Lembaga Pendidikan Montessori Islam

8 Kegiatan Montessori Anak Usia 5-6 Tahun Untuk Tumbuh Kembangnya Lebih Baik

kegiatan montessori anak
April 25, 2025

Ibu-ibu hebat, di usia emas 5-6 tahun, si kecil sedang berada dalam masa pertumbuhan yang pesat, baik secara fisik maupun kognitif.

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan stimulasi terbaik agar potensi mereka berkembang optimal. Salah satu metode dengan berfokus pada kegiatan montessori anak bisa membantu anak mencapai kemampuan kognitifnya.

Kabar baiknya, metode Montessori menawarkan berbagai kegiatan menarik dan terarah yang sangat sesuai dengan tahapan perkembangan usia ini.

Artikel ini hadir untuk menginspirasi Ibu-ibu dengan delapan ide kegiatan Montessori yang bisa diterapkan di rumah.

Bukan sekadar bermain, kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk melatih kemandirian, meningkatkan konsentrasi, mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, serta menstimulasi kemampuan berpikir kritis anak usia 5-6 tahun. 

Yuk, kita simak bersama bagaimana kegiatan sederhana ini dapat memberikan dampak luar biasa bagi tumbuh kembang buah hati tercinta!

Perkembangan Anak Usia 5–6 Tahun dan Macam Perkembangannya

Sebelum kita membahas aktivitas Montessori, mari kita pahami dulu bagaimana perkembangan anak usia 5–6 tahun secara umum. Pada usia ini, anak-anak mengalami pertumbuhan pesat di berbagai aspek, yaitu:

1. Perkembangan Kognitif

Anak mulai menunjukkan kemampuan berpikir logis dan memahami hubungan sebab-akibat dalam berbagai situasi. Mereka mulai mampu menyusun strategi sederhana untuk menyelesaikan masalah dengan lebih mandiri.

Selain itu, pemahaman mereka terhadap konsep angka, waktu, dan urutan semakin berkembang. Mereka dapat mengaitkan peristiwa dengan waktu tertentu serta memahami pola dalam aktivitas sehari-hari.

2. Perkembangan Motorik Halus dan Kasar

Gerakan tubuh anak semakin terkoordinasi, memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan menjaga keseimbangan dengan lebih baik. Aktivitas fisik yang menuntut ketangkasan menjadi lebih mudah dilakukan dengan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi.

Motorik halus juga mengalami peningkatan yang signifikan, seperti kemampuan menggambar, memegang pensil dengan baik, menggunting, dan meronce. Keterampilan ini mendukung anak dalam aktivitas sehari-hari serta persiapan untuk tugas akademik di masa depan.

3. Perkembangan Sosial dan Emosional

Kemampuan anak untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman mulai berkembang pesat. Mereka belajar berbagi, menghormati orang lain, serta memahami pentingnya komunikasi yang baik dalam lingkungan sosial mereka.

Di sisi emosional, mereka mulai mampu mengenali dan mengelola perasaan mereka sendiri. Meski kadang masih membutuhkan bimbingan, mereka lebih memahami cara menghadapi frustrasi atau kekecewaan dengan sikap yang lebih tenang.

4. Perkembangan Bahasa

Perbendaharaan kata anak meningkat dengan cepat, memungkinkan mereka untuk menyusun kalimat yang lebih panjang dan kompleks. Mereka mulai aktif bertanya, berbicara dengan lebih jelas, serta mampu mengekspresikan ide dan keinginan mereka dengan lancar.

Kemampuan ini membantu mereka dalam komunikasi sehari-hari, baik dengan orang tua maupun teman sebaya. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat mengembangkan keterampilan berbicara yang efektif serta kepercayaan diri dalam berkomunikasi.

Memahami perkembangan ini memungkinkan orang tua untuk memilih kegiatan Montessori yang sesuai bagi anak usia 5–6 tahun. Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.

8 Kegiatan Montessori Anak Usia 5–6 Tahun untuk Tumbuh Kembangnya

Montessori menekankan bahwa anak belajar paling baik melalui pengalaman langsung. Berikut ini delapan kegiatan Montessori anak usia dini yang bisa mendukung tumbuh kembang anak usia 5–6 tahun secara menyeluruh:

1. Menyortir dan Mengklasifikasi Benda

Anak-anak diperkenalkan pada konsep klasifikasi dengan menyortir benda berdasarkan warna, bentuk, ukuran, atau jenis. Aktivitas ini melatih kemampuan berpikir logis dan membantu mereka memahami perbedaan serta hubungan antara berbagai objek.

Selain meningkatkan keterampilan matematika dasar, kegiatan ini juga memperkuat konsentrasi anak. Proses klasifikasi yang konkret di masa kecil akan membantu mereka memahami konsep abstrak lebih baik di kemudian hari.

2. Menyusun Puzzle dan Balok Bangunan

Menyusun puzzle bukan sekadar permainan, tetapi bagian penting dalam pembelajaran Montessori. Anak belajar mengenali pola, mengasah koordinasi tangan-mata, serta mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah secara mandiri.

Balok bangunan juga menjadi sarana pembelajaran yang efektif dalam mengenalkan konsep keseimbangan dan struktur. Selain itu, aktivitas ini merangsang kreativitas anak, membantu mereka memahami hubungan antar bentuk dalam ruang.

