Mengapa Kelas Montessori Mencampur Anak-anak dari Berbagai Usia?
Montessori menciptakan pendekatan yang mengutamakan keberagaman usia dalam kelas. Tujuannya adalah agar anak-anak belajar hidup berdampingan, bekerja sama, dan membangun hubungan yang harmonis dalam komunitas mereka.
1. Belajar Hidup dalam Komunitas
Di kelas Montessori, anak-anak diajarkan untuk hidup damai dan saling mendukung dalam komunitas. Mereka belajar memahami bahwa kebutuhan kelompok sama pentingnya, bahkan kadang lebih utama, dibandingkan kebutuhan pribadi. Dengan begitu, anak-anak dapat mengembangkan rasa persatuan, kasih sayang, dan tujuan bersama yang kuat.
2. Tidak Ada Kompetisi, Hanya Kolaborasi
Ketika anak-anak dari berbagai usia belajar dalam satu kelas, mereka tidak merasa harus bersaing. Sebaliknya, mereka diajarkan untuk menghargai kemampuan masing-masing. Tidak ada rasa iri atau tekanan karena perbedaan usia membuat setiap anak memiliki keunikan dan tugas yang berbeda. Hubungan mereka pun terbangun lebih erat karena mereka saling melindungi dan peduli satu sama lain.
3. Anak yang Lebih Tua Menjadi Mentor
Anak-anak yang lebih tua secara alami akan mengambil peran sebagai mentor atau pembimbing bagi anak-anak yang lebih muda. Mereka membantu adik kelasnya memahami tugas-tugas yang sulit dengan penuh empati, karena mereka pernah berada di posisi yang sama. Namun, mereka juga belajar untuk tidak terlalu cepat membantu, memberikan ruang bagi anak yang lebih kecil untuk mencoba sendiri terlebih dahulu. Seperti yang Montessori katakan, “Anak-anak tahu kapan mereka perlu membantu, tetapi mereka tidak akan melakukannya jika itu tidak diperlukan. Mereka menghormati usaha satu sama lain.”
4. Anak yang Lebih Kecil Menjadi Pembelajar Aktif
Anak-anak yang lebih muda mendapatkan banyak manfaat dengan mengamati teman-teman yang lebih tua. Melihat kakak kelas mengerjakan tugas yang lebih rumit memberikan gambaran tentang apa yang akan mereka pelajari di masa depan. Selain itu, interaksi ini secara alami merangsang perkembangan kognitif dan rasa ingin tahu anak yang lebih kecil.
5. Pembelajaran yang Fleksibel dan Personal
Setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda. Dalam kelas Montessori yang terdiri dari berbagai usia, guru dapat dengan mudah menyesuaikan metode pengajaran sesuai kebutuhan masing-masing anak. Perencanaan pembelajaran berbasis observasi ini membuat pendekatan Montessori lebih fleksibel dan efektif dibandingkan sistem pendidikan tradisional.
6. Bermanfaat Sepanjang Kehidupan
Konsep keberagaman usia ini tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan orang dewasa. Sebagai contoh, ada sebuah organisasi di Minnesota bernama Centro Tyrone Guzman yang menerapkan prinsip Montessori secara intergenerasional. Dalam salah satu programnya, pemuda dan lansia bekerja sama untuk membuat material Montessori yang relevan secara budaya. Pemuda mendapat bimbingan dari lansia, sedangkan lansia merasa lebih berarti dengan berkontribusi pada generasi muda. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan empati tetapi juga memberikan manfaat emosional bagi semua pihak.
Kesimpulan: Membangun Bekal Kehidupan Sejak Dini
Dengan membiarkan anak-anak belajar dan hidup di komunitas yang terdiri dari berbagai usia, mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami, menghormati, dan bekerja sama dengan orang lain. Pengalaman ini menjadi bekal penting untuk masa depan mereka dalam menciptakan masyarakat yang lebih damai dan harmonis.
Artikel ini disadur dari halaman Association Montessori Internationale.