Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Apa Itu Baby Blues? Simak Dalam Pandangan Islam dan Cara Mengatasinya

baby blues
March 18, 2025

Melahirkan seorang buah hati adalah momen yang penuh kebahagiaan, namun tak jarang juga disertai dengan tantangan emosional bagi ibu. Salah satunya adalah baby blues, kondisi di mana ibu mengalami perubahan suasana hati yang drastis, seperti merasa sedih, cemas, atau mudah menangis tanpa alasan yang jelas. 

Bunda dan Ayah perlu memahami bahwa baby blues adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat diatasi dengan dukungan yang tepat. Dalam pandangan Islam, penting untuk memahami bahwa perubahan emosional ini adalah bagian dari ujian dan cobaan yang dapat dihadapi oleh seorang ibu setelah melahirkan.

Baby blues biasanya muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan dan dapat berlangsung hingga beberapa minggu. Gejala yang dialami setiap ibu bisa berbeda-beda, namun umumnya meliputi perasaan sedih yang mendalam, mudah tersinggung, sulit tidur, atau kehilangan nafsu makan. 

Penting untuk diingat bahwa baby blues berbeda dengan depresi pasca melahirkan (postpartum depression), yang gejalanya lebih parah dan berlangsung lebih lama. Dalam Islam, penting bagi keluarga dan orang-orang terdekat untuk memberikan dukungan moral dan spiritual kepada ibu yang mengalami baby blues.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa itu baby blues pada ibu, penyebabnya, dan cara mengatasinya dalam pandangan Islam. Kita juga akan membahas peran penting keluarga dan orang-orang terdekat dalam memberikan dukungan kepada ibu yang mengalami baby blues

Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan yang kuat, ibu dapat melewati masa-masa sulit ini dan menikmati peran barunya sebagai seorang ibu. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Pengertian Baby Blues Secara Medis dan Penjelasannya

Baby blues adalah kondisi emosional yang sering dialami oleh ibu setelah melahirkan. Secara medis, baby blues merujuk pada perasaan sedih, cemas, atau mudah tersinggung yang muncul dalam beberapa hari hingga dua minggu setelah persalinan. 

Dalam keterangan yang ditulis oleh International Journal Scientific and Professional (IJ-ChiProf) menulis bahwa berdasarkan data WHO, prevalensi sindrom baby blues di dunia berkisar 3% hingga 8%. Di Asia, kasus sindrom baby blues masih sangat tinggi, yakni sekitar 26%-85%. Di Indonesia, angka kejadian baby blues mencapai 50%-70%, dan hal ini dapat menyebabkan depresi pasca persalinan, dengan angka bervariasi antara 5% hingga lebih dari 25% setelah ibu melahirkan. (WHO, 2022)[1] 

Faktor terjadinya baby blues pada anak yang biasa terjadi menunjukkan adanya pengaruh sosial yang kurang baik yang dialami sang ibu. Seperti yang ditulis pada Journal International Science and Profesional dalam penelitiannya. 

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Sindrom Baby Blues Di antara faktor-faktor sosiodemografi, kesesuaian tersebut mungkin disebabkan oleh fakta bahwa pernikahan penting untuk kesehatan mental; terutama selama periode pasca persalinan. Pada dimensi dukungan sosial, responden yang memiliki dukungan sosial yang buruk lebih mungkin mengalami depresi daripada mereka yang memiliki dukungan sosial yang kuat [1]

Gejala baby blues meliputi perubahan suasana hati yang drastis, mudah menangis, kesulitan tidur, dan perasaan cemas yang berlebihan. Namun, baby blues berbeda dengan depresi pasca melahirkan (postpartum depression), yang gejalanya lebih berat dan berlangsung lebih lama. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, bisa berdampak pada kesehatan mental ibu dan perkembangan bayi.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko baby blues antara lain:

  1. Perubahan hormon – Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh ibu mengalami penurunan drastis, yang memengaruhi kestabilan emosi.
  2. Kurangnya dukungan emosional – Ibu yang kurang mendapat dukungan dari pasangan dan keluarga lebih rentan mengalami baby blues.
  3. Kurang tidur dan kelelahan – Bayi yang sering bangun di malam hari membuat ibu sulit mendapatkan tidur yang cukup, sehingga memperburuk kondisi emosional.
  4. Ekspektasi yang terlalu tinggi – Beberapa ibu memiliki harapan yang terlalu tinggi terhadap diri mereka dalam mengurus bayi, sehingga merasa gagal atau tidak cukup baik sebagai ibu.

Baby blues adalah fenomena umum yang bisa dialami oleh siapa saja. Oleh karena itu, penting bagi ibu dan orang-orang di sekitarnya untuk memahami kondisi ini agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Pandangan Islam Tentang Baby Blues dan Cara Mengatasinya

Dalam Islam, seorang ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia. Allah ﷻ bahkan menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa perjuangan seorang ibu dalam mengandung, melahirkan, dan menyusui adalah hal yang sangat berat dan penuh pahala. Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15:

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.”

Islam mengajarkan bahwa seorang ibu harus mendapatkan dukungan fisik dan emosional dari suami dan keluarga dalam menjalani masa nifas dan pasca persalinan. Berikut beberapa cara Islam dalam melihat dan mengatasi fenomena baby blues:

1. Meminta Pertolongan kepada Allah dan Banyak Berzikir

Ketika menghadapi stres dan kelelahan, ibu dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berdoa meminta pertolonganNya. Salah satu doa yang bisa dibaca untuk mendapatkan ketenangan hati adalah:

Bunda hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan memohon pertolongan dan perlindungannya. Jangan lupa berdoa dan berdzikir kepada Allah ﷻ. Meminta perlindungan kepada Allah ﷻ merupakan bagian dari pengharapan kita sebagai hamba. Seperti dalam Q.S Al-Baqarah:186. 

Setiap kita punya kebutuhan, maka hendaklah manusia berdoa kepada Allah ﷻ, Mohonlah kepada Allah ﷻ agar keinginan terpenuhi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku). 

Salah satu doa untuk meminta perlindungan yang bisa kepada Allah ﷻ yang dinukilkan dari hadist Rasulullah ﷻ. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ”

Artinya:

“Rasulullah ﷺ apabila keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, dan dari berbuat bodoh atau dibodohi.’ (HR. Abu Dawud No. 5094). 

2. Mendapatkan Dukungan dari Suami dan Keluarga

Islam menekankan pentingnya peran suami dalam membantu istrinya setelah melahirkan. Rasulullah ﷺ adalah contoh teladan yang selalu membantu pekerjaan rumah tangga. Dukungan emosional dari suami, seperti menemani istri saat merawat bayi, memberikan kata-kata yang menenangkan, serta membantu pekerjaan rumah, sangat berperan dalam mengurangi baby blues.

3. Menjaga Pola Makan dan Kesehatan

Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah bagian dari ibadah. Ibu yang baru melahirkan dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi, seperti kurma, madu, susu, dan makanan kaya protein yang dapat membantu pemulihan tubuh dan menstabilkan hormon.

4. Bersabar dan Mengingat Pahala Besar sebagai Ibu

Islam memotivasi setiap ibu untuk bersabar dalam menghadapi ujian pasca persalinan dengan mengingat pahala yang besar. Dengan mengingat bahwa setiap kesulitan yang dialami akan berbuah pahala, seorang ibu bisa lebih tabah dalam menjalani masa-masa sulit setelah melahirkan.

5. Beristirahat dan Mengatur Waktu dengan Baik

Mengatur waktu dengan baik, termasuk berbagi tugas dengan suami atau anggota keluarga lain, dapat membantu ibu mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Rasulullah ﷺ mengajarkan keseimbangan dalam hidup, termasuk membagi waktu antara ibadah, keluarga, dan istirahat.

6. Konsultasi dengan Ahli Jika Diperlukan

Jika baby blues dirasa semakin berat dan berkepanjangan, Islam juga menganjurkan untuk mencari pertolongan dari para ahli. Seorang ibu bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikolog, yang memahami kondisi kesehatan mental dalam Islam agar mendapatkan solusi terbaik.

Kesimpulan

Baby blues adalah kondisi emosional yang umum dialami ibu setelah melahirkan, yang disebabkan oleh perubahan hormon, kelelahan, dan tekanan emosional dalam merawat bayi. Dalam Islam, fenomena ini dipahami sebagai bagian dari ujian yang harus dihadapi dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah. 

Islam juga memberikan solusi yang bijak dalam mengatasi baby blues, seperti mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga, menjaga kesehatan, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Memahami bahwa baby blues adalah kondisi yang bisa diatasi dengan pendekatan medis dan spiritual akan membantu seorang ibu untuk menjalani masa pasca persalinan dengan lebih tenang dan bahagia. Dengan demikian, ibu bisa lebih fokus dalam merawat buah hati dan membangun keluarga yang harmonis.

Reference

  1. Ekadewi Retnosari. 2022. Prevalence and Factors that Contributing of Baby Blues Syndrome on Postpatrum Mothers. International Journal Scientific and Profesional. Diakses pada 2025
  2. Leave A Comment:

    Your email address will not be published. Required fields are marked *