Mengenalkan Tauhid Rububiyah dengan Sederhana: Ajarkan Anak Mengenal Sang Pencipta
Tauhid Rububiyah, yaitu keyakinan bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya pencipta, pemilik, dan pengatur alam semesta, merupakan pondasi penting dalam akidah Islam.
Mengajarkan konsep ini pada anak sejak dini akan membantu mereka memahami hubungan yang benar antara hamba dan Rabb-nya. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk menanamkan pemahaman ini dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Namun, mengajarkan konsep Tauhid Rububiyah pada anak bukanlah tugas yang mudah. Anak-anak, terutama yang masih kecil, mungkin kesulitan untuk memahami konsep abstrak seperti ketuhanan dan penciptaan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menggunakan pendekatan yang konkret, visual, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan contoh-contoh yang nyata, dan libatkan anak-anak dalam kegiatan yang berkaitan dengan alam semesta.
Salah satu cara efektif untuk mengajarkan Tauhid Rububiyah pada anak adalah dengan mengajak mereka untuk mengamati ciptaan Allah ﷻ di sekitar mereka. Ajak mereka untuk melihat keindahan alam, seperti gunung, laut, dan bintang-bintang.
Jelaskan kepada mereka bahwa semua ciptaan ini adalah bukti kekuasaan dan kebesaran Allah ﷻ. Selain itu, ajarkan mereka untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah ﷻ, seperti makanan, minuman, dan kesehatan. Dengan cara ini, anak-anak akan memahami bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya yang berhak disembah dan dipuji.
Apa Itu Tauhid Rububiyah?
Bunda, Anda bisa menjelaskan tauhid Rububiyah ini dengan bahasa yang lebih sederhana. Tauhid Rububiyah adalah salah satu dari tiga aspek utama tauhid dalam Islam, yang menekankan keyakinan bahwa Allah ﷻ adalah satu-satunya Rabb, Pencipta, Penguasa, dan Pengatur alam semesta. Konsep ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berada dalam kendali dan kehendak Allah ﷻ.
Seperti pada penjelasan artikel ilmiah tentang tauhid, sejatinya manusia tahu jika Allah merupakan satu-satunya sang pencipta.
Untuk menetapkan tauẖîd rububiyah, Ibn Taimiyah menggunakan manhaj wijdanî atau metode fitri, bahwa manusia secara fitrah mengakui bahwa Allah adalah penciptanya, dan hanya Dialah yang berhak untuk disembah. Sudah dimaklumi bahwa dalam tabiat jiwa manusia terdapat pengakuan terhadap adanya Tuhan sebagai al-Khâliq (Pencipta) lebih dahulu sebelum adanya pengakuan kepada Tuhan sebagai al-Ma’bûd (yang berhak disembah) (Muhhamad Hambal, 2020) 1
Tauhid Rububiyah menjadi dasar bagi keimanan seseorang karena menanamkan pemahaman bahwa tidak ada kekuatan selain Allah yang mampu menciptakan dan mengatur segala sesuatu. Dalam Surah Al-A’raf ayat 54, Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan berasal dari Allah dan Dia-lah satu-satunya Pengatur segala urusan. Mengenalkan konsep ini kepada anak sejak dini dapat membantu mereka memahami kebesaran Allah ﷻ dan membangun keimanan yang kuat.
Cara Mudah Mengenalkan Tauhid Rububiyah pada Anak

Mengajarkan tauhid rububiyah kepada anak tidak harus dengan cara yang sulit. Justru, pendekatan yang sederhana, alami, dan menyenangkan dapat membuat mereka lebih mudah memahami konsep ini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Menunjukkan Kebesaran Allah Melalui Alam
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang dunia di sekitar mereka. Orang tua bisa memanfaatkan keindahan alam untuk menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah ﷻ. Contohnya:
- Saat melihat hujan turun, jelaskan bahwa Allah yang menurunkan hujan untuk menyuburkan tanah.
- Ketika melihat matahari terbit dan tenggelam, ajarkan bahwa Allah-lah yang mengatur pergerakan matahari.
- Saat berada di taman atau kebun, ceritakan bahwa tumbuhan yang tumbuh adalah ciptaan Allah.
Dengan pendekatan ini, anak akan lebih mudah memahami bahwa segala sesuatu berasal dari Allah ﷻ.
2. Menggunakan Kisah dalam Al-Qur’an
Anak-anak sangat menyukai cerita. Oleh karena itu, mengenalkan tauhid rububiyah bisa dilakukan melalui kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Beberapa kisah yang relevan antara lain:
- Kisah Nabi Ibrahim AS yang mencari Tuhan yang sejati dengan mengamati bintang, bulan, dan matahari, hingga akhirnya ia menyadari bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta (QS. Al-An’am: 75-79).
- Kisah Nabi Nuh AS yang menjelaskan bahwa hanya Allah yang bisa menyelamatkan manusia dari bencana besar seperti banjir.
Dengan mendengar kisah-kisah ini, anak akan memahami bahwa tidak ada yang berkuasa selain Allah ﷻ.
3. Mengajak Anak untuk Bertafakur dan Berdzikir
Orang tua bisa mengajarkan anak untuk merenungkan ciptaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Contoh praktiknya:
- Mengajak anak mengamati langit di malam hari dan berkata, “Siapa yang menciptakan bintang-bintang ini? Tentu saja Allah.”
- Mengajak anak melihat proses tumbuhnya tanaman dari biji kecil menjadi pohon besar, lalu menjelaskan bahwa ini semua terjadi atas kehendak Allah.
- Mengajarkan dzikir sederhana seperti Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar saat melihat keindahan ciptaan Allah.
4. Melalui Doa-doa Harian
Mengajarkan anak untuk berdoa juga merupakan cara yang efektif untuk menanamkan tauhid rububiyah. Orang tua bisa mengenalkan berbagai doa harian seperti:
- Doa bangun tidur
“اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur”.
- Doa memakai pakaian:
“الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى كَسَانِى هَذَا الثَّوْبَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ
Alhamdulillahilladzi kasaaniy hadzats tsauba wa rozaqonihi min ghoiri hawlin minniy wa laa quwwatin” Dengan membiasakan doa, anak-anak akan lebih memahami bahwa segala sesuatu yang mereka miliki berasal dari Allah.
5. Memberikan Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua selalu menunjukkan ketergantungan kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan, anak-anak juga akan mengikuti. Contohnya:
- Mengajarkan untuk mengucapkan Bismillah sebelum memulai sesuatu.
- Menunjukkan rasa syukur kepada Allah setelah mendapatkan sesuatu.
- Mengingatkan bahwa rezeki dan kesehatan yang mereka miliki berasal dari Allah.
6. Menggunakan Media Interaktif
Untuk anak-anak yang lebih suka belajar melalui media visual dan permainan, orang tua bisa menggunakan metode interaktif seperti:
- Buku cerita bergambar tentang penciptaan alam oleh Allah ﷻ.
- Video animasi Islami yang menjelaskan konsep tauhid rububiyah.
- Permainan edukatif yang mengajarkan tentang keesaan Allah dalam menciptakan segala sesuatu.
Kesimpulan
Mengenalkan tauhid rububiyah kepada anak sejak dini adalah langkah penting dalam membangun fondasi keimanan mereka. Dengan memahami bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam semesta, anak akan tumbuh dengan keyakinan yang kuat terhadap kebesaran Allah ﷻ.
Melalui pendekatan yang sederhana seperti mengamati alam, mendengar kisah Nabi, berdoa, dan menggunakan media interaktif, orang tua bisa membantu anak memahami konsep ini dengan cara yang menyenangkan. Dengan demikian, anak tidak hanya mengetahui teori tauhid rububiyah, tetapi juga merasakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Reference
- Muhammad Hambal. 2020. Pendidikan Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan. Jurnal Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam. Volume 9 No 1 ↩︎