Menjaga Fitrah Manusia adalah Kunci Parenting Islami
Fitrah adalah anugerah luar biasa yang diberikan Allah ﷻ kepada manusia. Dalam Islam, fitrah merujuk pada potensi dasar yang Allah ﷻ tanamkan dalam diri manusia untuk beriman dan menjadi hamba-Nya yang taat. Setiap manusia lahir dengan fitrah, seperti yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah ,
“كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِه”
(HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658).
Hal ini menunjukkan bahwa fitrah adalah pondasi utama yang harus dijaga dan diarahkan oleh orang tua.
Memahami Fitrah dan Potensi dalam Diri Manusia
Allah ﷻ menciptakan manusia dengan berbagai potensi yang harus dikembangkan. Potensi-potensi ini merupakan modal dasar bagi manusia untuk menjalani hidup, beribadah, dan mencapai tujuan penciptaannya. Berikut adalah potensi utama yang dimiliki manusia:
1. Potensi Akal untuk Berpikir
Akal adalah salah satu anugerah terbesar yang membedakan manusia dari makhluk lain. Dengan akalnya, manusia mampu berpikir, menganalisis, dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Akal ini adalah alat untuk mengenal Allah ﷻ, memahami Al-Qur’an, dan menjalankan perintah-Nya. Oleh karena itu, mendidik anak untuk menggunakan akalnya dengan baik adalah tanggung jawab besar bagi orang tua. Pendidikan yang mengasah kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif harus menjadi prioritas, tetapi tetap diarahkan pada tujuan akhir, yaitu mengenal dan mengabdi kepada Allah ﷻ.
2. Potensi Hidup
Potensi hidup terdiri dari dua bagian utama:
- Hajatul Adawiyah (Kebutuhan Fisik): Manusia memiliki kebutuhan dasar seperti makan, minum, tidur, dan menjaga kesehatan tubuh. Memenuhi kebutuhan ini adalah hal yang wajib, karena tubuh adalah amanah dari Allah ﷻ. Orang tua harus memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup, waktu istirahat yang memadai, dan lingkungan yang sehat agar mereka dapat tumbuh dengan optimal.
- Gharizah (Naluri): Naluri adalah dorongan alami yang ada dalam diri manusia, seperti naluri mempertahankan diri, mencintai, merasa marah, sedih, atau kecewa. Naluri ini harus diarahkan dengan baik agar tidak menyimpang dari syariat Allah ﷻ. Misalnya, naluri mencintai bisa diarahkan untuk mencintai Allah ﷻ, Rasul-Nya, dan sesama manusia dengan cara yang benar. Naluri marah, jika tidak diarahkan, bisa menjadi sumber kehancuran, tetapi jika digunakan untuk membela kebenaran, ia menjadi kekuatan yang bermanfaat.
Peran Orang Tua dalam Menjaga dan Mengarahkan Fitrah Anak
Sebagai orang tua, tanggung jawab terbesar adalah menjaga fitrah anak dan mengarahkan potensinya agar digunakan untuk tujuan mulia, yaitu beribadah kepada Allah ﷻ. Berikut adalah beberapa cara untuk menjalankan tanggung jawab tersebut:
1. Menanamkan Tauhid Sejak Dini
Pengenalan tentang Allah ﷻ, tujuan hidup, dan konsep ibadah harus diajarkan sejak anak-anak masih kecil. Anak-anak adalah seperti kertas putih yang mudah menerima apa yang diajarkan. Dengan mengajarkan tauhid sejak dini, kita membantu mereka untuk mengenali siapa penciptanya dan untuk apa mereka hidup di dunia ini.
2. Memberikan Pendidikan yang Terintegrasi
Pendidikan anak tidak hanya mencakup aspek akademik, tetapi juga mencakup aspek spiritual, emosional, dan fisik. Pendidikan harus bersifat holistik, mencakup semua potensi anak, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang dan siap menghadapi tantangan hidup dengan keimanan yang kokoh.
3. Menjadi Teladan yang Baik
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar dari orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan yang baik dalam menjaga fitrah mereka sendiri. Misalnya, jika orang tua ingin anak-anak mereka mencintai Al-Qur’an, mereka juga harus menunjukkan kecintaan terhadap Al-Qur’an dengan rutin membacanya, mempelajarinya, dan mengamalkan isinya.
4. Mengajarkan Akhlak Mulia
Akhlak adalah cerminan dari fitrah yang terjaga. Mengajarkan akhlak mulia seperti jujur, sabar, dan rendah hati adalah bagian dari menjaga dan mengembangkan potensi naluri anak. Akhlak mulia juga membantu anak-anak untuk berinteraksi dengan baik dengan sesama manusia, menciptakan hubungan yang harmonis, dan menjaga kedamaian di masyarakat.
Mengarahkan Potensi untuk Ibadah
Tujuan akhir dari menjaga dan mengembangkan potensi anak adalah agar mereka mampu menjalankan tugas mereka sebagai hamba Allah ﷻ. Semua potensi yang ada dalam diri manusia harus diarahkan untuk tujuan ini. Potensi akal digunakan untuk memahami agama dan menjalankan perintah-Nya, potensi fisik digunakan untuk melakukan ibadah seperti shalat, puasa, dan amal kebaikan lainnya, sementara potensi naluri diarahkan untuk mencintai Allah ﷻ, Rasul-Nya, dan sesama manusia dengan cara yang benar.
Kesimpulan
Fitrah manusia adalah potensi dasar yang Allah ﷻ berikan kepada setiap individu untuk beriman dan menjadi hamba-Nya yang taat. Potensi ini mencakup akal untuk berpikir, kebutuhan fisik, dan naluri alami yang ada dalam diri manusia. Sebagai orang tua, menjaga fitrah anak adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Dengan menanamkan tauhid, memberikan pendidikan yang terintegrasi, menjadi teladan yang baik, dan mengajarkan akhlak mulia, kita dapat membantu anak-anak kita untuk tumbuh sesuai dengan fitrah mereka dan mengarahkan seluruh potensi mereka untuk beribadah kepada Allah ﷻ. Dengan demikian, mereka dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat, serta menjadi hamba yang dicintai oleh Allah ﷻ.