Lembaga Pendidikan Montessori Islam

5 Aktivitas Menumbuhkan Rasa Syukur Pada Anak, Bunda Contoh Yuk!

menumbuhkan rasa syukur
June 10, 2025

Ayah dan Bunda, menumbuhkan rasa syukur pada anak bisa Anda lakukan sejak dini. Anda bisa mulai dengan hal yang sederhana, Anda bisa mulai dengan membiasakan aktivitas menumbuhkan rasa syukur dengan cara yang menyenangkan. 

Syukur bukan hanya tentang mengucapkan terima kasih, tetapi juga tentang menghargai apa yang dimiliki, melihat kebaikan dalam setiap situasi, dan menumbuhkan hati yang lapang. Serta ada manfaat anak yang bersyukur cenderung lebih bahagia, resilien, dan memiliki empati yang tinggi. Lalu, bagaimana cara kita menanamkan nilai luhur ini sejak dini dalam keseharian mereka?

Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda dengan memberikan lima aktivitas sederhana yang bisa menumbuhkan rasa syukur pada anak di rumah. Kita akan membahas berbagai kegiatan praktis, mulai dari membuat jurnal syukur, berbagi dengan sesama, hingga melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga. 

Dengan memberikan contoh dan bimbingan yang konsisten, diharapkan si kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas nikmat Allah. Yuk, Bunda, contohkan yuk, agar buah hati kita tumbuh dengan hati yang penuh rasa terima kasih!

Aktivitas Menumbuhkan Rasa Syukur pada Anak

Nah, untuk membantu Ayah dan Bunda meningkat kepercayaan diri anak dalam meningkatkan rasa syukur Anda bisa membiasakan anak dengan aktivitas sederhana yang menyenangkan bagi anak. 

Sebab, anak yang terbiasa bersyukur akan lebih mudah bahagia, tidak mudah mengeluh, serta lebih mampu menghadapi tantangan hidup dengan positif. Berikut ini lima aktivitas menumbuhkan rasa syukur yang bisa Bunda praktikkan bersama anak di rumah.

1. Membuat Catatan Rasa Bersyukur 

Ayah dan Bunda, pernahkah Anda mendengar journaling? Iya, salah satu cara untuk meluapkan rasa syukur bisa Anda tulis dalam sebuah catatan. Luangkan waktu setiap hari atau seminggu sekali untuk menuliskan hal-hal yang membuat anak merasa bersyukur. Tidak perlu hal besar contohnya bisa berupa kebahagiaan karena bermain dengan teman atau menikmati makanan favorit1.

Orang tua dapat membuat jurnal ini dalam bentuk gambar, tulisan, atau kolase foto, sesuai usia anak. Menulis jurnal syukur secara rutin terbukti meningkatkan kebahagiaan, optimisme, serta empati pada anak dan remaja.

2. Mengajak Anak Berbagi dengan Sesama

Menumbuhkan rasa syukur tidak hanya dilakukan dengan mengakui nikmat yang diterima, tetapi juga dengan berbagi kepada orang lain. Anak bisa diajak untuk berbagi makanan dengan tetangga, menyumbangkan mainan yang sudah tidak digunakan, atau mengunjungi teman yang sedang sakit.

Melalui pengalaman berbagi, anak belajar bahwa tidak semua orang memiliki kehidupan yang sama. Ini membantu mereka lebih menghargai apa yang dimiliki serta menumbuhkan kepedulian terhadap orang lain.

3. Melibatkan Anak dalam Aktivitas Rumah Tangga

Kebiasaan sederhana seperti membantu mencuci piring, membereskan mainan, atau menyapu halaman mengajarkan anak untuk memahami bahwa kenyamanan yang mereka rasakan merupakan hasil dari kerja keras orang lain.

Selain menumbuhkan rasa syukur, keterlibatan dalam tugas rumah tangga juga melatih tanggung jawab dan empati terhadap anggota keluarga. Anak yang aktif membantu di rumah cenderung memiliki rasa syukur dan empati yang lebih tinggi.

4. Menceritakan Kisah Inspiratif Sebelum Tidur

Mendongeng tentang tokoh yang memiliki keterbatasan tetapi tetap bersyukur bisa menjadi cara menyenangkan untuk menanamkan nilai kehidupan. Misalnya, kisah seorang anak yang tetap ceria meski hidup sederhana, atau tokoh yang tidak menyerah meski mengalami kehilangan.

Cerita seperti ini membantu anak memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu bergantung pada materi. Nilai-nilai seperti kesabaran, keikhlasan, dan rasa syukur perlahan akan tumbuh dalam diri mereka melalui refleksi dari kisah yang didengar.

5. Menjadikan Doa sebagai Rutinitas Syukur

Anda juga bisa mengajarkan anak untuk senantiasa bersyukur dengan doa. Misalnya, Anda bisa mengajarkan doa setelah bangun tidur, doa sebelum belajar, doa sesudah belajar yang menjadi bagian dari pembentukan karakter anak. 

Kebiasaan ini dapat menjadi momen refleksi sederhana yang berdampak besar bagi pembentukan karakter anak. Doa yang disertai rasa syukur membantu mereka lebih fokus pada hal-hal positif serta menjadikan mereka lebih tenang dalam menghadapi tantangan kehidupan. 

5 Hikmah Menumbuhkan Rasa Syukur pada Anak

Menanamkan rasa syukur pada anak bukan hanya penting untuk perilaku sehari-hari, tapi juga berpengaruh besar terhadap masa depannya. Berikut ini lima hikmah menumbuhkan rasa syukur sejak usia dini:

1. Anak Tumbuh Lebih Bahagia dan Mudah Puas

Rasa syukur membantu anak lebih fokus pada apa yang mereka miliki, bukan pada hal-hal yang belum mereka dapatkan. Sikap ini menjauhkan mereka dari rasa iri serta membuat mereka lebih mampu menikmati kehidupan dengan kebahagiaan yang tulus.

Anak-anak yang terbiasa mengungkapkan rasa syukur memiliki tingkat stres lebih rendah serta lebih puas dengan hidup mereka. Kebiasaan ini juga membantu mereka membangun pola pikir yang lebih positif dalam menghadapi tantangan sehari-hari.

2. Mengembangkan Karakter Positif seperti Empati dan Kepedulian

Anak yang terbiasa bersyukur lebih mampu memahami perasaan orang lain dan menunjukkan kepedulian yang lebih besar. Mereka juga lebih murah hati dalam membantu karena menyadari bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda.

Kesadaran ini menumbuhkan pemahaman bahwa hidup saling terhubung dan memberi dampak bagi orang lain. Dengan sikap empati yang kuat, anak akan lebih mudah membangun hubungan yang penuh kasih serta menghargai kebersamaan.

3. Meningkatkan Daya Tahan Emosional Anak

Syukur mengajarkan anak untuk melihat sisi positif dalam setiap situasi, termasuk saat menghadapi kesulitan. Dengan perspektif ini, mereka lebih mampu bangkit setelah mengalami kegagalan atau kekecewaan.

Anak yang terbiasa bersyukur juga lebih sabar dalam menghadapi perubahan dan lebih percaya bahwa setiap kejadian memiliki hikmah di baliknya. Sikap ini membantu mereka menjalani kehidupan dengan ketenangan serta keyakinan yang lebih kuat.

4. Membentuk Hubungan yang Sehat dan Harmonis

Anak yang menghargai kebaikan orang lain lebih mudah menjalin interaksi sosial yang positif. Mereka tidak ragu untuk mengucapkan terima kasih, meminta maaf, atau memberikan pujian, yang merupakan bagian dari kecerdasan sosial yang penting.

Dengan kebiasaan ini, mereka mampu membangun hubungan yang lebih erat dengan teman, keluarga, serta lingkungan sekitar. Sikap ini juga membantu mereka memahami pentingnya menghormati serta menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Allah 

Rasa syukur yang terus ditanamankan kepada anak bisa membantu anak dalam meningkatkan keimanan pada Allah. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah telah menyebutkan jika kita rajin bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambah nikmat kita. 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ۝٧

(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” ( Q.S Ibrahim: 7 ) 

Selain itu, kebiasaan bersyukur juga memperkuat prinsip Islam sejak dini, seperti tawakal, sabar, serta qana’ah. Dengan memahami bahwa segala hal memiliki makna dan tujuan, anak akan lebih mudah menjalani kehidupan dengan keyakinan serta ketenangan hati.

Kesimpulan

Menumbuhkan rasa syukur pada anak bisa dilakukan melalui aktivitas sederhana namun bermakna. Mulai dari menulis jurnal syukur, berbagi dengan sesama, hingga menjadikan doa sebagai bentuk syukur harian. Aktivitas menumbuhkan rasa syukur bukan hanya memperkaya jiwa anak, tapi juga melatih kecerdasan emosional dan sosial mereka.

Bunda bisa menjadi contoh terbaik dengan menunjukkan sikap syukur dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah bahwa anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Maka mari kita bersama membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga penuh rasa syukur.

Reference

  1. Ratnasari Ima. 2022. Teknik Menulis Jurnal untuk Meningkatkan Rasa Syukur (Gratitude) pada Remaja. Jurnal of Innovative Counselling: Theory, Practice dan Research. Vol 4 No 1.   ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *