5 Kesalahan Orang Tua Mendidik Anak yang Sering Diabaikan
Ayah dan Bunda kita memahami bahwa mendidik anak tentu bukan hal yang mudah. Ada saja kesalahan orang tua mendidik anak yang terkadang tanpa kita sadari justru kurang efektif atau bahkan berdampak negatif pada perkembangan anak.
Kesalahan-kesalahan ini seringkali terjadi tanpa disengaja dan bahkan mungkin kita anggap sebagai hal yang wajar.
Artikel ini hadir untuk memberikan wawasan kepada orang tua mengenai tujuh kesalahan umum dalam mendidik anak yang seringkali diabaikan. Dengan mengenali hal ini, kita dapat lebih mengevaluasi gaya pengasuhan kita dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
Tujuannya tentu mulia, yaitu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak secara optimal, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif. Yuk, kita simak ulasan selengkapnya!
5 Kesalahan Orang Tua Mendidik Anak yang Sering Diabaikan
Masa tumbuh kembang adalah periode penting dalam menentukan kepribadian, kecerdasan emosional, serta keterampilan sosial anak di masa depan. Pada fase ini, anak mengalami perkembangan pesat baik secara fisik, kognitif, maupun emosional.
Oleh karena itu, pendekatan pengasuhan yang tepat menjadi kunci agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental dan sosial.
Menurut penelitian dalam jurnal ini, pengalaman masa kecil yang positif, termasuk pola asuh yang penuh kasih dan konsisten, berkaitan dengan peningkatan kemampuan akademik, pengendalian emosi, serta hubungan sosial yang lebih baik di masa dewasa.
Sebaliknya, pendekatan pengasuhan yang salah, seperti terlalu keras, terlalu membebaskan, atau inkonsisten, dapat menyebabkan masalah perilaku, kecemasan, hingga gangguan kepercayaan diri.
Orang tua perlu memahami bahwa setiap interaksi harian, baik yang kecil maupun besar, akan berkontribusi dalam membentuk siapa anak mereka nantinya. Memberikan batasan yang sehat, mendengarkan perasaan anak, serta menjadi teladan positif adalah bagian penting dari membangun masa depan anak yang cerah.
Berikut ini adalah tujuh kesalahan orang tua mendidik anak yang sering terjadi namun kerap tidak disadari
1. Terlalu Banyak Melarang Tanpa Penjelasan
Banyak orang tua yang lebih memilih melarang anak melakukan sesuatu tanpa memberikan alasan yang jelas. Misalnya, sekadar berkata jangan tanpa menjelaskan bahaya atau konsekuensi dari tindakan tersebut.
Padahal, anak membutuhkan pemahaman agar dapat belajar mengambil keputusan sendiri di masa depan. Studi lainnya menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi penjelasan tentang batasan cenderung lebih mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
2. Tidak Konsisten dalam Memberikan Aturan
Konsistensi dalam pengasuhan adalah kunci dalam membangun kedisiplinan anak. Jika suatu hari orang tua membolehkan sesuatu namun di hari lain melarangnya tanpa alasan yang jelas, anak akan bingung dan kesulitan memahami batasan.
Konsistensi aturan memberikan rasa aman dan struktur bagi anak dalam menjalani keseharian. Namun, sayangnya ada sejumlah orang tua yang tidak konsisten dalam menjalankan aturan di rumah.
3. Memberikan Hukuman Fisik
Meskipun niatnya untuk mendisiplinkan, hukuman fisik terbukti tidak efektif dan justru berdampak negatif jangka panjang terhadap perkembangan anak. Sayangnya, anak dengan terbiasa dengan hukuman fisik bisa membuat anak mengalami masalah gangguan.
Penelitian dari American Academy of Pediatrics menegaskan bahwa hukuman fisik dapat meningkatkan risiko agresivitas, masalah perilaku, serta gangguan kesehatan mental pada anak.
4. Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Sering membandingkan anak dengan saudara kandung, teman, atau anak tetangga adalah kesalahan umum yang bisa melukai harga diri anak. Ucapan seperti kenapa kamu tidak seperti kakakmu atau lihat temanmu lebih pintar bisa membuat anak merasa tidak cukup baik.
Alih-alih memotivasi, perbandingan ini justru bisa memicu rasa minder dan kecemasan. Hal ini membuat anak juga mengalami insecure karena dirinya tidak cukup baik dibandingkan orang lain.
5. Mengabaikan Perasaan Anak
Sering kali, orang tua meremehkan perasaan anak dengan berkata hal seperti ah itu biasa saja atau kamu terlalu cengeng. Sikap ini dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan enggan mengungkapkan perasaannya di masa depan.
Menurut Journal of Emotional and Behavioral Disorders, validasi perasaan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kemampuan regulasi emosinya.
Solusi Mendidik Anak Sesuai dengan Syariat Islam
Nah, jika seperti ini Bunda, maka hal yang perlu kita lakukan ialah kembali dengan menjadikan islam tuntutan kita dalam mendidik sang buah hati. Islam dengan sempurna mengajarkan anak dengan nilai-nilai islam.
1. Menanamkan Tauhid Sejak Dini
Mendidik anak dalam Islam dimulai dengan menanamkan tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah. Orang tua perlu mengenalkan anak kepada konsep bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya dan bahwa hidup harus selalu berlandaskan iman. Sebagaimana Allah sudah jelaskan dalam Al-Quran ayat 13
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ ١٣
(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”
Mengenalkan tauhid dapat dilakukan melalui cerita-cerita Nabi, doa harian, serta pembiasaan mengingat Allah dalam setiap aktivitas. Dengan cara ini, anak akan tumbuh dengan kesadaran bahwa segala tindakan harus selalu selaras dengan ajaran Islam.
2. Mengajarkan Akhlak dan Adab dalam Kehidupan Sehari-hari
Akhlak dan adab merupakan bagian penting dalam pendidikan anak. Islam mengajarkan untuk selalu bersikap santun, menghormati orang lain, serta menjaga hubungan baik dengan sesama. Misalnya, mengajarkan anak dalam adab kepada orang tua yang benar. Sebagaimana Allah perintahkan dalam Q.S Al Isra ayat 24.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Isra: 24)
Orang tua bisa memberikan teladan melalui sikap yang baik dalam berbicara, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan keteladanan akan lebih mudah mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.
3. Membiasakan Anak dalam Ibadah Sejak Dini
Pembiasaan ibadah sejak kecil membantu anak membentuk hubungan yang kuat dengan Allah. Mulai dari mengajarkan shalat, membaca Al-Qur’an, hingga berdoa sebelum melakukan sesuatu, semua dapat dilakukan secara bertahap sesuai usia mereka.
Membuat ibadah terasa menyenangkan dan bukan sebagai beban adalah kunci agar anak menjalaninya dengan penuh kesadaran. Orang tua bisa memberikan contoh, membimbing dengan kelembutan, serta menjadikan ibadah sebagai aktivitas bersama keluarga.
4. Mendorong Anak untuk Mencari Ilmu yang Bermanfaat
Islam sangat menekankan pentingnya ilmu sebagai bagian dari kehidupan. Anak perlu dibimbing agar memiliki semangat belajar, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, demi keseimbangan dalam kehidupannya.
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَࣖ ١٢٢
Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?
Selain belajar dari sekolah atau madrasah, orang tua dapat memperkenalkan sumber ilmu melalui membaca buku, mendengarkan ceramah, atau menghadiri kajian. Dengan membiasakan anak mencintai ilmu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dan berakhlak baik.
5. Menjaga Pergaulan Anak agar Selalu dalam Kebaikan
Lingkungan dan pergaulan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Islam mengajarkan pentingnya memilih teman yang baik agar mereka selalu berada dalam lingkaran yang mendukung akhlak serta nilai-nilai agama.
Orang tua perlu membimbing anak dalam berinteraksi dengan teman, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan contoh baik dari orang-orang di sekitarnya. Dengan bimbingan yang tepat, anak akan lebih mudah menjauhi hal-hal negatif dan tetap teguh dalam nilai Islam.
Kesimpulan
Mendidik anak memang tidak ada rumus yang pasti. Setiap keluarga memiliki dinamika yang unik dan setiap anak membawa tantangan tersendiri. Namun, dengan meningkatkan kesadaran tentang kesalahan-kesalahan umum ini, orang tua bisa memperbaiki pendekatan pengasuhan untuk mendukung tumbuh kembang anak secara lebih optimal.
Menjadi orang tua adalah perjalanan belajar seumur hidup. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan dan membangun hubungan yang lebih kuat dan sehat dengan anak.