Cara Mengajarkan I’tikaf Pertama Bagi Anak: Hikmah dan Manfaatnya
Bulan Ramadhan, terutama sepuluh hari terakhirnya, adalah waktu yang istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allahﷻ . Salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan adalah i’tikaf, yaitu berdiam diri di masjid dengan tujuan beribadah. Namun, mengenalkan i’tikaf kepada anak-anak mungkin terasa rumit bagi sebagian orang tua.
Bunda dan Ayah tentu ingin anak memahami makna amalan ibadah ini dan merasakan hikmahnya sejak dini. Oleh karena itu, mari kita cari tahu cara yang tepat untuk mengenalkan berdiam diri di masjid pertama kali pada anak-anak.
Mengajarkan i’tikaf pada anak-anak bukan hanya tentang menyuruh mereka berdiam diri di masjid. Lebih dari itu, mengajarkan ibadah ini berarti tentang menanamkan rasa cinta kepada Allah ﷻ, melatih kesabaran, dan meningkatkan kualitas ibadah anak.
Bunda dan Ayah bisa mulai dengan memberikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami tentang makna berdiam diri di masjid selama sepuluh hari akhir ramadhan, manfaatnya, dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, Bunda dan Ayah juga bisa mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini bisa dilakukansecara bertahap, sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa cara efektif untuk mengenalkan kegiatan ini pertama kali pada anak-anak. Kita akan belajar bagaimana membuat kegiatan berdiam diri di masjid menjadi menyenangkan dan bermakna bagi anak.
Dengan pendekatan yang tepat dan penuh kasih sayang, Bunda dan Ayah bisa membantu anak membangun kebiasaan berdiam diri di masjid yang akan menjadi bekal berharga dalam hidup mereka. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu I’tikaf di Masjid?
I’tikaf berasal dari kata “a-ka-fa” dalam bahasa Arab yang berarti tetap atau menetap. Dalam terminologi Islam, i’tikaf merujuk pada tindakan menetap di masjid untuk beribadah kepada Allah ﷻ dengan fokus penuh, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran: “…dan janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri’tikaf di dalam masjid-masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187).
Praktik ini melibatkan berbagai bentuk ibadah seperti shalat, membaca Al-Quran, berzikir, serta doa, yang semuanya dilakukan dalam suasana ketenangan dan introspeksi. Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, menghindari gangguan duniawi, dan merefleksikan kehidupan.
Dalam konteks anak-anak, berdiam diri di masjid ini bukan hanya tentang mengenalkan ritual, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai keikhlasan, kedisiplinan, dan kesederhanaan. Kegiatan ini menjadi pengalaman spiritual yang penuh makna, terutama bila dilakukan bersama keluarga.
Cara Mengajak Anak untuk I’tikaf dan Usia yang Ideal
Mengajarkan kegiatan ini kepada anak membutuhkan pendekatan yang bijak dan bertahap. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda terapkan:
1. Mulailah dengan Usia yang Ideal
Menurut Journal of Islamic Studies Usia yang ideal untuk mengenalkan i’tikaf bergantung pada kesiapan anak, baik secara fisik maupun emosional. Secara umum, anak usia 7–10 tahun sudah mulai memahami konsep ibadah secara mendalam dan mampu mengikuti rutinitas yang lebih terstruktur. Namun, pastikan anak memiliki keinginan sendiri untuk mencoba agar tidak merasa terpaksa [1]2. Kenalkan Konsep I’tikaf Sejak Dini
Penanaman nilai i’tikaf dapat dimulai melalui cerita-cerita inspiratif dari Al-Quran atau sirah Nabi Muhammad ﷺ. Jelaskan bahwa i’tikaf adalah momen istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merenungi kehidupan.
3. Buatlah Aktivitas yang Menarik
Anak-anak, terutama yang baru pertama kali mengikuti i’tikaf, rentan merasa bosan jika hanya berdiam diri di masjid. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk merancang aktivitas sederhana yang bisa mereka lakukan selama i’tikaf.
Aktivitas ini tidak hanya membantu mengisi waktu, tetapi juga memberikan nilai edukasi dan spiritual. Misalnya, bacakan kisah-kisah para nabi yang penuh hikmah dan teladan. Kisah-kisah ini tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang keimanan dan ketakwaan. Selain itu, bimbing mereka melafalkan doa atau ayat-ayat pendek..
4. Persiapkan Fasilitas yang Nyaman
Kenyamanan adalah kunci agar anak-anak betah mengikuti i’tikaf. Pastikan mereka memiliki tempat yang nyaman di masjid untuk tidur, membaca, atau beribadah. Bawakan alas tidur atau selimut yang lembut agar mereka bisa beristirahat dengan nyaman.
Siapkan juga buku-buku cerita atau Al-Qur’an yang sesuai dengan usia mereka agar mereka bisa mengisi waktu dengan membaca. Jangan lupa untuk membawa makanan ringan yang sehat, seperti buah-buahan dan kurma.
5. Jadilah Teladan
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka belajar banyak hal dari mengamati perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, jadilah teladan yang baik dalam pelaksanaan i’tikaf. Tunjukkan kepada mereka bagaimana cara beribadah dengan khusyuk, membaca Al-Qur’an dengan tartil, dan berdzikir dengan penuh penghayatan.
6. Berikan Dukungan dan Penghargaan
Setiap usaha yang dilakukan anak-anak, sekecil apa pun itu, patut diapresiasi. Berikan pujian atau hadiah kecil sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka. Misalnya, pujilah mereka saat mereka berhasil menghafal ayat pendek atau saat mereka membantu membersihkan masjid.
Hadiah kecil, seperti buku cerita Islami atau mainan edukatif, juga bisa menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk terus belajar mencintai ibadah.
Hikmah dan Manfaat Mengajarkan I’tikaf kepada Anak
Nah, bunda setelah anak mulai belajar i’tikaf di masjid bersama, Anda bisa menjelaskan hikmah dan manfaat ibadah ini dengan pengambaran yang menyenangkan.
Memperkuat Hubungan dengan Allah ﷻ
Melibatkan anak dalam kegiatan ini adalah cara yang efektif untuk memperkuat hubungan mereka dengan Allah ﷻ. Selama i’tikaf, anak-anak belajar untuk fokus pada ibadah dan doa, menjauhkan diri dari kesibukan duniawi yang seringkali mengalihkan perhatian mereka dari Sang Pencipta. Mereka belajar untuk merasakan kehadiran Allah ﷻ dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Meningkatkan Keinginan Untuk Selalu Dekat dengan Allah ﷻ
I’tikaf adalah momen yang tepat untuk meningkatkan kesadaran spiritual anak-anak. Selama kegiatan ini, mereka belajar untuk melakukan introspeksi diri, merenungkan perbuatan mereka, dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Mereka belajar untuk menghargai kedamaian batin dan menemukan ketenangan dalam beribadah.
Melatih Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
I’tikaf mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab. Selama kegiatan ini, mereka harus mengikuti jadwal ibadah yang teratur, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir.
Mereka belajar untuk mengatur waktu mereka dengan baik dan memprioritaskan ibadah di atas kegiatan lainnya. Berdiam diri di masjid juga mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka belajar untuk menjaga kebersihan masjid, menghormati orang lain yang sedang beribadah, dan sebagainya.
Menanamkan nilai-nilai moral
I’tikaf adalah pengalaman yang kaya akan nilai-nilai moral. Selama kegiatan ini, anak-anak belajar tentang kesederhanaan, keikhlasan, dan rasa syukur. Mereka belajar untuk hidup sederhana, tidak berlebihan dalam makan atau minum, dan menghargai apa yang mereka miliki.
Mereka belajar untuk beribadah dengan ikhlas, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari orang lain. Mereka belajar untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah ﷻ , baik nikmat yang besar maupun nikmat yang kecil.
Reference
- Zahrani, A. H. (2018). The Impact of I’tikaf in Enhancing Spiritual Practices. Journal of Islamic Studies
- Rahman, F. (2020). Parental Guidance in Introducing Ibadah to Children. International Journal of Education in Islam