3. Praktik Kehidupan Sehari-hari (Practical Life)

Montessori menekankan pembelajaran melalui praktik kehidupan sehari-hari. Anak diajak melakukan kegiatan sederhana seperti menuang air, mengikat tali sepatu, menyapu, atau melipat kain yang melatih ketelitian dan kontrol motorik halus mereka.

Kegiatan sehari-hari ini tidak hanya melatih kemandirian tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab. Dengan terlibat dalam aktivitas yang nyata, anak-anak merasakan kontribusi mereka dalam lingkungan dan belajar menghargai pekerjaan yang dilakukan sehari-hari.

4. Meronce dan Menggunting

Meronce manik-manik atau menggunting pola sederhana merupakan aktivitas yang berperan dalam pengembangan motorik halus. Kegiatan ini membantu anak melatih koordinasi tangan-mata serta memperkuat keterampilan yang diperlukan untuk menulis.

Studi menunjukkan bahwa anak yang sering melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan tangan cenderung memiliki perkembangan literasi dan numerasi lebih baik. Kegiatan ini juga meningkatkan ketangkasan jari dan kemampuan fokus mereka.

5. Membaca Cerita dan Diskusi Ringan

Membacakan cerita dan mengajak anak berdiskusi membantu meningkatkan kemampuan bahasa mereka. Anak belajar memahami struktur cerita, mengenali kosakata baru, serta mengekspresikan pendapat dengan lebih jelas.

Melalui diskusi, anak dapat mengasah daya imajinasi mereka dengan menebak alur cerita atau menggambarkan kembali isi cerita. Aktivitas ini juga menumbuhkan kecintaan terhadap literasi sejak dini, membuka peluang mereka untuk menjadi pembaca yang aktif.

6. Aktivitas Sensori: Bermain Pasir, Air, dan Tekstur

Montessori mengedepankan pembelajaran melalui pengalaman sensorik yang melibatkan berbagai indera. Anak dapat merasakan tekstur, suhu, dan bentuk melalui media seperti pasir kinetik, air, biji-bijian, atau slime.

Stimulasi sensorik terbukti membantu membangun jalur saraf yang berhubungan dengan emosi dan kemampuan belajar anak. Dengan mengenalkan berbagai sensasi, anak akan lebih mudah memahami konsep abstrak dan mengembangkan respons terhadap lingkungan sekitarnya.

7. Bermain Pasir atau Papan Tulis Mini

Sebelum belajar menulis dengan pensil, Montessori mendorong anak untuk memulai dengan cara yang lebih menyenangkan seperti menulis huruf di pasir atau papan tulis kecil. Pendekatan ini membantu anak memahami bentuk huruf dengan lebih alami dan intuitif.

Metode ini termasuk dalam pendekatan “from concrete to abstract” yang menyesuaikan pembelajaran dengan tahap perkembangan anak. Dengan teknik ini, anak lebih mudah mengenali huruf sebelum beralih ke alat tulis yang lebih formal.

8. Bermain Peran (Role Play)

Bermain peran merupakan cara efektif untuk membantu anak memahami dunia sekitar mereka. Dengan berperan sebagai dokter, kasir, guru, atau petani, anak belajar berkomunikasi, memperluas kosa kata, serta mengembangkan rasa empati.

Selain itu, aktivitas ini mengajarkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak belajar tentang peran dan tanggung jawab dalam masyarakat serta membangun kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Bermain peran juga menjadi cara anak untuk mengekspresikan emosi dan memperkuat konsep diri mereka.

Kesimpulan: Kegiatan Montessori Membantu Anak Tumbuh Optimal

Setiap anak memiliki potensi besar yang bisa berkembang maksimal bila mendapat stimulasi yang tepat sesuai tahapan usianya. Melalui kegiatan Montessori anak usia dini, anak usia 5–6 tahun tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga membangun karakter, kemandirian, dan kemampuan sosial yang kuat.

Metode Montessori telah didukung berbagai riset ilmiah yang menunjukkan efektivitasnya dalam mendukung perkembangan anak secara holistik. Aktivitas yang bersifat eksploratif, konkret, dan menyenangkan membuat anak merasa memiliki kendali atas pembelajarannya, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan cinta belajar.

Bersama TK Islam Albata anak bisa belajar dengan tiga bahasa yakni bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. TK Islam Albata juga menyediakan kurikulum komprehensif sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah. 

Anak tidak hanya akan belajar mengenai pembelajaran umum namun terdapat nilai-nilai islam yang membantu menumbuhkan karakter islam pada anak. Selain itu, kami telah bersertifikat montessori terbaik dengan akreditasi A yang memberikan metode dengan berfokus pada perkembangan anak. 

Kapan lagi bu, bisa menyekolahkan anak dengan metode unik sesuai perkembangan usianya. Jangan ragu untuk menyekolahkan ananda ke TK Albata. TK Albata memiliki kurikulum komprehensif terkait pendidikan anak usia dini serta penerapan keislaman untuk membantu meningkatkan iman si kecil. 

Tunggu apalagi, segera daftarkan buah hati Anda  bersama TK Montessori Islami Albata. Untuk informasi selengkapnya cek di akun instagram @albata.id atau menghubungi admin dengan klik pada button whatsapp dibawah ini.  

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *