Cara Mengenalkan Arti Lebaran Bagi Anak Usia Dini
Bunda dan ayah masih kebingungan bagaimana menjelaskan arti lebaran pada anak? Bagi anak-anak, konsep Lebaran mungkin masih abstrak dan sulit dipahami. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenalkan arti Lebaran kepada anak dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.
Edukasi tentang makna Idul Fitri sejak dini akan membantu anak-anak memahami esensi spiritual dari perayaan ini, sehingga mereka tidak hanya merayakan secara lahiriah, tetapi juga secara batiniah.
Mengajarkan makna Lebaran kepada anak usia dini bukan hanya tentang menjelaskan sejarah atau tradisi. Lebih dari itu, mengajarkan makna Lebaran adalah tentang menanamkan nilai-nilai kebaikan, seperti rasa syukur, saling memaafkan, dan pentingnya berbagi dengan sesama.
Orang tua bisa mulai dengan memberikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami, disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman Si Kecil. Selain itu, orang tua juga bisa menggunakan media yang menarik, seperti buku cerita bergambar, lagu-lagu bertema Lebaran, atau permainan interaktif, untuk membantu Si Kecil memahami konsep-konsep Lebaran dengan lebih baik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa cara efektif untuk mengenalkan arti Lebaran kepada anak usia dini. Cara-cara ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penjelasan tentang makna puasa dan zakat fitrah, hingga kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan bersama Si Kecil untuk merayakan Lebaran dengan lebih bermakna.
Dengan menerapkan cara-cara ini, orang tua bisa membantu Si Kecil memahami makna Lebaran dan menjadikannya sebagai momen yang berharga dalam hidup mereka. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Arti lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum Idul Fitri yang penuh berkah dan makna. Di balik perayaannya, terdapat pesan keagamaan yang sangat penting untuk ditanamkan sejak dini.
Bagi anak usia dini, terutama bagi anak usia dini, mengenalkan arti Lebaran harus disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan melalui kegiatan yang menyenangkan. Artikel ini akan mengupas cara mengenalkan arti Lebaran kepada anak usia dini serta menyajikan cerita sederhana nabi saat menyambut Idul Fitri sebagai inspirasi.
Cara Mengenalkan Arti Lebaran bagi Anak PAUD
Mengenalkan arti Lebaran kepada anak usia dini (PAUD) bukan berarti memaksa mereka memahami semua aspek keagamaan, melainkan memberikan fondasi awal yang menyenangkan dan mudah dipahami. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:
Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Cerita Bergambar
Anak-anak pada usia PAUD sangat responsif terhadap cerita dan gambar. Orang tua atau guru bisa menggunakan buku cerita bergambar yang menceritakan tentang Lebaran. Misalnya, buku cerita tentang “Hari Kemenangan” atau “Hari Bersyukur” yang mengisahkan bagaimana Lebaran menjadi momen untuk berkumpul, saling memaafkan, dan berbagi kebaikan. Dengan begitu, anak-anak dapat menangkap makna Lebaran dengan lebih mudah.
Aktivitas Interaktif
Buatlah aktivitas sederhana seperti membuat kalender hitung mundur Lebaran, menggambar suasana Lebaran, atau membuat kartu ucapan Idul Fitri bersama. Aktivitas ini tidak hanya mengajarkan anak tentang arti waktu dan harapan, tetapi juga menumbuhkan rasa antusiasme menyambut hari kemenangan. Misalnya, anak bisa menghias kalender dengan stiker atau menggambar suasana keluarga yang berkumpul saat Lebaran.
Pembiasaan Sehari-hari Selama Ramadhan
Persiapan menyambut Lebaran dimulai sejak bulan Ramadhan. Orang tua dapat membiasakan anak untuk ikut serta dalam aktivitas keagamaan seperti membaca doa sebelum berbuka, shalat berjamaah, dan tadarus Al-Qur’an. Kebiasaan ini akan membuat anak merasa bahwa Lebaran adalah puncak dari ibadah Ramadhan yang penuh makna.
Dialog dan Cerita Inspiratif
Ajak anak untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan selama Ramadhan. Tanyakan apa yang mereka sukai dari puasa, mengapa kita berbuka, atau bagaimana perasaan mereka ketika melihat orang-orang tersenyum saat Lebaran tiba. Dialog ini membantu anak mengungkapkan perasaannya dan menginternalisasi pesan tentang syukur dan kebersamaan.
Anak yang dikenalkan dengan nilai-nilai keagamaan sejak usia dini cenderung memiliki perkembangan karakter dan spiritual yang lebih baik. Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, orang tua dapat membantu anak memahami arti Lebaran sebagai momentum Idul Fitri yang sarat makna.
6 Sunnah Nabi Saat Menyambut Idul Fitri, Mengenalkan Arti Lebaran
Nah, selain Anda perlu mengenalkan pembiasaan menyambut idul fitri dengan maksimal kepada anak. Ada hal yang lebih penting yakni mencoba mengikuti sunnah nabi saat menyambut idul fitri.
Bagi, anak kesempatan ini bisa menambah pengetahuannya bahwa ada nilai sunnah tambahan yang bisa menambah nilai dari menyambut lebaran. Anda bisa mencontohkan langsung di depan anak dan mengajarkannya dengan bahasa yang sederhana agar anak mudah mengerti apa yang disampaikan.
Disunnahkan untuk Mandi Sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri
Sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk mandi. Mandi di hari raya ini bukan sekadar membersihkan diri secara fisik, tetapi juga sebagai bentuk penyucian diri sebelum menghadap Allah ﷻ dalam ibadah shalat Id. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Nabi Muhammad ﷺ.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)
Berhias Diri dan Memakai Pakaian yang Terbaik
Hari raya Idul Fitri adalah hari kemenangan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berpenampilan sebaik mungkin, mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki. Berhias diri di hari raya merupakan bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah ﷻ.
Dijelaskan dalam riwayat dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ‘Umar pernah mengambil jubah berbahan sutera yang dibeli di pasar. Ketika ‘Umar mengambilnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, Ibnu ‘Umar lantas berkata, “Wahai Rasulullah, belilah pakaian seperti ini lantas kenakanlah agar engkau bisa berpenampilan bagus saat ‘ied dan menyambut tamu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata:
إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ
“Pakaian seperti ini membuat seseorang tidak mendapatkan bagian di akhirat.” (HR. Bukhari, no. 948)
Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Salah satu perbedaan antara shalat Idulfitri dan Iduladha adalah waktu makan. Pada Idulfitri, umat Islam disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat. Hal ini sebagai simbol berakhirnya bulan Ramadhan dan larangan berpuasa di hari tersebut.
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Bertakbir dari Rumah Menuju Tempat Shalat
Mengumandangkan takbir adalah salah satu sunnah yang dianjurkan pada hari raya Idulfitri. Takbir ini dimulai sejak malam takbiran hingga sebelum pelaksanaan shalat Id. Mengagungkan nama Allah ﷻ adalah wujud syukur atas nikmat Ramadhan yang telah dilalui.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).
Melewati Jalan Pergi dan Pulang yang Berbeda
Salah satu sunnah yang sering dilakukan Nabi Muhammad SAW saat shalat Id adalah melalui jalan yang berbeda saat pergi dan pulang. Hal ini memiliki hikmah agar semakin banyak orang yang ditemui dan disapa di hari yang penuh kebahagiaan tersebut.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, no. 986)
Nah, bagaimana bunda? Mengenalkan arti lebaran pada anak usia dini tidak sesulit itu bukan? Anda bisa mencontohkan aktivitas secara langsung bagi anak agar merayakan momen lebaran dengan maksimal dan bisa membantu anak mengerti bahwa lebaran merupakan perayaan kebersamaan dan rasa syukur terhadap Allah ﷻ.
Reference
Rahman, M. (2022). The Role of Family in Religious Education during Ramadan. Indonesian Journal of Religious Studies, 15(2), 88-102.
Hidayat, S. (2022). Impact of Structured Religious Routines on Child Development in Islamic Families. Indonesian Journal of Religious Studies, 12(1), 33-50.
Muhammad Abdul Tuasikal. 2016. Rumaysho. 6 Sunnah Nabi di Hari Idul Fitri. Diakses pada 2025