Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Mengembangkan Kemampuan Sosial Anak TK: Tips Membangun Rasa Dermawan

kemampuan sosial anak
April 6, 2025

Masa Taman Kanak-kanak (TK) atau masa periode emas, merupakan bagian dari masa pertumbuhan anak yang sangat penting. Di usia ini, anak-anak mulai belajar tentang interaksi kemampuan sosial anak, seperti empati, dan nilai-nilai seperti berbagi dan peduli terhadap sesama. 

Salah satu aspek penting dalam perkembangan kemampuan sosial anak TK adalah membangun rasa dermawan.

Rasa dermawan bukan hanya tentang memberi materi, tetapi juga tentang berbagi waktu, perhatian, dan kasih sayang. Anak-anak yang memiliki rasa dermawan cenderung lebih bahagia, memiliki hubungan sosial yang lebih baik, dan lebih mampu mengatasi tantangan hidup. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai dermawan sejak dini.

Mengembangkan rasa dermawan pada anak TK dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari memberikan contoh yang baik, mengajarkan tentang empati, hingga melibatkan anak dalam kegiatan berbagi. Orang tua dapat menunjukkan kepada anak tentang pentingnya berbagi dengan orang lain melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, orang tua juga dapat membantu anak memahami perasaan orang lain dengan mengajarkan tentang empati. Dengan memahami perasaan orang lain, anak akan lebih termotivasi untuk membantu dan berbagi. Melibatkan anak dalam kegiatan berbagi, seperti menyumbangkan mainan atau pakaian bekas, juga dapat membantu mereka memahami dampak positif dari tindakan dermawan.

Artikel ini akan memberikan tips dan saran praktis tentang cara membangun rasa dermawan pada anak TK. Kami akan membahas berbagai aspek penting, mulai dari memberikan contoh yang baik, mengajarkan empati, hingga melibatkan anak dalam kegiatan berbagi. 

Dengan menerapkan tips-tips ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang peduli, dermawan, dan bahagia.

Bagaimana Kemampuan Sosial Berkembang pada Anak Usia Dini?

Kemampuan sosial anak usia dini berkembang melalui interaksi dengan lingkungan sekitar, baik dengan orang tua, teman sebaya, maupun guru di sekolah. Menurut penelitian, anak-anak usia 4-5 tahun mulai menunjukkan pemahaman terhadap konsep berbagi dan kerja sama.

Bahkan dalam penulisan ilmiah, menurut Yusuf (dalam Mursid, 2015, hlm.50) perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma yang ada pada kelompok, tradisi dan moral, menjadi satu kesatuan serta saling komunikasi dan kerja sama. Aspek Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang tua, keluarga maupun teman sebayanya. Apabila lingkungan tersebut dapat memberikan kesempatan terhadap perkembangan sosial yang positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang. 1

Mereka belajar dari pengalaman sehari-hari, seperti bermain bersama, berbagi mainan, dan mengikuti aturan dalam kelompok.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial anak antara lain:

  • Lingkungan keluarga: Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik.
  • Interaksi dengan teman sebaya: Bermain dengan teman sebaya membantu anak memahami konsep berbagi, kerja sama, dan empati.
  • Pendidikan di sekolah: Guru memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai sosial melalui berbagai kegiatan edukatif.

5 Kegiatan Mengasah Kemampuan Sosial Anak Usia Dini

Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan sosial dan membangun rasa dermawan, berikut adalah lima kegiatan yang dapat diterapkan:

1. Bermain Peran

Bermain peran bukan hanya tentang meniru, tetapi juga tentang memahami perasaan dan perspektif orang lain. Anak-anak belajar bagaimana berinteraksi dalam berbagai situasi, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan memecahkan masalah sosial.

Permainan ini juga membantu anak-anak mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka, karena mereka menciptakan dunia mereka sendiri dengan aturan dan peran yang mereka tentukan.

Tanpa disadari bermain peran yang biasanya dilakukan anak-anak, tentu memberikan dampak terhadap kepekaan si kecil akan sebuah situasi. 

Misalnya, ajak anak berpura-pura menjadi dokter yang merawat boneka atau mainan yang sakit. Ini membantu mereka memahami peran dokter dan mengembangkan empati terhadap orang yang sakit.

Biarkan anak berpura-pura menjadi guru dan mengajari boneka atau mainan. Ini membantu mereka memahami peran guru dan mengembangkan keterampilan komunikasi.

Dalam peran lainnya, mengajak anak berpura-pura menjadi penjual dan pembeli. Ini membantu mereka memahami konsep jual beli dan mengembangkan keterampilan berhitung sederhana.

2. Berbagi Makanan atau Mainan

Pernahkah Anda mendengar trend cookie sharing? Tren yang melibatkan anak dan orang tua dalam mencoba membagi makanan bagi anak. Nah, contoh kegiatan ini bisa membantu anak mengasah kepekaan sosial. 

Berbagi bukan hanya tentang memberikan barang, tetapi juga tentang menunjukkan kepedulian dan perhatian terhadap orang lain. Anak-anak belajar bahwa berbagi dapat memperkuat hubungan sosial dan menciptakan rasa kebersamaan.

Kegiatan ini juga membantu anak-anak mengatasi rasa egois dan mengembangkan rasa syukur atas apa yang mereka miliki.

Misalnya, saat anak sedang makan camilan, ajak mereka untuk berbagi dengan saudara atau teman. Atau saat anak bermain dengan mainan, ajak mereka untuk meminjamkan mainan kepada teman atau saudara.

Anda juga bisa mengajak anak untuk berbagi tugas rumah tangga sederhana, seperti menyapu atau membersihkan meja.

3. Kegiatan Amal Sederhana

Nah, Bunda kegiatan amal membantu anak-anak memahami bahwa mereka memiliki peran dalam membantu orang lain yang membutuhkan. Ini mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap komunitas. 

Melalui kegiatan amal, anak-anak belajar tentang pentingnya memberi tanpa mengharapkan imbalan. Misalnya, Anda bisa mengajak anak untuk membantu menyumbang sesuatu, ajak anak untuk memilih mainan atau pakaian yang sudah tidak mereka gunakan untuk disumbangkan kepada anak-anak yang membutuhkan.

Ajak anak untuk membantu menyiapkan makanan atau minuman untuk diberikan kepada tetangga atau orang yang membutuhkan. Anda juga bisa mengajak anak untuk membuat kerajinan tangan atau kue untuk dijual, dan hasil penjualannya disumbangkan ke badan amal.

4. Membaca Buku Bertema Sosial

Selain melakukan praktik secara langsung, Anda bisa menjelaskan kepada anak mengenai beberapa cerita sosial yang bisa dijadikan inspirasi. Buku-buku bertema sosial membantu anak-anak memahami berbagai situasi sosial dan nilai-nilai seperti persahabatan, kerja sama, dan toleransi.

Jangan lupa untuk mendiskusi setelah membaca membantu anak-anak merefleksikan isi cerita dan menghubungkannya dengan pengalaman mereka sendiri.

Contohnya, pilih buku cerita tentang persahabatan dan diskusikan tentang pentingnya memiliki teman dan bagaimana menjadi teman yang baik. Anda juga bisa memilih buku cerita tentang karakter yang menunjukkan empati dan diskusikan tentang bagaimana perasaan karakter tersebut dan bagaimana mereka membantu orang lain.

5. Mengajak Anak Berinteraksi dengan Berbagai Kelompok

Bunda juga perlu memberikan ruang bagi anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman ya, Interaksi dengan berbagai kelompok sosial membantu anak-anak memahami bahwa dunia ini penuh dengan orang-orang yang berbeda. Ini mengembangkan rasa toleransi dan menghargai perbedaan.

Anak-anak belajar bahwa meskipun orang berbeda, mereka tetap memiliki kesamaan dan dapat saling belajar satu sama lain.

Misalnya, mengajak anak untuk mengunjungi tempat-tempat seperti museum, taman, atau pusat komunitas yang dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai latar belakang.

Mengasah Kemampuan Sosial Anak Sejak Dini Bersama TK Islam Albata 

Mengembangkan kemampuan sosial anak usia dini, terutama dalam membangun rasa dermawan, adalah proses yang membutuhkan keterlibatan aktif dari orang tua dan pendidik. Dengan memberikan pengalaman yang positif melalui berbagai kegiatan, anak dapat belajar untuk berbagi, peduli, dan berinteraksi dengan baik dalam lingkungan sosial mereka.

Lantas bagaimana memulai untuk membiasakannya? Nah, untuk membantu mengembangkan kemampuan sosial pada anak, tidak hanya peran orang tua yang terlibat, namun ada peran pendidik yang memantau dan membantu mengasah kemampuan sosial anak. 

Bersama TK Islam Albata pendidik akan membantu mengembangkan kemampuan sosial anak. Sekolah kami, tidak hanya memberikan kurikulum terpadu untuk membantu meningkatkan kognitif, motorik saja, namun ada practical life yang bisa membantu anak meningkatkan kepekaan sosialnya. 

Nah, bunda mengingat banyaknya keuntungan bergabung dengan TK Albata, jangan ragu untuk menyekolahkan ananda ke TK Albata. TK Albata memiliki kurikulum komprehensif terkait pendidikan anak usia dini serta penerapan keislaman untuk membantu meningkatkan iman si kecil. 

Tunggu apalagi, segera daftarkan buah hati Anda bersama TK Montessori Islami Albata. Untuk informasi selengkapnya cek di akun instagram @albata.id atau menghubungi admin dengan KLIK DISINI.

Reference  

  1. Sri Rahayu dkk. 2021. Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia Dini Melalui Metode Proyek. Jurnal Ceria ( Cerdas Energik Responsif Inovatif dan Adaptif). Vol 4 no 4 ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *