Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Mengenalkan Najis pada Anak dan Cara Bersih Diri yang Benar

mengenalkan najis
March 23, 2025

Bunda, mengajarkan konsep najis dan tata cara bersuci pada anak sejak dini merupakan bagian dari pendidikan agama. Pemahaman ini tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan tentang kebersihan fisik, tetapi juga membangun kesadaran spiritual mereka. Maka dari itu, mengenalkan najis pada anak bisa dilakukan dengan cara yang sederhana terlebih dahulu.

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak agar memahami konsep ini dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.

Penting untuk memulai dengan menjelaskan konsep najis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Gunakan contoh-contoh konkret yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, seperti kotoran hewan atau sisa makanan. 

Jelaskan bahwa najis adalah sesuatu yang kotor dan harus dibersihkan agar ibadah kita diterima oleh Allah.

Selain mengenalkan najis pada anak, penting juga untuk mengajarkan anak cara bersuci yang benar. Mulailah dengan mengajarkan tata cara berwudhu dan istinja yang sederhana. 

Artikel ini akan membahas secara ringkas mengenai apa pentingnya anak belajar mengenal najis dan cara mudah untuk mengenalkan najis pada anak di kehidupan sehari-hari. 

Mengapa Mengenalkan Najis Pada Anak Itu Penting? 

Pendidikan kebersihan dan kesucian diri merupakan bagian penting dalam kehidupan seorang anak, terutama dalam ajaran Islam. Salah satu aspek penting yang perlu diajarkan sejak dini adalah mengenalkan najis dan cara bersuci dengan benar.

Najis dalam Islam merujuk pada segala sesuatu yang dianggap kotor dan tidak suci menurut syariat, seperti urine, tinja, darah, serta kotoran hewan tertentu. Pemahaman mengenai najis ini bukan hanya berdampak pada kebersihan fisik anak, tetapi juga membentuk kebiasaan menjaga kesucian diri dalam ibadah sehari-hari, seperti shalat.

Dalam Islam mengajarkan kebersihan dan kebiasaan kebersihan yang diajarkan sejak dini berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental anak dalam jangka panjang.

Seperti dalam firman Allah ﷻ di Q.S Al Baqarah ayat 222 menegaskan bahwa Allah menyukai orang-orang yang suci 

َيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ۝٢٢٢

wa yas’alûnaka ‘anil-maḫîdl, qul huwa adzan fa‘tazilun-nisâ’a fil-maḫîdli wa lâ taqrabûhunna ḫattâ yath-hurn, fa idzâ tathahharna fa’tûhunna min ḫaitsu amarakumullâh, innallâha yuḫibbut-tawwâbîna wa yuḫibbul-mutathahhirîn

Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.

Anak yang memahami konsep kebersihan akan lebih peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tentang najis kepada anak-anak mereka.

Selain itu, mengenalkan najis pada anak juga melatih mereka dalam berpikir logis dan memahami sebab-akibat. Contohnya, ketika anak mengetahui bahwa air kencing itu najis, mereka akan lebih sadar untuk menjaga kebersihan setelah buang air kecil. 

Hal ini juga membantu anak dalam membangun kesadaran diri serta kedisiplinan dalam menjalankan ajaran agama secara bertahap.

Mengenalkan najis kepada anak sejak dini memiliki peran penting dalam membangun kesadaran akan kebersihan, kesehatan, dan nilai-nilai spiritual yang mendasar. Dalam Islam, kebersihan adalah bagian integral dari ibadah, sehingga memahami jenis-jenis najis dan cara menyucikannya membantu anak menjalankan ajaran agama dengan benar. 

Selain itu, pengenalan ini juga mendukung perkembangan tanggung jawab anak dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, yang berdampak positif pada kesehatan fisik dan emosional mereka. 

Dengan memahami bahwa najis adalah sesuatu yang dianggap kotor dan harus dihindari, anak belajar membedakan antara yang suci dan tidak suci, baik dalam konteks agama maupun kehidupan sehari-hari. 

Proses ini, jika dilakukan dengan pendekatan yang lembut dan sesuai usia, dapat menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat, serta membentuk kebiasaan hidup bersih yang akan mereka bawa hingga dewasa.

Dalam buku panduan yang dituliskan oleh KEMENAG dengan judul Islam Mengajarkan Kebersihan Pelajaran 4 anak perlu belajar mengenal membersihkan diri dari najis dan hadas yang mana ada hal ini akan berpengaruh pada kualitas ibadah anak 1

Cara Mengenalkan Najis dengan Mudah Dimengerti Anak

Mengajarkan anak mengenai najis tidak harus dengan cara yang rumit. Berikut beberapa metode sederhana yang bisa dilakukan orang tua agar anak memahami konsep najis dengan lebih mudah:

1. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Visual

Anak-anak lebih mudah memahami konsep yang abstrak jika diberikan contoh nyata atau visual. Gunakan gambar atau ilustrasi yang menarik untuk menunjukkan perbedaan antara benda yang suci dan najis. Misalnya, tunjukkan gambar air bersih dan air kotor untuk menjelaskan bahwa air kotor bisa mengandung najis dan tidak boleh digunakan untuk bersuci.

2. Berikan Contoh Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari

Libatkan anak dalam aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan kebersihan. Misalnya, setelah anak selesai menggunakan toilet, ajarkan mereka bagaimana membersihkan diri dengan benar dan menjelaskan bahwa urine adalah salah satu bentuk najis. Cara ini akan membantu anak memahami konsep najis melalui pengalaman langsung.

3. Ajarkan dengan Permainan Edukatif

Belajar sambil bermain adalah metode yang sangat efektif untuk anak-anak. Cobalah membuat permainan sederhana seperti “Tebak Mana yang Najis?” di mana anak diajak untuk mengidentifikasi benda-benda yang tergolong najis atau tidak. Misalnya, tunjukkan gambar tanah bersih dan tanah yang terkena kotoran, lalu tanyakan kepada anak mana yang termasuk najis.

4. Gunakan Kisah atau Cerita yang Menarik

Anak-anak cenderung lebih mudah memahami suatu konsep jika disampaikan dalam bentuk cerita. Orang tua bisa menceritakan kisah-kisah Islami yang mengajarkan tentang kebersihan dan najis. Contohnya, kisah Nabi Muhammad ﷺ yang selalu menjaga kebersihan dan mencontohkan bagaimana bersuci dengan baik.

5. Libatkan Anak dalam Proses Bersuci

Ketika anak sudah memahami konsep najis, ajarkan mereka cara bersuci yang benar, seperti berwudhu atau mencuci tangan setelah menyentuh sesuatu yang kotor. Dengan melibatkan mereka dalam praktik langsung, anak akan lebih mudah mengingat dan menerapkan kebiasaan bersuci dalam kesehariannya.

Pada proses ini, Anda juga perlu mengenalkan berbagai macam jenis najis seperti Mukhaffafah, Mutawassitah hingga Mugaladzah. Hal ini bisa membantu anak mengetahui mana yang masuk dalam kategori najis dan mana yang bukan termasuk didalamnya Bunda. 

Tahapan ini juga menjadi satu bagian yang penting mengetahui bahwa Bunda, perlu  tahu berbagai macam jenis najis dan cara untuk membersihkannya yang benar. Berikut najis menurut tingkatannya dan cara membersihkannya yang benar. 

Source: Pelajaran 4: Islam Mengajarkan Kebersihan (Kemenag)

6. Berikan Penghargaan atas Perilaku Baik

Anak-anak cenderung lebih termotivasi jika mendapatkan apresiasi. Ketika mereka berhasil memahami dan menerapkan kebersihan diri dengan benar, berikan pujian atau hadiah kecil sebagai bentuk penghargaan. Hal ini akan membuat mereka semakin semangat untuk terus menjaga kebersihan.

Kesimpulan

Mengenalkan najis kepada anak sejak dini merupakan bagian dari pendidikan kebersihan yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Dengan memahami konsep najis dan cara bersuci yang benar, anak-anak tidak hanya belajar menjaga kebersihan diri, tetapi juga memahami pentingnya kesucian dalam menjalankan ibadah.

Orang tua memiliki peran besar dalam memberikan edukasi ini dengan cara yang sederhana, menyenangkan, dan mudah dimengerti anak. Melalui contoh nyata, permainan edukatif, serta praktik langsung, anak akan lebih cepat memahami dan menerapkan kebiasaan baik ini dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan begitu, mereka dapat tumbuh menjadi individu yang lebih disiplin dan peduli terhadap kebersihan, baik secara fisik maupun spiritual.

Reference 

  1. Kemenag. 2019. Cendekia Kemenag. Pelajaran 4: Islam Mengajarkan Kebersihan. Diakses pada 2025  ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *