5 Cara Mengatasi Temperamen pada Anak yang Mudah dan Efektif
Bunda pernah mengalami masa dimana si kecil tiba-tiba ngamuk dan sulit ditenangkan? Temperamen pada anak memang bisa jadi tantangan tersendiri buat orang tua. Tapi, tenang aja, Bun.
Temperamen itu sebenarnya bagian dari proses perkembangan anak, dan ada kok cara-cara yang bisa kita lakukan buat bantu mereka mengelola emosinya. Nah, daripada kita ikut-ikutan emosi atau malah memarahi mereka, Bunda bisa coba cara-cara yang lebih efektif dan positif.
Artikel ini akan memberikan informasi secara lengkap mengenai fase temperamen pada anak hingga cara menangani anak yang tengah temperament yang sesuai.
Pola Asuh Orang Tua Sesuai Fase Temperamennya
Temperamen adalah sifat bawaan yang menentukan bagaimana anak bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Setiap anak memiliki temperamen yang unik, yang bisa terlihat sejak usia bayi.
Berdasarkan penelitian yang telah ditulis pada artikel ilmiah American Academy of Pediatrics yang telah diterjemahkan, berikut beberapa pola asuh orang tua sesuai dengan fase temperamennya [1]
Temperamen Sulit Beradaptasi
Anak dengan tipe temperamen ini mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang asing. Mereka cenderung menampilkan suasana hati yang muram dan seringkali menangis.
Orang tua yang mendapati buah hatinya memiliki temperamen pada anak seperti ini mungkin merasa khawatir dan mempertanyakan kualitas pengasuhan mereka. Meskipun demikian, anak-anak ini juga menunjukkan ketekunan dan semangat yang tinggi.
Bagaimana cara menghadapinya? Kunci utama adalah kesabaran. Membimbing anak dengan temperamen pada anak ini memerlukan kesabaran ekstra dan penuh tantangan. Orang tua perlu memahami perasaan anak saat mereka menghadapi situasi yang dirasa sulit dan memicu reaksi emosional yang berlebihan.
Orang tua disarankan untuk tetap tenang, atau membiarkan anak menenangkan diri sambil tetap berada di dekatnya hingga emosinya mereda.
Temperamen Lambat Menyesuaikan Diri
Anak dengan temperamen pada anak ini membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan hal-hal baru. Mereka juga sering menunjukkan suasana hati yang kurang gembira karena minimnya aktivitas yang mereka lakukan.
Anak-anak ini seringkali dianggap pemalu atau sensitif. Mereka selalu berhati-hati dan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan anak-anak lainnya.
Bagaimana cara menghadapinya? Langkah pertama adalah membantu anak mempersiapkan diri saat menghadapi lingkungan baru. Orang tua dapat membantu mereka mengungkapkan perasaan saat terjadi perubahan.
Namun, hindari mendorong dan memaksa anak untuk menjadi pusat perhatian, karena hal ini justru akan membuat mereka semakin malu dan takut.
Temperamen Mudah Beradaptasi
Anak dengan tipe temperamen pada anak ini mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru. Mereka bahkan mampu bereaksi dengan tenang terhadap hal-hal tertentu. Anak-anak ini juga memiliki pola tidur yang teratur, sehingga suasana hati mereka cenderung positif secara keseluruhan.
Orang tua yang memiliki anak dengan temperamen pada anak ini umumnya tidak mengalami kesulitan dalam merawat buah hati mereka. Sifat mereka yang mudah bergaul membuat mereka tidak mudah frustasi.
Bagaimana cara menghadapinya? Anak-anak dengan temperamen pada anak ini memiliki banyak sisi positif. Mereka cenderung mudah berinteraksi dengan orang asing.
Di sinilah orang tua perlu memberikan perhatian lebih. Anak-anak ini mungkin lebih rentan terhadap pengaruh atau dimanfaatkan oleh orang lain.
Temperamen Kombinasi
Selain ketiga tipe temperamen pada anak kategori ini, anak juga dapat memiliki temperamen kombinasi. Tipe ini merupakan gabungan dari ketiga poin temperamen pada anak sebelumnya.
Kadang-kadang, anak sulit diatur, namun sangat berhati-hati. Di sisi lain, mereka juga sangat mudah beradaptasi dengan hal-hal baru.
Setiap fase pertumbuhan anak bisa mempengaruhi temperamennya. Faktor lingkungan, pola asuh, dan pengalaman sehari-hari juga berperan besar dalam membentuk reaksi emosionalnya.
Jika tidak ditangani dengan baik, anak dengan temperamen pada anak sulit bisa mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya, yang berpotensi menimbulkan masalah perilaku di kemudian hari.
