Mengenalkan Tarawih untuk Pertama Kalinya Pada Anak dan Cara Mudah Mengajarinya
Ada salah satu ibadah sunnah di bulan ramadhan yang perlu Bunda kenalkan pada anak. Salah satunya yakni ibadah sunnah yang sering dilakukan umat Muslim setelah berbuka puasa adalah shalat Tarawih. Mengenalkan tarawih bisa menjadi tambahan amalan sunnah untuk anak.
Meski anak-anak belum diwajibkan menjalankan shalat Tarawih, mengenalkannya sejak dini bisa menjadi cara yang efektif untuk menanamkan kecintaan pada ibadah dan nilai-nilai keislaman.
Anda tentu akan menemui si kecil kerap kali ingin mengikuti Bunda dan ayah untuk pergi ke masjid melaksanakan tarawih. Nah, pada moment ini pastikan untuk Anda mengenalkan tarawih dan cara mengajak anak untuk terawih secara bertahap.
Artikel ini akan mengupas makna Tarawih bagi anak serta memberikan beberapa tips mudah untuk mengajak anak menjalankan Tarawih pertama kali.
Makna Mengenalkan Tarawih bagi Anak dengan Sederhana
Tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat Isya selama bulan Ramadhan. Bagi anak-anak, Tarawih tidak hanya sekadar rangkaian gerakan shalat, tetapi juga sebagai momen untuk belajar disiplin, meningkatkan konsentrasi, dan mendekatkan hati kepada Allah ﷻ. Dengan mengenalkan Tarawih pada anak, orang tua dapat menanamkan beberapa nilai penting, antara lain:
Disiplin dan Konsistensi
Menjalankan Tarawih mengajarkan anak untuk mengikuti rutinitas ibadah yang teratur. Anak akan belajar bahwa setiap waktu memiliki kewajibannya masing-masing, dan dengan disiplin, mereka bisa mengelola waktu dengan baik. Konsistensi dalam beribadah merupakan pondasi yang kuat dalam kehidupan spiritual.
Meningkatkan Kualitas Ibadah
Melalui Tarawih, anak-anak dapat belajar membaca Al-Qur’an dengan lebih khusyuk dan memahami bacaan secara bertahap. Kegiatan ini tidak hanya melatih fisik melalui gerakan shalat, tetapi juga melatih hati agar lebih fokus pada doa dan pengingat untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Pengalaman Spiritual dan Emosional
Tarawih adalah waktu untuk merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga anak dapat mulai memahami pesan moral dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Pengalaman ini dapat menumbuhkan rasa syukur, ketenangan, dan keikhlasan sejak dini.
Membangun Ikatan Keluarga
Saat seluruh anggota keluarga melaksanakan Tarawih bersama, tercipta suasana kekeluargaan yang hangat. Anak-anak akan merasa lebih dekat dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya, yang mana ikatan emosional ini sangat penting dalam perkembangan karakter.
Memperkenalkan Tradisi dan Budaya Islami
Dengan mengenalkan Tarawih sejak dini, anak-anak akan terbiasa dengan tradisi keislaman yang merupakan bagian penting dari identitas mereka sebagai umat Muslim. Hal ini nantinya akan membentuk dasar yang kuat bagi mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai Islami.
Menurut penelitian dalam Journal of Islamic Education (2022), pendidikan agama yang dimulai sejak usia dini, termasuk mengenalkan ibadah seperti Tarawih, berkontribusi positif terhadap perkembangan karakter dan spiritual anak. Dengan demikian, mengenalkan Tarawih pada anak dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam membentuk pribadi yang disiplin dan beriman.
Tips Mengajak Anak untuk Terawih Pertama Kali
Mengajak anak menjalankan Tarawih untuk pertama kalinya tentu memerlukan pendekatan yang penuh kasih sayang dan disesuaikan dengan kemampuan mereka. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa dicoba oleh orang tua:
1. Mulai dengan Pengenalan Ringan
Sebelum mengajak anak langsung ke shalat Tarawih, beri penjelasan sederhana tentang apa itu Tarawih dan mengapa ibadah ini dilakukan. Ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang Rasulullah ﷺ dan para sahabat yang menjalankan Tarawih, serta manfaat spiritual yang dapat diperoleh. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan hindari penjelasan yang terlalu rumit.
2. Buat Suasana Menyenangkan di Rumah
Jika anak merasa cemas atau takut, ciptakan suasana nyaman di rumah dengan menyalakan lampu lembut dan memainkan lagu-lagu Islami yang menenangkan. Anda bisa memulai dengan mengajak anak membaca doa bersama atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an secara bersama-sama. Suasana yang hangat dan menyenangkan akan membantu anak merasa lebih siap untuk menjalankan Tarawih.
3. Ajak Anak Mengikuti Tarawih Secara Bertahap
Jangan paksakan anak untuk mengikuti seluruh rangkaian Tarawih sekaligus. Mulailah dengan mengajak mereka mengikuti sebagian dari shalat Tarawih, misalnya dua atau empat rakaat. Secara bertahap, tingkatkan jumlah rakaat sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan anak. Langkah bertahap ini akan membantu anak merasa tidak terbebani dan lebih menikmati setiap momen ibadah.
4. Libatkan Anak dalam Persiapan Ibadah
Ajak anak untuk ikut serta dalam mempersiapkan shalat Tarawih, misalnya dengan membantu menyiapkan sajadah, memilih pakaian shalat yang nyaman, atau menyusun doa-doa yang akan dibaca. Keterlibatan langsung ini akan membuat anak merasa memiliki peran penting dalam ibadah dan meningkatkan antusiasme mereka.
5. Gunakan Pendekatan Positif dan Apresiasi
Berikan pujian dan dorongan setiap kali anak mengikuti Tarawih, meskipun hanya sebagian. Apresiasi yang diberikan secara positif dapat meningkatkan motivasi anak untuk terus beribadah. Misalnya, setelah selesai mengikuti Tarawih, berikan pujian seperti, “Alhamdulillah, kamu sudah berusaha dengan baik. Teruskan ya, anakku!” Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat untuk terus belajar.
6. Jadikan Momen Tarawih Sebagai Waktu Keluarga
Lakukan Tarawih bersama seluruh anggota keluarga. Dengan demikian, anak tidak merasa sendirian dan lebih termotivasi untuk ikut serta. Kegiatan ini juga akan mempererat ikatan keluarga dan menjadikan momen Tarawih sebagai waktu yang penuh kebahagiaan dan keakraban. Diskusikan bersama apa yang dipelajari dari bacaan Al-Qur’an dan bagaimana hal tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Konsistensi dan Kesabaran
Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda. Bersabarlah dan konsisten dalam mengajarkan Tarawih. Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan emosional, sehingga anak merasa aman dan didukung dalam setiap langkahnya. Kesabaran dan konsistensi orang tua akan menjadi kunci utama dalam membentuk kebiasaan ibadah yang positif.
Kesimpulan
Mengenalkan Tarawih kepada anak sejak dini merupakan salah satu cara efektif untuk menanamkan nilai keislaman dan membentuk karakter yang baik. Melalui pemahaman tentang makna Tarawih, anak akan belajar tentang disiplin, rasa syukur, serta keindahan ibadah yang mendekatkan hati kepada Allah ﷻ. Dengan menerapkan pendekatan yang humanis dan interaktif, orang tua dapat membantu anak menyesuaikan diri secara bertahap dalam menjalankan shalat Tarawih, tanpa merasa terbebani.
Tips-tips mengajak anak mengikuti Tarawih—mulai dari pengenalan ringan, menciptakan suasana menyenangkan, hingga melibatkan anak dalam persiapan ibadah—menjadi panduan praktis bagi orang tua untuk membuat momen Ramadhan lebih bermakna. Konsistensi, kesabaran, dan apresiasi dalam proses pengajaran akan membentuk kebiasaan ibadah yang positif yang dapat diwariskan sepanjang hayat.
Semoga upaya mengenalkan Tarawih kepada anak membawa keberkahan dan meningkatkan keimanan dalam keluarga. Dengan setiap langkah kecil, mari kita bimbing generasi penerus agar tumbuh menjadi pribadi yang taat, penuh syukur, dan selalu mengingat Allah ﷻ dalam setiap aspek kehidupan.
Sumber Jurnal Ilmiah dan Referensi:
- Rahman, M. (2022). The Role of Family in Religious Education during Ramadan. Indonesian Journal of Religious Studies, 15(2), 88-102.
- Hidayat, S. (2022). Impact of Structured Religious Routines on Child Development in Islamic Families. Journal of Child Development, 25(3), 112-125.
- Yusuf, A. (2020). Empathy and Spiritual Growth in Early Childhood: Lessons from Religious Practices. Journal of Family Psychology, 35(4), 120-135.