6 Cara Sederhana Mengajarkan Kisah Nabi Pada Anak Dengan Efektif dan Interaktif
Bunda mengajarkan kisah nabi pada anak merupakan bagian penting dari pendidikan agama Islam. Melalui kisah-kisah ini, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai islam, keteladanan, dan ajaran agama yang mendalam.
Namun, seringkali orang tua merasa kesulitan untuk menyampaikan kisah-kisah ini dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari cara yang efektif dan interaktif dalam mengajarkan kisah nabi pada anak-anak.
Salah satu kunci utama dalam mengajarkan kisah nabi pada anak adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Hindari menggunakan istilah-istilah yang rumit atau abstrak.
Fokuslah pada inti cerita dan sampaikan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Selain itu, gunakan media visual seperti gambar, video, atau animasi untuk membantu anak-anak membayangkan dan memahami alur cerita.
Selain itu, libatkan anak-anak dalam proses belajar dengan menggunakan metode interaktif. Misalnya, Bunda bisa mengajak anak-anak untuk bermain peran, menggambar tokoh-tokoh dalam kisah nabi, atau membuat kerajinan tangan yang berkaitan dengan kisah tersebut.
Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya belajar secara pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam proses belajar, sehingga mereka akan lebih mudah mengingat dan memahami kisah-kisah nabi.
Mengapa Anak Perlu Mendengar Kisah Para Nabi?
Mengajarkan kisah nabi pada anak bukan sekadar memberikan cerita sebelum tidur, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan akhlak dan keimanan mereka. Anak-anak memiliki daya imajinasi yang tinggi, sehingga mendengar kisah para nabi dapat membantu mereka memahami nilai-nilai kehidupan dengan cara yang lebih mudah dicerna.
Rasulullah SAW yang menjadi tokoh inspirasi dalam banyak hal dan multi-ahli. Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 21,
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S.Al-Ahzab 21).
Anak-anak yang dibesarkan dengan cerita bernilai moral cenderung memiliki empati yang lebih tinggi dan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Kisah nabi memberikan contoh konkret tentang kesabaran, keberanian, kejujuran, dan ketakwaan yang bisa mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami sirah nabawiyah (sejarah perjuangan baginda Nabi Muhammad SAW) yang cocok atau tepat serta referensi sejarah yang bisa dijadikan sebagai landasan atau alasan, semua kaum muslimin agar memperoleh penjelasan yang sempurna mengenai cara mengarungi kehidupan ini. Baik tentang korelasi manusia dengan yang maha pencipta, korelasinya dengan sesama hamba Allah baik dalam hal urusan kehidupan individu sekalian sehingga kita dapat meneladaninya dalam kehidupan kita sehari-hari. (Mokdar Boli, 2022)1
Beberapa manfaat utama mengenalkan kisah nabi pada anak antara lain:
- Menanamkan nilai-nilai tauhid sejak dini – Anak akan memahami bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang mengatur alam semesta.
- Mengenalkan akhlak mulia – Kisah para nabi penuh dengan teladan moral yang bisa dijadikan pedoman.
- Membangun kecintaan terhadap Islam – Dengan mendengar kisah nabi, anak akan lebih tertarik dan dekat dengan ajaran Islam.
- Melatih daya pikir dan imajinasi – Kisah nabi yang diceritakan dengan cara menarik dapat meningkatkan kreativitas dan daya berpikir kritis anak.
- Membantu anak memahami sejarah Islam – Anak akan lebih mengenal tokoh-tokoh penting dalam Islam dan peristiwa yang membentuk perjalanan agama ini.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk menyampaikan kisah para nabi dengan cara yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Cara Mengajarkan Kisah Nabi pada Anak yang Menyenangkan
Agar anak lebih mudah memahami dan menyukai kisah para nabi, metode penyampaian harus kreatif dan interaktif. Berikut enam cara sederhana yang bisa diterapkan:
Tentu, berikut adalah penjabaran poin-poin tersebut dengan lebih detail dan contoh penerapan yang sesuai untuk anak:
Menceritakan dengan Gaya Dongeng
Gunakan intonasi suara yang berubah-ubah untuk menggambarkan karakter dan situasi yang berbeda. Misalnya, suara lembut untuk karakter yang baik dan suara yang lebih keras untuk karakter yang jahat atau situasi yang menegangkan.
Ekspresi wajah yang hidup akan membantu anak memahami emosi yang dirasakan oleh karakter dalam cerita. Gerakan tangan dan tubuh dapat memperkuat cerita dan membuatnya lebih menarik. Misalnya, gerakan tangan untuk menggambarkan ombak laut saat menceritakan kisah Nabi Nuh.
Tambahkan efek suara sederhana, seperti menirukan suara hewan atau suara angin, untuk membuat cerita lebih hidup.
Contohnya, saat menceritakan kisah Nabi Yunus, gunakan suara yang menakutkan saat menggambarkan ikan paus dan suara lega saat Nabi Yunus keluar dari perut ikan.
Saat menceritakan kisah Nabi Ibrahim, gunakan ekspresi wajah yang penuh semangat saat menggambarkan keberanian Nabi Ibrahim menghadapi Raja Namrud.
Menggunakan Buku Bergambar atau Komik Islami
Pilih buku dengan ilustrasi yang berwarna dan menarik perhatian anak. Pastikan bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami oleh anak. Perhatikan detail ilustrasi dan diskusikan dengan anak tentang apa yang mereka lihat. Pilih buku yang menceritakan kisah nabi pada anak secara ringkas dan fokus pada nilai-nilai moral.
Misalnya, gunakan buku bergambar untuk menceritakan kisah Nabi Musa saat membelah laut Merah. Ilustrasi yang jelas akan membantu anak membayangkan peristiwa tersebut. Anda juga menggunakan komik Islami untuk menceritakan kisah persahabatan Nabi Muhammad dengan sahabat-sahabatnya.
Menonton Video Animasi Edukatif
Pilih video dengan animasi yang berkualitas dan tidak menakutkan bagi anak. Pastikan konten video sesuai dengan ajaran Islam dan tidak mengandung unsur kekerasan atau khurafat. Tonton video bersama anak dan diskusikan isi video setelahnya. Pilih video yang menyajikan kisah nabi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Misalnya, tonton video animasi tentang kisah Nabi Yusuf dan diskusikan tentang kesabaran dan pemaafan. Tonton video animasi tentang kisah Nabi Sulaiman dan diskusikan tentang kebijaksanaan dan keadilan.
Melakukan Permainan Peran (Role Play)
Sediakan kostum atau properti sederhana untuk membantu anak memerankan tokoh. Biarkan anak berimprovisasi dan mengekspresikan diri mereka sendiri. Arahkan permainan peran agar tetap fokus pada nilai-nilai moral dari kisah nabi pada anak. Anda juga bisa turut melibatkan anak dalam membuat skenario permainan peran.
Misalnya, ajak anak memerankan kisah Nabi Nuh dan bahteranya. Anak-anak bisa berpura-pura menjadi hewan-hewan yang masuk ke dalam bahtera. Ajak anak memerankan kisah Nabi Ismail dan pengorbanannya. Anak-anak bisa belajar tentang ketaatan dan kesabaran.
Menggunakan Metode Tanya Jawab
Ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk berpikir kritis dan menghubungkan kisah nabi pada anak dengan kehidupan mereka sendiri. Berikan waktu bagi anak untuk menjawab pertanyaan dan hargai setiap jawaban mereka. Gunakan pertanyaan terbuka yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar. Sesuaikan pertanyaan dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
Contoh penerapannya pada anak, setelah menceritakan kisah Nabi Ayub, tanyakan kepada anak, “Bagaimana cara kita mencontoh kesabaran Nabi Ayub dalam kehidupan sehari-hari?”.
Setelah menceritakan kisah Nabi Musa, tanyakan kepada anak, “Apa yang akan kamu lakukan jika kamu berada dalam situasi yang sama dengan Nabi Musa?”.
Membuat Kegiatan Kreatif Terkait Kisah Nabi Pada Anak
Pilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak. Sediakan bahan-bahan yang aman dan mudah digunakan oleh anak. Dorong anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka sendiri. Gunakan kegiatan kreatif sebagai sarana untuk memperkuat pemahaman anak tentang kisah nabi pada anak.
Misalnya, ajak anak menggambar kisah Nabi Yunus di dalam perut ikan paus. Anda juga bisa mengajak anak membuat miniatur Ka’bah dari kardus atau bahan daur ulang lainnya. Anak juga bisa banyak belajar dengan membuat ilustrasi kisah nabi pada anak dengan membuat duplikasi gua hira dari kardus sederhana.
Kesimpulan
Mengajarkan kisah nabi pada anak adalah cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini. Dengan metode yang interaktif dan menyenangkan seperti mendongeng, menggunakan buku bergambar, menonton animasi edukatif, permainan peran, diskusi, dan kegiatan kreatif, anak akan lebih mudah memahami serta menerapkan pelajaran dari kisah para nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenalkan kisah nabi bukan hanya tugas guru di sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua di rumah. Dengan cara yang tepat, anak akan tumbuh dengan pemahaman yang baik tentang agama dan memiliki karakter yang lebih kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Reference
- Mukdar Boli. 2022.Pentingnya Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Sumbernya untuk Memahami Islam. Jurnal EL Idarah Prodi Manajemen Pendidikan Islam ↩︎