5 Cara Mengatasi Temperamen pada Anak
Sebagai orang tua, memahami cara menangani temperamen pada anak sangatlah penting. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan agar anak dapat mengelola emosinya dengan lebih baik:
1. Kenali Pola Temperamen Anak
Setiap anak memiliki pola temperamen yang berbeda. Sebagai orang tua, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengamati bagaimana anak bereaksi terhadap berbagai situasi. Apakah ia mudah marah? Apakah ia sensitif terhadap perubahan? Dengan memahami karakteristik temperamennya, orang tua bisa menyesuaikan cara pendekatan yang lebih efektif.
2. Ajarkan Teknik Regulasi Emosi Sesuai Hadist
Bunda pasti mengenal bahwa terdapat hadist dari Rasulullah ﷺ yang membantu cara meregulasi emosi yang tepat. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan seperti pada gambar dibawah ini:
Rasulullah ﷺ telah mengajarkan umatnya tentang pentingnya pengendalian diri, terutama dalam menghadapi gejolak emosi dan kemarahan. Terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan saat seseorang dilanda amarah:
Menahan Bicara
Salah satu metode yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ untuk meredam amarah adalah dengan membungkam diri. Anda bisa meminta anak untuk bersikap tenang. Langkah ini tentu tidak mudah dan membutuhkan proses, maka jika dalam pertama percobaan gagal, Anda bisa terus mencarinya hingga si kecil mulai terbiasa.
Seperti dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menyatakan:
“Apabila salah seorang di antara kalian marah, maka hendaklah ia diam.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).
Mengubah Posisi Tubuh
Nah, selanjutnya, Anda bisa bisa meminta anak untuk merubah posisinya. Dalam posisi berdiri, disarankan untuk segera duduk. Jika kemarahan belum mereda, maka berbaringlah. Anda bisa meminta anak untuk berbaring meski terus dalam keadaan merengek.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis:
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika amarahnya telah hilang (maka cukup). Namun jika belum hilang, maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadis ini shahih).
Berwudhu
Selanjutnya, jika si kecil masih menangis dan marah. Anda bisa memintanya berwudhu. Bunda, mengajarkan hal ini tentu perlu komitmen agar terbentuk menjadi kebiasaan. Jadi buatlah anak nyaman dengan sunnah tersebut.
Seperti dalam hadist dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api dipadamkan dengan air. Apabila salah seorang di antara kalian marah, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Abu Daud, nomor 4784. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadis ini hasan).
Memohon Perlindungan kepada Allah ﷻ
Terakhir, untuk membantu Bunda tetap dalam keadaan emosi stabil dan tidak turut marah. Anda bisa memohon perlindungan kepada Allah ﷻ dari godaan setan. Mengapa kita perlu meminta perlindungan dari setan? Karena kemarahan dapat berasal dari setan. Oleh karena itu, kita mengamalkan firman Allah ﷻ:
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” 1 (QS. Al-A’raf: 200).
3. Berikan Contoh yang Baik
Anak-anak belajar dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Jika mereka sering melihat orang tua merespons situasi dengan emosi negatif, maka mereka cenderung meniru perilaku tersebut. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan cara mengatasi frustrasi dengan cara yang tenang dan positif.
4. Beri Ruang untuk Mengekspresikan Diri
Jangan langsung menghentikan anak ketika ia menunjukkan emosinya. Biarkan mereka mengungkapkan perasaannya dengan cara yang sehat. Jika anak merasa marah atau kecewa, bantu mereka memahami apa yang mereka rasakan dan berikan dukungan tanpa menghakimi.
5. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan yang positif dan stabil dapat membantu anak mengontrol temperamennya dengan lebih baik. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
- Menjaga rutinitas harian anak tetap konsisten agar mereka merasa aman dan nyaman.
- Menghindari faktor pemicu stres, seperti suara bising berlebihan atau terlalu banyak tuntutan.
- Memberikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil mengontrol emosinya dengan baik.
Kesimpulan
Temperamen pada anak adalah bagian alami dari perkembangan mereka. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengelola emosinya secara efektif. Memahami fase temperamen anak, mengajarkan teknik regulasi emosi, memberikan contoh yang baik, serta menciptakan lingkungan yang mendukung adalah kunci dalam menghadapi anak dengan temperamen yang kuat. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat untuk masa depannya.
Reference
Healthychildren.org. Diakses pada 2025. How to Understand Your Child’s Temperament.
Darmawati. Wakil Dekan 1 FEBI UIN Sultan Aji. Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Diakses pada 2025. Mengendalikan Marah Sesuai Tuntunan Rasullullah