5 Cara Mengajarkan Anak Membaca Ala Montessori, Ternyata Ini Rahasianya
Bunda salah satu tahapan tumbuh kembang anak pada usia 4-6 tahun yakni membaca. Namun, proses belajar membaca bagi setiap anak bisa berbeda-beda. Jika Anda mencari metode yang tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan dan sesuai dengan perkembangan anak, pendekatan Montessori bisa menjadi jawabannya. Membaca ala montessori memiliki metode yang berbeda dengan metode balajar yang lain.
Metode ini menawarkan cara belajar yang unik, berfokus pada kemandirian, eksplorasi, dan penyerapan informasi secara alami. Penasaran bagaimana sebenarnya metode Montessori bekerja dalam mengenalkan huruf dan kata pada anak?
Apa saja rahasia di balik kesuksesan pendekatan ini dalam menumbuhkan minat baca sejak usia dini? Mari kita telaah lima cara belajar membaca ala Montessori yang ternyata menyimpan rahasia penting dalam mengembangkan kemampuan literasi anak secara holistik dan menyenangkan.
Perbedaan Belajar Membaca Metode Biasa dengan Metode Ala Montessori
Setiap anak punya cara unik dalam menyerap informasi di sekolah loh Bunda, terutama saat belajar membaca. Banyak metode pembelajaran yang berkembang di sekolah, namun tak semuanya mampu menjawab kebutuhan individual anak, terutama di usia dini.
Di sinilah metode Montessori hadir sebagai pendekatan yang lebih personal, lembut, dan menghargai ritme tumbuh kembang anak.
Metode tradisional atau konvensional umumnya memperkenalkan huruf berdasarkan abjad (A, B, C) dan mendorong anak untuk membaca kata-kata secara utuh secepat mungkin. Dalam pendekatan ini, prosesnya bisa jadi lebih cepat bagi sebagian anak, tapi bisa terasa membingungkan dan membuat frustasi bagi anak yang belum siap secara fonologis. Ada beberapa tahapan membaca dengan metode montessori berdasarkan Jurnal Multidisiplin Ilmu (2022)[1].
Tahap Pra Membaca
Pada Tahap Pra-Membaca ala montessori, orangtua atau pendidik dapat melakukan beberapa kegiatan bersama anak seperti berbincang, bernyanyi, bermain peran, mendengarkan cerita dan membacakan cerita. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan bahkan sejak anak masih dalam kandungan, oleh sebab itu orang dewasa lah yang harus menginisiasi terlebih dahulu.
Pada saat berbincang, orangtua dapat berbincang dengan anak-anak dengan topik pembicaraan sehari-sehari seperti menanyakan kabar, menanyakan kesukaan anak atau kegiatan apa yang sedang dilakukan anak dan sebagainya. Ajak anak berbicara meskipun anak belum lancar berbicara. Bernyanyi bersama adalah kegiatan yang menyenangkan.
Suara orang-orang terdekat seperti ibu atau keluarga terdekat anak akan memberikan efek yang lebih baik bagi anak jika dibandingkan teknologi berupa audio atau video.
Tahap Teknis Membaca
Sebelum anak memasuki tahap teknis membaca orangtua atau guru sebaiknya juga mengobservasi terlebih dahulu kesiapan anak. Kesiapan anak ini diperoleh dari dampak yang dihasilkan pada kegiatan di tahap pra-membaca anak sebelumnya.
Pada tahap teknis membaca ala montessori, anak akan belajar sesuai dengan prinsip montessori, yaitu dari sederhana ke tahapan kompleks. Kegiatan awal pada teknis membaca ala montessori ini dimulai dengan bunyi huruf atau fonem.
Setiap tahapan membaca anak ala montessori juga bisa dimulai dengan melakukan raba huruf, kemudian mencari huruf lepas hingga membuat kata-kata yang sederhana dari huruf-huruf yang dipelajari sebelumnya.
Maka dari itu, belajar membaca ala Montessori menekankan pada kesiapan anak. Anak tidak dipaksa untuk langsung membaca, melainkan dikenalkan terlebih dahulu pada bunyi huruf (fonetik), melalui permainan sensorik dan pengalaman konkret. Ini bukan hanya membuat proses belajar lebih menyenangkan, tapi juga lebih bermakna.
Metode Montessori terbukti meningkatkan keterampilan membaca dan menulis pada anak usia dini karena pendekatannya yang multisensori dan berbasis minat anak. Dengan kata lain, metode ini bukan hanya efektif, tetapi juga selaras dengan kebutuhan perkembangan anak.
5 Cara Belajar Membaca Ala Montessori
Yuk, kita simak bersama 5 cara belajar membaca ala Montessori yang bisa mulai Bunda dan Ayah praktekkan di rumah:
1. Mengenalkan Bunyi Huruf (Fonem) Sebelum Nama Huruf
Metode Montessori mengajarkan bahwa anak lebih mudah mengenali bunyi huruf daripada nama huruf. Misalnya, alih-alih mengatakan “ini huruf ‘B’”, Montessori menyebutnya dengan bunyinya: “buh…”.
Hal ini membantu anak memahami hubungan antara huruf dan suara yang mereka dengar dalam kata-kata. Jadi, ketika anak mulai membaca, mereka bisa menggabungkan bunyi-bunyi ini menjadi satu kata utuh. Penelitian lain menunjukkan bahwa kesadaran fonemik (phonemic awareness) adalah salah satu fondasi paling kuat dalam keberhasilan membaca anak.
2. Menggunakan Alat Sensorik: Sandpaper Letters
Salah satu ciri khas belajar membaca ala Montessori adalah penggunaan alat bantu konkret yang melibatkan indera anak. Salah satunya adalah sandpaper letters (huruf dari amplas). Anak akan menyentuh dan mengikuti bentuk huruf dengan jari mereka sambil mengucapkan bunyinya.
Kegiatan ini merangsang ingatan motorik dan membantu anak mengingat bentuk huruf lebih baik. Dengan cara ini, otak anak menyerap huruf melalui visual, suara, dan sentuhan sekaligus.
3. Membiasakan Membaca Kata-Kata Sederhana dari Kehidupan Nyata
Setelah anak mengenal bunyi huruf, Montessori mengenalkan kata-kata sederhana yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti mama, mata, bola, atau ikan. Kata-kata ini lebih mudah diingat karena memiliki makna yang dekat dengan dunia anak.
Montessori juga mendorong anak membuat “moveable alphabet“ huruf-huruf lepas yang bisa disusun menjadi kata. Ini melatih kemampuan fonetik dan memperkuat hubungan antara huruf dan bunyi dalam konteks nyata.
4. Lingkungan yang Kaya Kata: Labeling dan Kartu Kata
Dalam kelas atau rumah Montessori, kita sering melihat benda-benda dilabeli dengan nama: “kursi”, “meja”, “rak”. Ini bukan tanpa alasan. Paparan visual ini membantu anak menghubungkan tulisan dengan benda konkret.
Orang tua juga bisa menyiapkan kartu kata bergambar yang bisa dipasangkan dengan objek nyata. Misalnya, kartu bertuliskan “apel” dipasangkan dengan buah apel sungguhan. Aktivitas ini meningkatkan pemahaman makna kata dan membangun koneksi antara gambar, kata, dan benda.
5. Menghargai Ritme Anak dan Menghindari Paksaan
Yang paling penting dari belajar membaca ala Montessori adalah menghargai tempo anak. Tidak semua anak siap membaca di usia yang sama, dan Montessori percaya bahwa anak akan belajar dengan lebih baik jika diberi waktu, ruang, dan dukungan emosional yang tepat.
Daripada memaksa anak mengejar standar usia tertentu, Montessori menumbuhkan cinta anak terhadap membaca. Anak yang mencintai proses belajar akan lebih konsisten dan bahagia dalam mengejar kemajuan.
Belajar membaca ala montessori seharusnya menjadi proses yang menyenangkan dan penuh makna. Metode Montessori menunjukkan bahwa membaca bisa diajarkan tanpa tekanan, tanpa tangisan, dan tanpa paksaan. Dengan pendekatan yang menghargai proses alami perkembangan anak, metode ini membantu anak membangun pondasi literasi yang kuat dan penuh cinta.
Bunda dan Ayah bisa mulai mencoba pendekatan ini di rumah, dari mengenalkan bunyi huruf, membuat kartu kata, hingga menyediakan ruang eksplorasi yang kaya akan bahasa.
Ingat, tujuan utama bukan sekadar anak cepat bisa membaca, tapi agar anak mencintai membaca seumur hidupnya.
Belajar Montessori dari Rumah Semakin Mudah Bersama Private Home Visit Albata
Belajar membaca pertama kali pada anak tentu harus memberikan kesan baik untuk anak ya Bunda. Dengan suasana yang nyaman, pendekatan personal, serta keterlibatan aktif orang tua, anak-anak tidak hanya belajar membaca ala montessori, tetapi juga menumbuhkan cinta dan kedekatan pada nilai-nilai Islam sejak usia dini.
Bunda dan Ayah bisa mempertimbangkan program belajar seperti home visit Albata sebuah lembaga profesional yang memberikan pengajaran mengaji dari rumah.
Kelas Private Home Visit Albata hadir sebagai solusi praktis dan efektif, menawarkan pengajaran agama Islam yang mendalam langsung di kenyamanan rumah Anda.
Program ini dirancang khusus untuk anak usia 1 hingga 13 tahun, memberikan bimbingan personal yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak.
Dengan kurikulum terbaik, bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, anak-anak akan mempelajari berbagai aspek penting agama Islam, mulai dari tauhid hingga tahfidz, dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Metode pembelajaran Montessori diadopsi untuk memastikan anak-anak belajar dengan cara yang alami dan efektif.
Setiap sesi belajar berlangsung selama 60 menit, dengan 8 pertemuan setiap bulan, memastikan konsistensi dan kemajuan yang teratur. Pengajar yang berpengalaman akan datang ke rumah, menciptakan lingkungan belajar yang akrab dan mendukung.
Selain itu, setiap peserta akan mendapatkan learning kit dan starter kit gratis, memberikan semua alat yang diperlukan untuk perjalanan belajar yang sukses.
Dengan harga yang terjangkau, Kelas Private Home Visit Albata memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memberikan pendidikan agama yang terbaik bagi anak-anak mereka, tanpa mengorbankan kenyamanan dan fleksibilitas.
Reference
- Faradiba Sari Harahap. 2022. Belajar Membaca dengan Metode Montessori. Jurnal Multidisiplin Ilmu. Vol 2 Tahun 2022. ↩︎