Lembaga Pendidikan Montessori Islam

4 Hal Ini Bisa Merusak Harga Diri Anak Tanpa Disadari, Bunda Perhatikan Hal Ini

merusak harga diri anak
June 7, 2025

Ayah dan Bunda, harga diri merupakan bagian penting bagi perkembangan psikologis anak. Anak merasa berharga, dicintai, dan mampu menghadapi tantangan ketika berada dekat dengan keluarganya. Namun, tanpa kita sadari, beberapa tindakan atau perkataan yang sering kita lakukan justru merusak harga diri anak tanpa disadari.

Niat baik untuk mendidik atau mengoreksi, jika disampaikan dengan cara yang salah, bisa meninggalkan luka mendalam yang mempengaruhi kepercayaan diri mereka di kemudian hari.

Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda mengenali empat cara yang bisa merusak harga diri anak, agar kita bisa lebih peka dan menghindarinya. Kita akan membahas perilaku-perilaku yang sering luput dari perhatian, seperti terlalu banyak mengkritik, membanding-bandingkan, atau meremehkan perasaan anak. 

Dengan memahami hal-hal ini, diharapkan Ayah dan Bunda dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, membangun, dan memupuk harga diri si kecil agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan tangguh. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Pentingnya Harga Diri Anak bagi Masa Depannya

Harga diri anak adalah cermin bagaimana ia menilai dirinya sendiri. Apakah ia merasa berharga, mampu, dan dicintai. 

Harga diri yang kuat adalah modal penting bagi keberhasilan anak di masa depan baik dalam belajar, bersosialisasi, maupun menghadapi tantangan hidup. Berikut beberapa manfaat utama dari harga diri yang terjaga sejak dini.

1. Membentuk Pribadi yang Percaya Diri

Anak dengan harga diri yang sehat lebih berani mencoba hal baru tanpa takut gagal. Mereka memahami bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran yang membantu mereka tumbuh lebih baik.

Kepercayaan diri ini membuat anak tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Mereka mampu mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan merasa nyaman dalam mengembangkan potensinya.

2. Mendukung Kesehatan Mental

Anak dengan harga diri rendah lebih rentan mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Bahkan, mereka cenderung lebih sering menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa kurang berharga.

Sebaliknya, anak yang memiliki harga diri yang baik akan lebih stabil secara emosional. Mereka mampu mengelola stres dengan lebih baik dan merasa lebih aman dalam menghadapi berbagai situasi.

3. Menumbuhkan Kemampuan Sosial

Anak yang menyadari nilai dirinya tidak mudah terpengaruh oleh tekanan lingkungan. Mereka mampu berinteraksi dengan orang lain secara positif dan menjalin pertemanan dengan cara yang sehat tanpa merasa inferior.

Kepercayaan diri ini juga membuat anak lebih terbuka terhadap berbagai pengalaman sosial. Mereka lebih nyaman dalam mengungkapkan pendapat dan membangun hubungan yang didasari rasa saling menghormati.

4. Menjadi Dasar Ketahanan Diri (Resiliensi)

Harga diri yang kokoh berfungsi sebagai perlindungan alami bagi anak dalam menghadapi kesulitan hidup. Mereka lebih mampu mengatasi tantangan dengan ketenangan dan tidak mudah terjebak dalam emosi negatif.

Ketahanan diri ini membantu mereka bangkit kembali setelah mengalami kegagalan. Dengan mental yang kuat, mereka memiliki kemampuan untuk melihat masalah sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang lebih baik.

Karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu menjaga harga diri anak melalui ucapan dan tindakan yang penuh penghargaan. Lingkungan yang positif dan dukungan emosional yang konsisten akan membantu anak tumbuh dengan rasa percaya diri dan ketahanan diri yang kuat.

Berikut beberapa alasan mengapa harga diri anak penting untuk diperhatikan sejak dini:

4 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Merusak Harga Diri Anak

Tanpa disadari, beberapa pola pengasuhan dapat berdampak negatif pada rasa berharga anak. Orang tua perlu memahami cara berkomunikasi dan bersikap dengan lebih bijak agar anak tetap tumbuh dengan kepercayaan diri yang kuat.

Berikut empat kesalahan yang dapat merusak harga diri anak jika dilakukan secara berulang.

1. Mengkritik Anak dengan Kasar

Kritikan yang dilakukan dengan nada keras atau kata-kata yang menyakitkan dapat membuat anak merasa rendah diri. Ketika anak sering menerima kritik tajam tanpa arahan yang konstruktif, mereka bisa mulai meragukan kemampuan diri sendiri.

Sebaliknya, orang tua perlu memberikan umpan balik yang membangun dengan bahasa yang lembut dan solutif. Dengan pendekatan yang lebih positif, anak akan memahami kesalahannya tanpa merasa direndahkan.

2. Terlalu Melindungi Anak dari Kesalahan

Membantu anak dalam setiap kesulitan memang menunjukkan kasih sayang, tetapi terlalu melindungi mereka dari kegagalan bisa membuat mereka kurang percaya diri. Anak yang selalu dijaga dari tantangan mungkin akan merasa tidak mampu menghadapi masalah sendiri.

Sebagai gantinya, biarkan anak mengalami kesalahan dan belajar dari prosesnya. Dampingilah mereka tanpa mengambil alih sepenuhnya agar mereka dapat mengembangkan kemandirian dan keberanian dalam mengambil keputusan.

3. Membuat Anak Merasa Bersalah Secara Berlebihan

Memberikan teguran berulang dengan cara yang membuat anak merasa bersalah berlebihan dapat merusak harga diri mereka. Ketika orang tua sering mengatakan, “Kalau kamu seperti ini, Bunda sedih!”, anak bisa merasa bahwa dirinya selalu menjadi penyebab kesedihan orang lain.

Mengajarkan anak tentang konsekuensi adalah hal yang penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang proporsional. Ajarkan mereka tanggung jawab tanpa membebani perasaan mereka dengan rasa bersalah yang berlebihan.

4. Berbicara dengan Nada Sarkasme

Menggunakan kata-kata sarkasme seperti, “Wah, pintar sekali, sampai tugasmu berantakan!”, dapat membuat anak bingung dan merasa direndahkan. Mereka mungkin tidak memahami maksud sebenarnya, tetapi tetap merasakan dampak negatifnya.

Orang tua sebaiknya memilih kalimat yang jelas dan positif dalam memberikan masukan. Dengan komunikasi yang lebih mendukung, anak akan lebih termotivasi untuk berkembang tanpa merasa tertekan atau diremehkan.

Kesimpulan 

Tindakan dan ucapan orang tua adalah cermin pertama yang digunakan anak untuk menilai dirinya. Apakah ia cukup baik? Apakah ia dicintai tanpa syarat? Apakah ia bisa melakukan sesuatu? Semua itu dibentuk dari interaksi harian di rumah.

Sebagai orang tua, tentu kita ingin membesarkan anak yang kuat, mandiri, dan percaya diri. Namun, keinginan ini harus didukung oleh cara pengasuhan yang tepat, bukan yang secara tidak sadar justru merusak harga diri anak.

Mengubah pola pengasuhan tidak selalu mudah. Tapi dengan kesadaran, kasih sayang, dan belajar bersama, kita bisa menjadi orang tua yang bukan hanya mendidik, tetapi juga menguatkan hati dan mental anak-anak kita.

Mari terus belajar dan memperbaiki diri, karena setiap anak layak tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan memampukan mereka untuk berkembang seutuhnya.

Reference 

Self Nurhidayati. 2022. Perkembangan Self Esteem Anak Usia Dini Berdasarkan Pola Pengasuhan Demokratis. Volume 3 No 2

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *