Penerapan Montessori Islami di Sekolah dan Contoh Pembelajarannya
Ayah dan Bunda, metode tahukah Anda montessori yang menekankan kemandirian dan eksplorasi anak, kini semakin banyak diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. Penerapan montessori Islami di sekolah bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang holistik, di mana anak tidak hanya berkembang secara kognitif dan motorik, tetapi juga tumbuh dengan fondasi akidah dan akhlak yang kuat.
Namun, bagaimana sebenarnya konsep ini diwujudkan dalam praktik pembelajaran sehari-hari di sekolah, dan apa saja contoh aktivitas yang bisa diamati?
Artikel ini hadir untuk mengupas tuntas penerapan Montessori Islami di sekolah, serta memberikan gambaran konkret tentang contoh-contoh pembelajarannya. Kita akan membahas bagaimana materi-materi montessori yang dirancang khusus dapat digunakan untuk mengenalkan huruf hijaiyah, kisah nabi, hingga konsep ibadah, semuanya dalam suasana yang mendukung fitrah anak untuk belajar secara aktif.
Dengan memahami bagaimana integrasi ini bekerja, diharapkan Ayah dan Bunda mendapatkan gambaran jelas tentang kualitas pendidikan yang ditawarkan olehMontessori Islami di sekolah. Yuk, kita simak ulasan selengkapnya!
Perbedaan Penerapan Montessori di Rumah dan Sekolah
Banyak orang tua yang mulai menerapkan pendekatan Montessori di rumah. Namun, tetap ada perbedaan mendasar antara praktik Montessori di rumah dan di sekolah. Berikut ini beberapa poin pembeda yang penting untuk dipahami mengenai montessori islami di sekolah:
1. Lingkungan Belajar yang Terstruktur dan Konsisten
Di sekolah, penerapan Montessori Islam dilakukan dalam lingkungan yang dirancang khusus dengan suasana yang konsisten setiap hari. Ruang kelas diatur berdasarkan zona aktivitas, seperti practical life, sensorial, matematika, bahasa, dan Islamic studies, yang membantu anak belajar secara mandiri dengan sistem yang jelas.
Sementara itu, di rumah, meskipun pengaturan ruang belajar dapat dibuat menyerupai konsep Montessori, fleksibilitas dalam tata ruang lebih besar. Tidak semua zona bisa diterapkan secara lengkap, sehingga anak mungkin tidak mendapatkan stimulasi yang sama seperti di sekolah.
2. Kehadiran Guru Berlisensi Montessori Islami di Sekolah
Sekolah Montessori Islam memiliki pendidik yang telah mengikuti pelatihan khusus mengenai filosofi dan praktik Montessori yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Guru memiliki sertifikasi dan pengalaman yang memastikan setiap anak mendapatkan bimbingan yang optimal sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Di rumah, orang tua biasanya belajar secara otodidak atau melalui pelatihan singkat. Meskipun banyak orang tua yang mampu menerapkan konsep Montessori, pemahamannya cenderung lebih terbatas dibandingkan pendidik yang telah menjalani pelatihan formal dalam Montessori Islami di sekolah.
3. Interaksi Sosial dan Kemandirian yang Terarah
Di sekolah, anak-anak belajar bersosialisasi dengan teman sebaya, menunggu giliran, menyelesaikan konflik, serta berpartisipasi dalam kelompok kecil. Interaksi ini berperan penting dalam membentuk adab, empati, dan kedisiplinan sosial yang akan mereka bawa hingga dewasa.
Sebaliknya, di rumah, kesempatan belajar sosial biasanya lebih terbatas, terutama jika anak adalah anak tunggal atau tidak memiliki lingkungan bermain yang beragam. Orang tua dapat mengatasinya dengan mengadakan aktivitas bersama teman atau komunitas, tetapi pengalaman tetap berbeda dengan interaksi sehari-hari di sekolah.
4. Evaluasi dan Observasi Berkala oleh Ahli
Sekolah Montessori Islam memiliki sistem evaluasi dan observasi berkala untuk memantau perkembangan anak. Setiap kemajuan dicatat dalam jurnal portofolio, memberikan gambaran rinci tentang aspek kognitif, motorik, sosial, dan keislaman anak.
Di rumah, orang tua bisa melakukan observasi perkembangan anak, tetapi biasanya tidak komprehensif yang dilakukan oleh guru yang memiliki latar belakang pendidikan anak usia dini. Evaluasi yang dilakukan di sekolah lebih terstruktur, sehingga anak mendapatkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
5. Integrasi Nilai Keislaman
Sekolah Montessori Islam mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap aktivitas harian, termasuk ibadah, adab Islami, serta kisah-kisah Nabi. Anak terbiasa dengan pembiasaan ibadah seperti salat berjamaah, membaca doa, dan mengikuti pelajaran keislaman dengan metode yang sistematis.
Di rumah, pembelajaran Islam sering kali lebih fleksibel dan bergantung pada inisiatif orang tua. Fokusnya bisa jadi hanya pada aspek ibadah dan hafalan, tanpa integrasi yang menyeluruh dalam keseharian anak seperti yang diterapkan di sekolah.
5 Contoh Penerapan Montessori Islami di Sekolah dan Contohnya
Sekolah yang menerapkan Montessori Islam tidak hanya menambahkan pelajaran agama ke dalam kurikulum, namun menyelaraskan seluruh filosofi Montessori dengan nilai-nilai Islam. Berikut ini adalah lima contoh penerapan Montessori Islam di sekolah dan praktiknya di dalam kelas:
1. Practical Life dengan Nilai Adab Islami
Practical life merupakan bagian inti dalam Montessori, mencakup keterampilan dasar seperti menyendok, menuang air, mengancing baju, atau merapikan meja. Aktivitas ini dirancang untuk membangun kemandirian anak dalam kehidupan sehari-hari serta membantu mereka mengembangkan koordinasi motorik halus.
Dalam konteks Islam, kegiatan ini diiringi dengan pembiasaan nilai adab, seperti membaca basmalah sebelum memulai, mengucap hamdalah setelah selesai, serta menjaga kebersihan sebagai bagian dari iman. Guru juga menyisipkan hadits sederhana tentang kebersihan dan kerapian agar anak terbiasa menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sensorial dengan Pemahaman Keindahan Ciptaan Allah
Kegiatan sensorial dalam Montessori melatih anak untuk mengenali perbedaan warna, tekstur, suara, dan aroma melalui eksplorasi yang menyenangkan. Aktivitas ini membantu anak mengasah kepekaan indera serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami lingkungan sekitar.
Dalam pendekatan Islam, anak diajak berdzikir saat menyentuh atau mencium sesuatu yang harum, sambil dikenalkan ayat-ayat tentang penciptaan langit, bumi, dan alam. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengembangkan kemampuan sensorik tetapi juga membangun rasa takjub dan kecintaan kepada Allah sejak dini.
3. Language dengan Latihan Membaca Al-Qur’an dan Doa Harian
Pembelajaran bahasa dalam Montessori tidak hanya terbatas pada fonetik dan kosa kata bahasa Indonesia atau Inggris tetapi juga mencakup huruf hijaiyah. Anak dikenalkan huruf hijaiyah dengan metode fonetik yang memudahkan mereka memahami bentuk dan bunyi huruf secara bertahap.
Guru menggunakan alat bantu Montessori seperti sandpaper letters versi hijaiyah, membantu anak belajar membaca Iqra atau Al-Qur’an dengan pendekatan yang alami dan menyenangkan. Selain itu, anak juga diajarkan doa-doa harian agar terbiasa mengamalkan bacaan Islami dalam kesehariannya.
4. Matematika dengan Nilai Kesyukuran dan Tanggung Jawab
Pelajaran matematika dalam Montessori mengembangkan logika dan pemahaman konsep angka melalui alat konkret yang memudahkan anak memahami prinsip perhitungan. Setiap aktivitas mengajarkan anak bagaimana angka berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang interaktif.
Dalam konteks Islam, pembelajaran matematika juga dikaitkan dengan konsep kesyukuran dan tanggung jawab. Misalnya, saat belajar membagi, anak diajarkan tentang berbagi rezeki atau membagi makanan dengan teman sebagai bentuk sedekah kecil. Dengan cara ini, mereka belajar bahwa berhitung bukan hanya tentang angka tetapi juga tentang amanah dan keberkahan.
5. Islamic Studies Terintegrasi ke Seluruh Aktivitas
Sekolah Montessori Islam tidak memisahkan pembelajaran agama sebagai satu mata pelajaran tersendiri, tetapi mengintegrasikannya ke semua aktivitas. Anak diajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman saat mereka menyapu, serta dikenalkan kisah Nabi atau tafsir pendek saat membaca.
Selain itu, kegiatan seperti sholat dhuha bersama, hafalan doa, dan dzikir menjadi bagian dari rutinitas harian mereka. Pendekatan ini memastikan bahwa pembelajaran Islam tidak hanya berupa teori tetapi benar-benar diterapkan dalam setiap aspek kehidupan anak.
Penerapan Montessori Islam di sekolah menawarkan pendekatan yang holistik dan menyentuh seluruh aspek tumbuh kembang anak: spiritual, kognitif, sosial, dan emosional. Berdasarkan integrasi pendekatan Montessori dengan nilai Islam terbukti meningkatkan kecerdasan spiritual anak dan memperkuat nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi orang tua yang ingin pendidikan anak berjalan seimbang antara kemandirian, kreativitas, dan nilai keislaman, memilih sekolah Montessori Islam bisa menjadi pilihan bijak.
Pastikan memilih sekolah yang benar-benar memahami filosofi asli Montessori dan telah mengadaptasikannya secara tepat dengan ajaran Islam, bukan sekadar menambahkan pelajaran agama ke dalam jadwal harian.
Dengan lingkungan yang kondusif dan pendidik yang kompeten, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas dan mandiri, tetapi juga memiliki adab dan cinta kepada Al-Qur’an serta Rasulullah sejak usia dini.
Yuk Bergabung di TK Islam Albata Montessori Terbaik
Demikian Bunda, ada berbagai macam keunggulan bergabung dengan TK Islam Albata. Anak-anak bisa belajar pembelajaran umum bagi anak usia dini melalui metode montessori yang tepat berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Nah, menariknya, di TK Islam Albata kami memberikan fasilitas observasi untuk mengetahui kemampuan anak dengan nyaman dan menyenangkan. TK Islam Albata membantu anak mencapai target pembelajaran hingga menambah nilai islam dalam diri anak.
Mengingat banyaknya keuntungan bergabung dengan TK Albata, jangan ragu untuk menyekolahkan ananda ke TK Albata. TK Albata memiliki kurikulum komprehensif terkait pendidikan anak usia dini serta penerapan keislaman untuk membantu meningkatkan iman si kecil.
Tunggu apalagi, segera daftarkan buah hati Anda bersama TK Montessori Islam Albata. Untuk informasi selengkapnya cek di akun instagram @albata.id atau menghubungi admin dengan mengklik button whatsapp dibawah ini.

Belajar Pendidikan Anak Usia Dini dengan Montessori Jadi Lebih Seru!