Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Apa Bedanya Tahsin dan Tahfidz? Simak Perbedaannya dan Metodenya

tahsin dan tahfidz
April 10, 2025

Pernahkah Anda mendengar istilah tahsin dan tahfidz dalam konteks mempelajari Al-Qur’an? Bunda, keduanya merupakan istilah yang kerap kali dianggap memiliki makna yang sama, padahal metode dan pembelajarannya sangat berbeda loh. Tahsin dan tahfidz juga memiliki tujuan yang berbeda saat diterapkan pada anak. 

Tahsin lebih menekankan pada perbaikan dan pemantapan kualitas bacaan Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid yang benar, memastikan setiap huruf dan harakat terucapkan dengan fasih dan tartil. 

Sementara itu, tahfidz berorientasi pada proses menghafal ayat-ayat Al-Qur’an secara keseluruhan atau sebagian, menjadikannya terpatri dalam ingatan. Lantas, apa saja perbedaan mendasar di antara keduanya?

Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan esensial antara tahsin dan tahfidz, mulai dari tujuan utama, fokus pembelajaran, hingga metode yang umumnya digunakan dalam masing-masing proses. Dengan memahami perbedaannya, Anda dapat menentukan jalur pembelajaran Al-Qur’an yang paling sesuai dengan minat dan kemampuan anak.

Lebih jauh lagi, artikel ini tidak hanya akan menjelaskan perbedaan teoritis antara tahsin dan tahfidz, tetapi juga akan menyajikan gambaran singkat mengenai metode-metode efektif yang digunakan dalam setiap proses pembelajaran. 

Yuk kita simal lebih dalam perbedaan menarik antara tahsin dan tahfidz serta temukan jalan terbaik Anda dalam mendekatkan diri dengan kalamullah.

Perbedaan Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an Bagi Anak

Bunda, sebelum menjelaskan masing-masing metode dalam belajar tahsin dan tahfidz Al-Qur’an bagi anak, kenali terlebih dahulu apa perbedaan tahsin dan tahfidz. Kata dasar dari berasal dari kata Tahsin (تحسين) adalah ḥassana (حَسَّنَ) yang berarti “memperbaiki” atau “menjadikan lebih baik.”

Dalam konteks membaca Al-Qur’an, tahsin berarti memperbaiki bacaan agar sesuai dengan tajwid dan makhārijul huruf yang benar. Jadi, fokus utama dari tahsin adalah kualitas bacaan. Anak diajarkan untuk melafalkan huruf-huruf hijaiyah dari makhraj yang benar, memperhatikan panjang-pendek (mad), dengung (ghunnah), dan aturan-aturan tajwid lainnya.

Sementara kata dasar Tahfidz (تحفيظ) adalah ḥaffaẓa (حَفَّظَ) yang berarti “membuat orang lain menghafal.” Keduanya berasal dari bentuk taksir (verba bentuk II) dalam tata bahasa Arab, yang menunjukkan tindakan intensif atau menyebabkan orang lain melakukan sesuatu.

Tujuan tahfidz adalah menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an tertanam dalam memori anak secara utuh. Tahfidz tidak selalu memerlukan bacaan yang sempurna di awal, karena fokus utamanya adalah hafalan. Meski begitu, kualitas bacaan tetap diperbaiki seiring waktu, terutama ketika hafalan semakin banyak.

Perbedaan Singkat:

AspekTahsinTahfidz
Fokus UtamaMemperbaiki bacaanMenghafal ayat
TargetBacaan sesuai tajwid & makhrajMenghafal juz atau surat tertentu
PendekatanPelatihan artikulasi, tajwidRepetisi, murojaah, visualisasi
TahapanBiasanya tahap awal sebelum tahfidzDapat dimulai setelah dasar tahsin dimiliki

Pembelajaran tahsin yang baik berperan penting dalam memperkuat proses tahfidz. Anak yang terbiasa membaca dengan tajwid cenderung lebih cepat menghafal karena suara yang mereka hasilkan sesuai dengan pola yang benar dan indah didengar.

Bagaimana Metode Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an?

Masing-masing proses belajar ini memiliki pendekatan dan strategi yang berbeda. Berikut adalah metode yang bisa diterapkan orang tua maupun guru dalam membimbing anak belajar Al-Qur’an:

1. Metode Tilawati dan Musyafahah untuk Tahsin

Metode ini merupakan cara klasik yang efektif, di mana guru membacakan terlebih dahulu ayat Al-Qur’an dengan benar, lalu murid menirukannya. Proses ini disebut talawati, dan musyafahah berarti langsung dari mulut ke mulut, memastikan pengucapan yang benar. Ini adalah metode utama dalam tahsin karena fokus pada ketepatan bunyi dan makhraj.

Sebuah studi yang dituliskan dalam sejumlah penelitian, menunjukkan bahwa talaqqi-musyafahah lebih efektif meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak dibanding metode baca mandiri.

Contohnya, metode Tilawati, di mana guru melafalkan ayat Al-Qur’an dengan tartil dan tajwid yang benar, diikuti oleh murid yang menirukannya, adalah fondasi penting dalam tahsin. Musyafahah, yang berarti “dari mulut ke mulut,” menekankan interaksi langsung antara guru dan murid. 

2. Metode Sima’i dan Tikrar untuk Tahfidz

Sima’i berarti mendengarkan. Anak diminta untuk mendengarkan muraja’ah ayat yang dibacakan guru atau audio, lalu menirukan dan mengulanginya secara berulang (tikrar). Pendekatan ini cocok untuk anak usia dini yang lebih responsif terhadap suara.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak yang melakukan metode sima’i secara konsisten selama 3 bulan mengalami peningkatan hafalan hingga 35% lebih cepat dibandingkan yang hanya membaca mandiri.

Dalam tahfidz, metode Sima’i (mendengarkan) dan Tikrar (mengulang) memegang peranan krusial, terutama bagi anak usia dini. Anak-anak secara alami memiliki kemampuan meniru suara yang baik. Dengan mendengarkan bacaan muraja’ah dari guru atau rekaman audio secara berulang-ulang, mereka akan merekam pola pelafalan dan ritme ayat dalam memori mereka. 

3. Metode Muroja’ah dan Mutaba’ah

Muroja’ah adalah mengulang hafalan agar tidak lupa. Sedangkan mutaba’ah adalah pemantauan perkembangan hafalan. Kombinasi ini sangat penting dalam tahfidz agar hafalan anak tidak hanya banyak, tetapi juga kuat dan melekat.

Setelah berhasil menghafal beberapa juz atau surat, metode Muroja’ah (mengulang hafalan lama) menjadi sangat penting untuk mencegah kelupaan. Penerapannya anak dan ustadzah bisa membuat jadwal harian atau mingguan untuk mengulang hafalan yang sudah ada. 

Sementara, mutaba’ah (pemantauan perkembangan hafalan) juga krusial. Ini bisa dilakukan oleh ustadzah dengan membuat catatan perkembangan hafalan dan mengidentifikasi bagian mana yang perlu diulang lebih sering. 

4. Menggabungkan Permainan Edukatif dan Visualisasi

Baik dalam tahsin maupun tahfidz, anak-anak usia dini lebih mudah belajar jika pendekatannya menyenangkan. Gunakan media visual seperti kartu huruf hijaiyah, lagu tajwid, dan kuis hafalan. Ini membantu menghindari kebosanan dan membuat mereka antusias mengikuti proses.

Dalam pembelajaran tahsin maupun tahfidz, terutama untuk anak-anak, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah kunci keberhasilan. Penerapan permainan edukatif dan visualisasi dalam kehidupan sehari-hari bisa sangat beragam. 

Untuk tahsin, kartu huruf hijaiyah berwarna-warni, tebak harakat, atau lagu-lagu tentang tajwid dapat membuat proses belajar lebih menarik. 

Mengetahui perbedaan antara Tahsin dan Tahfidz adalah langkah awal yang penting bagi orang tua dan pendidik untuk menyusun strategi pengajaran yang tepat. Tahsin menanamkan dasar bacaan yang benar, sementara tahfidz memperkuat hubungan anak dengan Al-Qur’an melalui hafalan.

Keduanya bukan untuk dipisahkan, tetapi saling melengkapi. Dengan metode yang tepat dan suasana belajar yang menyenangkan, anak tidak hanya mahir membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga mencintainya sejak dini.

Belajar Tahsin dan Tahfidz di TPQ Online Albata

Bunda, TPQ Online Albata hadir sebagai tempat belajar Al-Qur’an yang tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga tajwid dan makhorijul huruf. Didesain khusus untuk anak-anak, Albata menggunakan metode yang menyenangkan dan efektif, sesuai dengan tahap perkembangan usia anak.

Anda bisa memilih dan menentukan program yang sesuai dengan kemampuan anak. Jika anak sudah memiliki hafalan dan Bunda ingin menguatkan hafalan anak, maka ada program tahfidz yang langsung di mentoring bersama dengan ustadzah profesional. 

Begitu juga, jika anak masih dalam tahapan membaca Al-Qur’an dan ingin belajar memaksimalkan makhorijul huruf maka program tahsin dirasa lebih cocok bagi ananda. TPQ Online Albata juga menyediakan fasilitas berupa proses belajar dengan pembelajaran pendekatan nilai islam seperti tauhid, akhlak, adab, fiqih hingga sirah. 

Bagi TPQ Online Albata, tidak hanya menanamkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual anak dengan Al-Qur’an. Ini bukan hanya soal pelafalan, tapi juga soal cinta kepada firman Allah sejak usia dini.

Memahami pentingnya makhorijul huruf sejak dini adalah langkah awal yang sangat penting dalam pendidikan Islam anak. Melalui pendekatan yang tepat, konsisten, dan menyenangkan, anak tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, tetapi juga mencintainya dengan hati.

Bersama TPQ Online Albata, proses belajar itu jadi lebih mudah, bermakna, dan bisa dilakukan di rumah bersama orang tua tercinta. Yuk, bantu anak kita tumbuh menjadi generasi Qurani dari sekarang!

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *