Mengenal Si Invisible Child, Karakter Anak Tengah Dalam Keluarga
Ayah dan Bunda, pernahkah kita tanpa sadar memberikan perhatian yang lebih kepada si sulung yang penuh prestasi atau si bungsu yang menggemaskan? Dalam berkeluarga dengan tiga anak atau lebih, seringkali ada satu sosok yang seolah “terlupakan” atau kurang mendapat sorotan yaitu si anak tengah.
Fenomena yang dikenal sebagai invisible child ini ternyata memiliki karakteristik dan kebutuhan unik yang perlu kita pahami sebagai orang tua. Artikel ini hadir untuk membuka wawasan kita tentang invisible child, mengenali lebih dekat karakter dan potensi tantangan yang mungkin dihadapi oleh anak tengah dalam keluarga.
Dengan memahami perspektif mereka, kita dapat lebih peka terhadap kebutuhan emosional dan memberikan dukungan yang tepat agar mereka tidak merasa terabaikan dan dapat mengembangkan potensi diri secara optimal. Yuk, kita telaah lebih lanjut tentang si “anak tak terlihat” ini.
Mengenal Anak Tengah dan Karakteristiknya
Anak tengah adalah anak yang lahir di antara anak sulung dan bungsu. Anak tengah sering kali memegang peran yang unik dalam keluarga, di mana mereka menjadi penengah dalam berbagai situasi dan dinamika keluarga.
Peran ini seringkali mempengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis mereka. Mereka mempelajari keterampilan untuk menyeimbangkan kepentingan yang berbeda dan mencari solusi yang memuaskan bagi semua orang. Dalam penjelasan penelitian menyebutkan bahwa hal ini bisa saja terjadi karena sosoknya yang berada di tengah.
Hal ini disebabkan oleh pengalaman mereka dalam menghadapi situasi di mana mereka harus menengahi pertikaian antara kakak dan adik mereka. Mereka sering memiliki keterampilan sosial yang baik karena mereka terbiasa bernegosiasi dan beradaptasi di antara saudara-saudara mereka yang lebih tua dan lebih muda. Hal ini dapat menghasilkan kepribadian yang fleksibel, ramah, dan mudah beradaptasi di berbagai situasi sosial. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anak tengah cenderung dominan unggul pada aspek pengendalian dan penyesuaian diri (Fauziyyah dkk., 2019)1.
Menurut teori Alfred Adler, seorang psikolog yang pertama kali memperkenalkan teori urutan kelahiran, anak tengah sering kali mengembangkan kepribadian yang lebih diplomatis dan fleksibel. Karena sering merasa terabaikan, mereka juga bisa tumbuh menjadi anak yang mandiri, pandai menyesuaikan diri, bahkan menjadi penengah yang bijak.
Beberapa karakteristik anak tengah yang bisa Bunda ketahui meliputi:
1. Diplomatis dan Penengah Konflik
Anak tengah sering kali menjadi sosok yang bisa memahami berbagai sudut pandang dalam sebuah konflik. Karena berada di antara kakak dan adik, mereka terbiasa mencari cara agar hubungan tetap harmonis.
Pengalaman ini membuat mereka memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Mereka lebih mudah beradaptasi dalam lingkungan sosial dan mampu menjadi mediator yang efektif dalam berbagai situasi.
2. Mandiri
Karena merasa tidak mendapatkan perhatian sebanyak saudara lainnya, anak tengah sering kali belajar mandiri sejak kecil. Mereka terbiasa menyelesaikan masalah sendiri tanpa banyak bergantung pada orang lain.
Kemandirian ini membentuk karakter yang kuat dan mampu menghadapi tantangan dengan percaya diri. Meskipun kadang merasa kurang diperhatikan, mereka tetap memiliki kemampuan untuk mengelola kebutuhan mereka sendiri.
3. Sosial dan Bersahabat
Anak tengah memiliki kecenderungan untuk lebih ramah dan mudah bergaul. Keinginan untuk mendapatkan perhatian dan penerimaan membuat mereka mengembangkan keterampilan sosial yang baik.
Mereka sering menjadi teman yang menyenangkan dan memiliki banyak lingkaran pertemanan. Fleksibilitas dalam beradaptasi juga membuat mereka lebih terbuka terhadap berbagai jenis kepribadian orang lain.
4. Kurang Percaya Diri
Beberapa anak tengah tumbuh dengan perasaan bahwa mereka kurang penting dalam keluarga. Karena perhatian orang tua sering terbagi, mereka bisa merasa diabaikan dibandingkan kakak dan adiknya.
Hal ini dapat berdampak pada tingkat kepercayaan diri mereka. Jika tidak diberikan dukungan yang cukup, mereka bisa merasa kurang yakin dengan kemampuan mereka sendiri dan ragu untuk menonjol.
5. Pemberontak Halus
Anak tengah mungkin tidak selalu menunjukkan bentuk pemberontakan secara terang-terangan. Namun, mereka bisa diam-diam menentang aturan atau mencari cara lain untuk mengekspresikan diri.
Ketidakseimbangan perhatian yang mereka rasakan bisa membuat mereka memilih jalur yang tidak selalu sesuai dengan harapan keluarga. Sikap ini merupakan bentuk pencarian identitas yang dilakukan secara lebih subtil.
Menurut sebuah studi dalam Journal of Individual Psychology (Eckstein et al., 2010), anak tengah sering mengembangkan kecerdasan interpersonal yang tinggi, meski mereka juga rentan terhadap perasaan kurang dihargai.
Peran Anak Tengah dalam Keluarga: Penengah Keluarga yang Hebat
Meski jarang disadari, anak tengah justru memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dinamika keluarga. Mereka bisa menjadi jembatan komunikasi antara kakak dan adik, bahkan antara orang tua dengan anak-anak.
Berikut adalah beberapa peran penting anak tengah dalam keluarga:
1. Penyeimbang dalam Keluarga
Anak tengah memiliki kecenderungan untuk menjadi penengah dalam konflik keluarga. Posisi mereka yang berada di antara kakak dan adik memungkinkan mereka melihat masalah dari berbagai perspektif tanpa berpihak secara berlebihan.
Dengan kemampuan ini, mereka sering membantu meredakan ketegangan dalam keluarga. Mereka memiliki keterampilan dalam mencari solusi yang adil dan menenangkan kedua belah pihak ketika terjadi perselisihan.
2. Sumber Ide Kreatif
Karena sering merasa harus berjuang sendiri untuk mendapatkan perhatian, anak tengah cenderung lebih kreatif. Mereka menemukan cara unik untuk menunjukkan eksistensi mereka di dalam keluarga.
Kreativitas mereka tidak hanya terbatas pada mencari perhatian, tetapi juga dalam hal memberikan ide segar. Mulai dari menciptakan permainan baru di rumah hingga menawarkan solusi saat terjadi masalah, mereka berkontribusi dalam dinamika keluarga.
3. Mediator yang Efektif
Menghadapi dua karakter yang berbeda yakni kakak yang lebih dominan dan adik yang sering bersikeras dengan keinginannya membuat anak tengah terbiasa menjadi mediator. Mereka memiliki intuisi dalam memahami dan mengatur ritme interaksi dalam keluarga.
Dengan peran ini, mereka sering berusaha menjaga keseimbangan agar hubungan tetap harmonis. Kemampuan mereka dalam bernegosiasi secara alami membantu menciptakan komunikasi yang lebih baik di antara anggota keluarga.
4. Penghubung Emosional
Memiliki hubungan dekat dengan kakak maupun adik membuat anak tengah sering menjadi tempat curhat. Mereka bisa menjadi pendengar yang baik dan memberikan perspektif yang lebih netral dalam membantu saudara mereka.
Selain itu, mereka juga berperan dalam menyampaikan pesan kepada orang tua dengan cara yang lebih tenang. Kepekaan emosional yang mereka miliki membantu menjaga komunikasi yang lebih terbuka di dalam keluarga.
5. Pendorong Kemandirian dan Inisiatif
Berbeda dengan anak sulung yang cenderung diarahkan dan anak bungsu yang sering mendapatkan perhatian lebih, anak tengah belajar mandiri sejak dini. Mereka terbiasa mencari solusi sendiri tanpa terlalu bergantung pada orang tua.
Kemandirian ini membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan hidup, seperti saat harus hidup terpisah dari keluarga untuk kuliah atau bekerja. Inisiatif yang tinggi menjadi salah satu karakter kuat yang mereka kembangkan seiring waktu.
Anak Tengah Bukan Sekadar “Di Tengah-Tengah”
Bunda dan Ayah, yuk sadari bersama bahwa anak tengah bukan anak yang ‘setengah-setengah’. Mereka punya potensi besar yang kadang tersembunyi karena minimnya perhatian. Justru karena mereka jarang dimanjakan, mereka tumbuh menjadi sosok kuat, penuh inisiatif, dan kaya empati.
Sebagai orang tua, penting untuk memberi ruang dan validasi yang adil bagi anak tengah. Dengarkan pendapat mereka, beri apresiasi atas perannya, dan ajak mereka bicara secara personal agar merasa dihargai.
Ingat, posisi di tengah bukan kekurangan, tapi peluang menjadi penyeimbang, penghubung, dan pendorong harmoni keluarga.
Reference
- Fauziyyah, Nur H., et al. (2018). Analisis Perilaku Sosial Anak Ditinjau Dari Urutan Kelahiran (Penelitian Survei pada Siswa Taman Kanak-kanak Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Ajaran 2017/2018). EDUKIDS: Jurnal Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini, 15(1), 42-57 ↩︎