Mengajarkan Puasa Syawal pada Anak: Niat dan Tata Cara Berpuasa
Bunda, mengajarkan puasa syawal pada anak perlu menggunakan pendekatan khusus, sebab anak sudah melalui masa puasa ramadhan selama kurang lebih satu bulan lamanya. Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk mencerna kembali mengenai puasa syawal.
Sebagai orang tua, kita memiliki kesempatan emas untuk mengisi momen syawal dengan kegiatan-kegiatan positif yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan memperkuat ikatan keluarga. Di tengah kesibukan dan rutinitas sehari-hari, mari kita luangkan waktu untuk menciptakan kenangan indah bersama anak-anak di rumah.
Pada bulan syawal ada berbagai macam kegiatan yang melibatkan anak-anak misalnya bisa mengajak mereka membuat kartu ucapan selamat Idul Fitri untuk diberikan kepada keluarga dan teman-teman.
Lantas bagaimana dengan mengajarkan puasa syawal pada anak? Nah, pada tahapan ini anda perlu mengajarkan anak untuk memahami makna dari puasa dan hukumnya dalam islam terlebih dahulu. Sehingga, anak akan tahu bahwa ada keutamaan khusus dari puasa yang bisa menambahkan pahala jika mengerjakannya.
Dari artikel ini ada beberapa cara yang bisa mengajarkan puasa pada anak serta tata cara berpuasa syawal yang tepat.
Mengajarkan Makna Puasa Syawal pada Anak
Bulan Syawal, yang hadir setelah Ramadhan, menawarkan kesempatan istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan pahala melalui puasa sunnah selama enam hari. Keutamaan amalan ini ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang bersumber dari Abu Ayyub Al-Anshari. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim No. 1164)
Hadis ini menunjukkan bahwa menggabungkan puasa wajib Ramadhan dengan puasa sunnah enam hari di Syawal memberikan pahala yang sangat besar, seolah-olah seseorang telah berpuasa selama setahun penuh. Sungguh merugi jika kesempatan emas ini dilewatkan.
Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan contoh yang baik kepada anak-anak. Mengajak mereka untuk melanjutkan ibadah puasa di bulan Syawal adalah salah satu cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Dengan menjelaskan keutamaan puasa sunnah ini, kita dapat memotivasi mereka untuk meraih pahala yang berlimpah, sekaligus melatih mereka untuk istiqomah dalam beribadah.
Kapan Anak Bisa Mulai Mengerjakan Puasa Syawal
Nah, bunda perlu Anda ketahui bahwa mengerjakan puasa bagi anak tentu perlu disesuaikan dengan kemampuan anak masing-masing. Ada sebagian orangtua yang tidak tega membiarkan anak untuk mengerjakan puasa karena daya imun tubuhnya yang lemah.
Pada tahapan ini, menjadi tugas bunda untuk mengetahui kemampuan anak masing-masing dalam menjalankan ibadah puasa. Bila pertumbuhan dan perkembangan yang normal maka, bunda bisa mulai mengajarkan puasa secara perlahan.
Bagaimanapun, hal terpenting yang bisa Anda lakukan dalam membantu anak dalam menjalankan ibadah puasa adalah dengan memastikan anak mendapatkan gizi yang baik dan seimbang.
Dalam sebuah studi kesehatan yang disampaikan oleh pakar nutrisi dan penyakit metabolik dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, dr. Titis Prawitasari, SpA(K), anak bisa diperbolehkan untuk mengajarkan puasa secara bertahap bisa dimulai dari usia 10 tahun. Kemudian Anda bisa melakukan secara bertahap terlebih dahulu[2].
Misalnya dimulai dari pukul 10, kemudian diteruskan pukul 12 hingga waktu maghrib. Pada proses ini jika anak mengalami kesulitan jangan dipaksakan. Bunda bisa mengizinkan anak untuk makan sesuai dengan kemampuan dirinya.
Jangan lupa untuk menghargai usaha anak-anak yang telah melaksanakan puasa dengan memberikan semangat dan menyiapkan makanan kesukaan anak jika sudah berhasil menyelesaikan puasa secara penuh.
Cara Mengajak Puasa Syawal pada Anak
Dengan memberikan penjelasan mengenai keutamaan dari puasa syawal pada anak selama 6 hari yang memiliki keistimewaan yang berpahala setara dengan selama setahun penuh maka, simak tips dan cara untuk mengerjakan puasa sunnah syawal yang efektif.
Mengenalkan Kekuatan Doa Saat Berpuasa
Sebagai langkah awal dalam membiasakan anak berpuasa, orang tua dapat memperkenalkan konsep doa. Doa adalah sarana komunikasi dengan Allah ﷻ. Saat berpuasa, doa memiliki potensi lebih besar untuk dikabulkan, sehingga anak dapat merasakan kedekatan spiritual dengan Allah ﷻ.
Misalnya, anda bisa menambahkan cerita tentang kekuatan doa saat berpuasa dari berbagai sirah Rasulullah ﷺ. Kemudian, dilanjutkan dengan
Menanamkan Pemahaman Niat Puasa Syawal
Libatkan anak dalam pembacaan niat puasa Syawal bersama keluarga, sambil menjelaskan bahwa puasa sunnah mendatangkan pahala. Bimbing anak dalam melafalkan niat agar mereka merasa terbantu dan termotivasi untuk melaksanakannya.
Memberikan Penjelasan Sederhana Tentang Puasa Syawal
Menjelaskan makna puasa Syawal kepada anak memerlukan kesabaran, terutama setelah mereka menjalani puasa Ramadhan. Pastikan anak memahami keutamaan puasa Syawal sebelum mengajak mereka melakukannya. Dengan demikian, mereka akan termotivasi secara alami.
Penjelasan ini bisa berupa tata cara puasa syawal yang bisa disederhanakan bahasanya. Bersumber dari berbagai sumber kredibel ada beberapa tata cara puasa syawal.
Dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim (8: 51) disebutkan bahwa yang afdhal adalah melakukan puasa Syawal berurutan langsung selepas Idul Fitri. Jika puasa tersebut terpisah-pisah (tidak berurutan) atau ia akhirkan dari awal Syawal atau mengerjakan di akhir-akhir Syawal, masih boleh karena yang penting dilakukan setelah puasa Ramadhan dan masih di bulan Syawal[1].
Selain itu, Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309)[1].
Pada penjelasan dua hadist tersebut, Bunda bisa menjelaskan pada anak bahwa, puasa syawal bisa dilaksanakan berurutan satu hari usai idul fitri. Kemudian, untuk hari sabtu dan ahad anak bisa mencoba untuk melaksanakan puasa syawal sesuai dengan kemampuannya.
Memberikan Motivasi dan Dukungan Positif
Manfaatkan momen Syawal untuk mengingatkan anak tentang manfaat dan keutamaan puasa. Sampaikan bahwa puasa adalah ibadah yang dicintai Allah, sehingga mereka akan mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam beribadah lainnya, seperti shalat dan sedekah.
Kesimpulan
Mengajarkan puasa Syawal pada anak merupakan langkah penting dalam menanamkan nilai-nilai agama sejak dini. Puasa Syawal, yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal setelah Idulfitri, memiliki keutamaan yang besar, yaitu seperti berpuasa selama setahun penuh.
Dalam mengajarkan puasa Syawal pada anak, penting untuk memahami niat dan tata cara berpuasa yang benar. Niat puasa Syawal dapat diucapkan pada malam hari sebelum fajar atau pada siang hari sebelum waktu zawal. Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa sunnah lainnya, yaitu diawali dengan niat, menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa, dan diakhiri dengan berbuka puasa.
Selain itu, penting juga untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang keutamaan puasa Syawal dan hikmah di balik ibadah ini. Dengan demikian, anak tidak hanya menjalankan puasa secara fisik, tetapi juga memahami makna dan tujuan dari ibadah tersebut.
Dalam mengajarkan puasa Syawal pada anak, orang tua atau pendidik dapat menggunakan metode yang menarik dan interaktif, seperti bercerita, bermain peran, atau menggunakan media visual. Hal ini akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif bagi anak.
Reference
- Muhammad Abdul Tuasikal. 2010. Jangan Lupa Lakukan Puasa Syawal. Rumaysho. Diakses pada 2025. Bersumber dari https://rumaysho.com/521-jangan-lupa-lakukan-puasa-syawal.html
- Humas FK UI. Melatih Anak Berpuasa Sejak Dini, Tetap Penuhi Kebutuhan Gizi. Diakses pada 2025