Cara Mengatasi Anak Sulit Membaca Al-Qur’an dan Kenali Penyebabnya
Ayah dan Bunda, jika saat ini si kecil mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an, bisa jadi ada sejumlah faktor yang tidak kita sadari penyebabnya.
Terkadang ada berbagai penyebab anak sulit membaca Al-Qur’an, mulai dari kurangnya minat, metode yang tidak sesuai, hingga faktor-faktor lain yang mungkin luput dari perhatian kita. Memahami akar masalah adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang tepat.
Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda mengidentifikasi berbagai penyebab umum mengapa anak sulit membaca Al-Qur’an, sekaligus menawarkan solusi praktis yang bisa diterapkan di rumah. Kami akan mengupas tuntas faktor-faktor seperti kurangnya motivasi, kesulitan dalam mengenali huruf hijaiyah atau hukum tajwid, hingga lingkungan belajar yang kurang mendukung.
Dengan mengenali penyebabnya, diharapkan Anda dapat memberikan dukungan yang lebih efektif dan menciptakan suasana belajar mengaji yang menyenangkan dan penuh semangat bagi buah hati tercinta. Mari kita simak penjelasannya!
Penyebab Anak Sulit Membaca Al-Qur’an
Berikut beberapa penyebab umum yang membuat anak mengalami hambatan saat belajar membaca Al-Qur’an.
1. Kesulitan Membedakan Bentuk Huruf Hijaiyah
Banyak huruf hijaiyah memiliki bentuk yang mirip, hanya berbeda jumlah titik atau letak garisnya. Contohnya, huruf ba, ta, dan tsa yang terlihat serupa, tetapi memiliki titik yang berbeda. Bagi anak usia dini, membedakan huruf-huruf ini bisa menjadi tantangan besar jika mereka belum terbiasa dengan bentuk visual huruf Arab.
Untuk membantu mereka, orang tua dapat menggunakan metode visual yang menarik seperti kartu huruf dengan warna berbeda atau permainan interaktif yang memperkenalkan bentuk huruf secara bertahap. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak akan lebih mudah mengenali perbedaan huruf dan tidak merasa terbebani saat belajar.
2. Metode Belajar yang Tidak Sesuai dengan Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki gaya belajar yang unik. Ada yang lebih mudah memahami melalui suara dan pendengaran, ada yang lebih cepat menangkap materi dengan melihat gambar, serta ada yang membutuhkan gerakan fisik untuk belajar lebih baik. Jika metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik anak, pembelajaran bisa terasa sulit dan kurang menyenangkan.
Orang tua dan guru perlu mengamati cara belajar yang paling efektif bagi anak. Misalnya, jika anak lebih responsif terhadap suara, mereka bisa diberi latihan mendengarkan murotal sebelum mencoba membaca sendiri. Jika mereka lebih visual, kartu bergambar atau animasi huruf hijaiyah dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka secara alami.
3. Gangguan Pemrosesan Bahasa atau Perkembangan
Beberapa anak mengalami tantangan dalam aspek kognitif atau perkembangan bahasa, seperti speech delay atau gangguan pemrosesan fonologis. Hambatan anak sulit membaca Al-Qur’an yang satu ini bisa membuat mereka kesulitan dalam mengucapkan atau memahami bunyi huruf hijaiyah dengan jelas, sehingga membutuhkan metode yang lebih spesifik.
Penelitian menyebutkan bahwa anak dengan gangguan bahasa membutuhkan pendekatan multisensori serta lebih banyak pengulangan dalam belajar membaca Al-Qur’an. Dengan latihan yang konsisten serta dukungan yang tepat, anak tetap bisa berkembang sesuai ritme mereka sendiri.
4. Kurangnya Dukungan dan Pendampingan yang Konsisten
Belajar membaca Al-Qur’an bukan hanya tentang memahami huruf, tetapi juga tentang membangun kebiasaan dan motivasi. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendampingan rutin dari guru atau orang tua sering kali kehilangan semangat dan merasa sulit untuk berkembang.
Pendampingan yang berkualitas bukan hanya soal frekuensi, tetapi juga cara berinteraksi dengan anak saat belajar. Orang tua dapat menggunakan nada yang lembut, memberi pujian saat anak berhasil, serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman agar mereka tetap termotivasi.
5. Anak Merasa Tertekan atau Takut Salah
Perasaan cemas dan takut melakukan kesalahan bisa menjadi penghambat besar dalam proses belajar mengaji. Jika anak pernah dimarahi atau dipaksa saat belajar, mereka bisa mengalami trauma yang membuat mereka enggan untuk mencoba lagi.
Untuk menghindari hal ini, orang tua dan guru perlu menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bebas tekanan. Memberikan apresiasi terhadap usaha anak, bukan hanya hasil akhir, akan membantu mereka lebih percaya diri dan terus berkembang dalam membaca Al-Qur’an dengan lancar.
5 Cara Mengatasi Anak Sulit Membaca Al-Qur’an
Setelah memahami berbagai penyebab di atas, langkah selanjutnya adalah mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Berikut ini lima cara mengatasi anak sulit membaca Al-Qur’an secara efektif dan penuh kasih sayang.
1. Gunakan Metode Belajar yang Menyenangkan dan Sesuai Usia
Pilih metode pembelajaran Al-Qur’an yang menarik dan tidak membuat anak cepat bosan. Metode seperti Iqro dengan pendekatan bertahap atau Qiraati yang berfokus pada kelancaran bacaan dapat membantu anak memahami huruf hijaiyah dengan lebih efektif.
Beberapa guru juga menerapkan metode berbasis lagu, permainan, atau kartu gambar untuk membantu anak lebih cepat mengenali huruf Arab. Belajar sambil bermain membuat mereka lebih rileks dan menikmati prosesnya, sehingga lebih mudah memahami materi dengan penuh antusias.
2. Libatkan Ustadzah yang Sabar dan Berpengalaman
Jika orang tua merasa kesulitan dalam mendampingi anak secara langsung, mencari guru mengaji yang berpengalaman bisa menjadi solusi. Guru yang sudah terbiasa mengajar anak-anak akan lebih memahami cara terbaik untuk membantu mereka belajar membaca Al-Qur’an secara efektif.
Lembaga mengaji online juga bisa menjadi alternatif yang praktis. Anak akan lebih mudah terhubung dengan ustaz atau ustazah yang sabar, ramah, dan memiliki pemahaman yang baik tentang psikologi anak, sehingga mereka merasa nyaman saat belajar.
3. Lakukan Pendekatan Multisensori
Melibatkan berbagai indera dalam pembelajaran dapat meningkatkan daya serap anak. Sebagai contoh, anak diajak melihat bentuk huruf hijaiyah, mendengarkan cara pelafalan yang benar, serta menuliskan bentuk huruf di udara atau pasir untuk membantu mereka lebih memahami dan menghafal huruf dengan cepat.
Pendekatan multisensori terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Penelitian oleh Khairunnisa (2020) di Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini menunjukkan bahwa metode ini mempercepat penguasaan huruf hijaiyah bagi anak usia 4 hingga 7 tahun.
4. Bangun Suasana Belajar yang Positif dan Bebas Tekanan
Lingkungan belajar yang nyaman membantu anak lebih mudah menyerap materi. Hindari membentak atau membandingkan mereka dengan teman sebayanya, karena hal ini bisa menurunkan rasa percaya diri mereka dalam belajar.
Anak perlu merasa aman dan dihargai agar pengalaman belajar menjadi menyenangkan. Berikan pujian atas usaha kecil yang mereka lakukan dan beri waktu istirahat jika mereka tampak lelah atau bosan. Dengan dukungan positif, anak akan lebih semangat dalam mengaji.
5. Konsultasikan dengan Psikolog Jika Ada Hambatan Perkembangan
Jika anak mengalami kesulitan yang terus berlanjut meskipun sudah mencoba berbagai metode, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau terapis wicara.
Kadang, hambatan dalam belajar membaca Al-Qur’an bukan disebabkan oleh kurangnya usaha, tetapi oleh tantangan dalam perkembangan bahasa atau pemrosesan informasi yang perlu ditangani secara profesional. Dengan intervensi yang tepat, anak akan lebih terbantu dalam mengatasi kesulitannya.
Belajar Mengaji Anak yang Menyenangkan di TPQ Online Albata
Demikian Bunda, ada beberapa cara mengatasi anak sulit membaca Al-Qur’an bukanlah proses yang instan. Dibutuhkan kesabaran, strategi yang tepat, serta lingkungan yang mendukung. Orang tua perlu memahami bahwa setiap anak memiliki ritme belajarnya masing-masing, dan hal itu bukanlah sebuah kegagalan.
Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan langkah-langkah yang sesuai, anak akan lebih mudah menjalani proses belajar membaca Al-Qur’an dengan semangat dan percaya diri.
Selain itu, membaca Al-Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ – قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ .(رواه الترمذي : 2872 – سنن الترمذي – بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ – الجزء : 10 – صفحة : 202)
Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa sab’ati ahruf, juz 10, hal.202)
Bersama kami di TPQ Albata Online, anak akan belajar mengaji sesuai dengan kemampuannya dengan pembelajaran yang menyenangkan. Kami menawarkan solusi cerdas bagi anak usia 7 hingga 13 tahun untuk belajar Al-Qur’an bersama.
Dengan menggunakan metode Fun Learning yang interaktif, anak-anak dapat mempelajari Al-Qur’an dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, semuanya dilakukan dari kenyamanan rumah mereka sendiri.
TPQ Online Albata membantu orang tua untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan pengajaran terbaik bersama ustadzah profesional. Segera daftarkan putra-putri Anda di TPQ Teens Albata Online dan saksikan mereka tumbuh menjadi generasi Qurani yang cerdas dan berakhlak mulia.
Karena kuota terbatas, segera kunjungi tautan button dibawah ini untuk informasi lebih lanjut, atau Anda dapat mencari tahu lebih banyak melalui akun Instagram Albata di Albata.id.

Belajar Mengaji dari Rumah Lebih Seru!