Lembaga Pendidikan Montessori Islam

5 Metode Montessori untuk Anak ADHD, Bisa Diterapkan di Rumah Loh

montessori untuk anak adhd
April 26, 2025

Bunda dan Ayah yang memiliki buah hati dengan ADHD, mungkin kita sering mencari metode belajar yang paling sesuai dengan keunikan mereka. Kabar baiknya, pendekatan Montessori yang terstruktur juga bisa diterapkan anak-anak ADHD, lho! Montessori untuk anak ADHD ini memberikan pengajaran yang berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Bahkan, beberapa prinsipnya sangat mungkin untuk kita terapkan di rumah. Artikel ini akan mengupas lima metode Montessori yang secara spesifik dapat mendukung anak-anak dengan ADHD. 

Kita akan melihat bagaimana fokus pada aktivitas praktis, kebebasan bergerak dalam batasan, dan lingkungan yang terorganisir dapat membantu mereka belajar dengan lebih efektif dan nyaman. 

Yuk, kita simak dan pahami bersama bagaimana kita bisa menciptakan suasana belajar Montessori untuk anak ADHD yang sesuai demi tumbuh kembang si kecil yang optimal!

Ciri-Ciri Anak ADHD dan Pentingnya Mengetahui Metode yang Tepat

Anak dengan ADHD biasanya menunjukkan beberapa gejala utama seperti sulit fokus, hiperaktif, dan impulsif. Mereka bisa tampak seperti tidak mendengarkan saat diajak bicara, sering berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain, dan sulit mengikuti instruksi. Gejala ini biasanya muncul sebelum usia 12 tahun dan dapat bertahan hingga remaja atau dewasa jika tidak ditangani dengan baik.

Menurut American Psychiatric Association (2013), ADHD adalah gangguan neurodevelopmental yang mempengaruhi fungsi eksekutif otak seperti perhatian, kontrol impuls, dan perencanaan. Di sinilah pentingnya memilih pendekatan belajar yang sesuai. Metode yang salah justru dapat memperburuk ketidaknyamanan anak saat belajar. Berikut ciri-ciri anak ADHD yang perlu Bunda kenali lebih awal. 

1. Kesulitan untuk Memperhatikan dan Tetap Teratur

Beberapa anak mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan. Mereka sering berpindah dari satu hal ke hal lain tanpa menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Kondisi ini juga berdampak pada kemampuan mereka dalam mengatur waktu dan mengelola tugas secara efektif. Tanpa arahan yang jelas, anak mungkin merasa kewalahan dan kesulitan untuk mengikuti rutinitas harian.

2. Memiliki Kegelisahan yang Berlebihan

Anak yang sering merasa gelisah biasanya kesulitan untuk menenangkan pikirannya. Mereka bisa menunjukkan tanda-tanda kecemasan melalui gerakan tangan, kaki, atau kebiasaan seperti menggigit kuku.

Kegelisahan ini dapat mempengaruhi interaksi sosial dan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas. Rasa cemas yang berlebihan membuat mereka sulit berkonsentrasi dan cepat merasa frustasi saat menghadapi tantangan.

3. Mempunyai Masalah dengan Pengendalian Diri atau Perilaku Impulsif

Beberapa anak memiliki tantangan dalam mengendalikan impuls mereka. Mereka mungkin sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, seperti berbicara tanpa menunggu giliran atau melakukan sesuatu secara tiba-tiba.

Kurangnya kontrol diri juga dapat menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Anak-anak yang mengalami masalah ini mungkin perlu bimbingan dalam memahami konsekuensi dari tindakan mereka.

4. Anak Sulit Berfokus pada Aktivitas dan Menjadi Mudah Terganggu

Kesulitan fokus dapat membuat anak sering kehilangan perhatian dalam kegiatan yang sedang dilakukan. Mereka mudah teralihkan oleh suara, gerakan, atau hal-hal kecil di sekitar mereka.

Ketika anak sering terganggu, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah atau mengikuti instruksi dengan baik. Bantuan dari orang tua dan guru sangat penting dalam membangun strategi untuk meningkatkan konsentrasi.

5. Anak Menjadi Gelisah dan Kesulitan Duduk Diam

Anak dengan tingkat energi tinggi sering merasa sulit untuk duduk diam dalam waktu lama. Mereka mungkin sering menggeliat, menggerakkan tangan dan kaki, atau mencari sesuatu untuk dilakukan.

Kondisi ini bisa membuat mereka kesulitan dalam mengikuti pelajaran atau berpartisipasi dalam aktivitas yang membutuhkan ketenangan. Memberikan kesempatan untuk bergerak dan mengelola energi mereka dengan aktivitas fisik dapat membantu mengatasi tantangan ini.

Nah, salah satu metode pembelajaran bagi anak ADHD yakni Metode Montessori memiliki pendekatan khusus bagi anak berkebutuhan khusus ini. Metode yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, berfokus pada pembelajaran yang dipersonalisasi, lingkungan yang terstruktur, dan kebebasan yang bertanggung jawab. 

Dalam konteks anak ADHD, pendekatan ini memberi ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi kemampuan secara alami, tanpa tekanan atau batasan yang kaku. Dengan memaksimalkan pendekatan Montessori untuk anak ADHD bisa mengetahui bagian yang ia sukai dalam proses pembelajarannya. 

Kelas Montessori untuk anak ADHD biasanya lebih fleksibel, memperhatikan ritme masing-masing anak, dan menggunakan alat bantu sensorik yang sangat cocok untuk anak dengan kebutuhan khusus seperti ADHD.

5 Metode Montessori untuk Anak ADHD yang Bisa Diterapkan di Rumah

Lantas, bagaimana penerapan metode montessori pada anak ADHD? Simak bagaimana cara montessori mampu memberikan pembelajaran yang sesuai bagi anak ADHD1

1. Lingkungan Belajar yang Terstruktur dan Minim Gangguan ( Prepared  Environment )

Anak ADHD sangat mudah terdistraksi. Maka, salah satu prinsip Montessori untuk ADHD adalah menciptakan lingkungan yang teratur, bersih, dan bebas dari kebisingan atau benda-benda yang tidak diperlukan. Di rumah, orang tua bisa mulai dengan membuat sudut belajar khusus untuk anak, dengan hanya menyajikan beberapa pilihan aktivitas agar anak tidak kewalahan.

Lingkungan yang rapi membantu anak merasa tenang dan fokus. Studi oleh Loe dan Feldman (2007) menyatakan bahwa anak ADHD cenderung merespons lebih baik dalam lingkungan yang terstruktur dan konsisten.

2. Kebebasan Eksplorasi Pada Anak (Freedom with Limitation)

Montessori untuk anak ADHD bisa dengan memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan eksplorasi yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Misalnya dengan memaksimalkan permainan tekstur dan menyusun balok untuk mengasah motoriknya. 

Metode Montessori sangat kaya dengan aktivitas sensorik, mulai dari permainan tekstur, menyusun balok, mencocokkan bentuk, hingga meraba berbagai bahan alami. Anak ADHD sering kali mengalami pencarian sensorik (sensory seeking), sehingga aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga membantu mengembangkan fokus dan kontrol diri.

Pembelajaran berbasis sensorik terbukti meningkatkan kemampuan atensi dan perilaku anak ADHD.

3. Pembelajaran Praktis Sehari-Hari ( Respect The Child) 

Cara montessori untuk anak ADHD membantu menstimulasi perkembangan anak ADHD dengan memberikan instruksi yang sesuai dan konsisten. Cara ini bisa diterapkan melalui berbagai pembelajaran sehari-hari sederhana yang bisa dicontoh anak. 

Anak ADHD cenderung belajar lebih baik melalui praktik langsung. Montessori menekankan pembelajaran melalui kegiatan kehidupan nyata seperti memasak, menyiram tanaman, atau melipat baju. Aktivitas ini tidak hanya melatih motorik halus, tapi juga mengajarkan disiplin, urutan kerja, dan kesabaran.

Ketika anak terlibat dalam rutinitas yang bermakna, mereka cenderung lebih fokus dan termotivasi. Hal ini terbukti dalam studi yang dipublikasikan yang menjelaskan bahwa kegiatan praktis dapat meningkatkan regulasi diri anak, termasuk pada anak dengan ADHD.

4. Observasi dan Pendekatan Individual (Follow The Child) 

Salah satu prinsip utama Montessori untuk anak ADHD adalah observasi anak secara cermat. Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Orang tua bisa mengamati waktu terbaik anak untuk belajar, kegiatan yang paling diminati, serta bagaimana anak merespons terhadap situasi tertentu.

Pendekatan individual ini sangat relevan, karena anak ADHD sering kali memiliki perkembangan yang berbeda. Kelas berbasis Montessori untuk anak ADHD dengan sistem belajar seragam. Dengan pendekatan yang lebih personal, anak lebih mudah berkembang sesuai potensinya.

Kesimpulan: Membuka Potensi Anak Lewat Metode yang Tepat

Mengasuh dan mendidik anak ADHD bukan hal mudah, tapi juga bukan mustahil. Dengan pendekatan yang tepat seperti Montessori, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, fokus, dan percaya diri. Menerapkan lima metode di atas tidak hanya memperkuat hubungan orang tua dan anak, tapi juga membuka jalan bagi potensi luar biasa mereka.

Orang tua memilih lembaga atau metode belajar yang tepat sejak dini untuk kebutuhan anak ADHD tentu berbeda dengan anak lainnya. Baik di rumah maupun di sekolah, yang terpenting adalah memastikan bahwa anak merasa dihargai, dimengerti, dan diberi ruang untuk berkembang.

Nah, Bunda untuk membantu anak ADHD yang sesuai dengan kebutuhannya, Anda bisa memilih sekolah berbasis montessori terbaik seperti TK Islam Montessori School Albata. Bersama TK Islam Albata Anda akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang membantu si kecil dalam belajar masa pra sekolahnya. 

TK Islam Albata menyediakan kurikulum komprehensif sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah. Anak tidak hanya akan belajar mengenai pembelajaran umum namun terdapat nilai-nilai islam yang membantu menumbuhkan karakter islam pada anak. Selain itu, kami telah bersertifikat montessori terbaik yang memberikan metode dengan berfokus pada perkembangan anak. 

Nah, bunda mengingat banyaknya keuntungan bergabung dengan TK Albata, jangan ragu untuk menyekolahkan ananda ke TK Albata. TK Albata memiliki kurikulum komprehensif terkait pendidikan anak usia dini serta penerapan keislaman untuk membantu meningkatkan iman si kecil. 

Tunggu apalagi, segera daftarkan buah hati Anda  bersama TK Montessori Islami Albata. Untuk informasi selengkapnya cek di akun instagram @albata.id atau menghubungi admin dengan tombol whatsapp dibawah.  

Referensi:

  1. Nor Hanifah. 2024. Analisa Efektivitas Metode Montessori Terhadap Kemampuan Atensi Anak ADHD. AULAD: Jurnal on Early Childhood. Vol 7 No 2 ↩︎

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *