini akan membantu mereka tumbuh dengan kepercayaan diri dan sikap positif.

3. Libatkan Anak dalam Aktivitas Sehari-hari

Melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari seperti memasak, membersihkan rumah, atau membuat perencanaan mingguan dapat mengajarkan tanggung jawab dan kerja sama. Ini juga membantu mereka merasa menjadi bagian dari keluarga yang berkontribusi.

Selain mempererat hubungan, kegiatan ini memberikan anak keterampilan hidup yang akan berguna di masa depan. Mereka belajar pentingnya bekerja sama, berbagi tugas, dan menghargai usaha orang lain dalam menjaga keseimbangan rumah tangga.

4. Cari Dukungan Komunitas atau Konselor Keluarga

Menjadi orang tua tunggal tidak berarti harus menghadapi semua tantangan sendirian. Bergabung dalam komunitas orang tua tunggal, majelis ilmu, atau mencari bantuan dari konselor keluarga dapat memberikan dukungan emosional serta wawasan baru dalam mendidik anak.

Memiliki lingkungan yang mendukung akan membantu mengurangi tekanan mental dan emosional yang dirasakan. Dengan bimbingan yang tepat, orang tua dapat lebih percaya diri dalam mendidik anak dan menghadapi berbagai tantangan yang muncul.

5. Perkuat Spiritualitas dalam Keluarga

Menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini sangat penting untuk membentuk karakter anak. Ajarkan mereka tentang keimanan, sabar, syukur, dan ikhlas melalui teladan serta kegiatan rutin seperti shalat berjamaah, mengaji, dan berbagi dengan sesama.

Spiritualitas yang kuat akan menjadi pegangan bagi anak dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Dengan pemahaman agama yang baik, mereka dapat memiliki prinsip yang jelas serta kekuatan batin untuk menjalani hidup dengan penuh keyakinan.

6. Berikan Contoh Sikap Positif dalam Kehidupan Sehari-hari

Anak belajar paling banyak dari melihat dan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu menunjukkan sikap yang positif, baik dalam menghadapi masalah, berinteraksi dengan orang lain, maupun menjalani kehidupan sehari-hari.

Menjaga ucapan, mengelola emosi dengan baik, serta menunjukkan kesabaran akan menjadi contoh nyata bagi anak. Saat mereka melihat orang tua mampu menghadapi tantangan dengan ketenangan dan kebijaksanaan, mereka akan tumbuh dengan pola pikir yang lebih kuat dan optimis.

Kesimpulan 

Pola asuh orang tua tunggal bukanlah tanda kekurangan, tapi bentuk kekuatan dan keteguhan hati yang luar biasa. Dengan pendekatan yang hangat, penuh kasih, dan sesuai nilai Islam, anak tetap bisa tumbuh menjadi pribadi yang sehat, berakhlak mulia, dan percaya diri.

Ingatlah, Anda tidak harus menjadi sempurna cukup menjadi hadir, tulus, dan terus belajar bersama anak Anda. Karena sejatinya, yang dibutuhkan anak bukanlah dua orang tua yang sibuk, melainkan satu sosok yang hadir sepenuh hati.

Reference 

Hidayatul Usaniman. 2020. Keutamaan Wanita Single Parent yang Tidak Menikah Lagi Demi Anaknya. Skripsi. Program Studi Ilmu Hadis Universitas Negeri Sunan Ampel. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *