fbpx

Ini Mainan yang sebabkan anak Ria Ricis Speech Delay!

November 22, 2024

Speech delay atau keterlambatan berbicara sering menjadi perhatian orang tua karena berdampak langsung pada perkembangan bahasa dan komunikasi anak. Salah satu kasus yang baru-baru ini menarik perhatian adalah putri Ria Ricis, Cut Raifa Aramoana (Moana), yang di diagnosis mengalami speech delay. Dalam wawancara, Ria Ricis menyebut salah satu penyebabnya adalah terlalu banyak mainan.

Kasus Moana: Terlalu Banyak Mainan, Anak Bingung

Dalam wawancara di kanal salah satu YouTube Ria Ricis mengungkapkan bahwa Moana didiagnosis mengalami speech delay setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter spesialis anak. Salah satu dokter psikolog yang datang ke rumah Ricis menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah terlalu banyak mainan.

Menurut dokter tersebut, terlalu banyak mainan membuat Moana kehilangan fokus. Alih-alih mengeksplorasi satu mainan secara mendalam, ia menjadi bingung dan cepat bosan karena terlalu banyak pilihan. Ria Ricis menyebut bahwa sebagai ibu baru, ia mengira memberi banyak mainan adalah cara terbaik untuk membuat anak senang. Namun, ia menyadari asumsi itu keliru setelah mendengar penjelasan dari dokter.

Pendapat Ahli: Pengaruh Jumlah dan Jenis Mainan pada Perkembangan Anak

Jumlah Mainan

Dr. Reza, sebagaimana dilansir dari laman HaiBunda, menjelaskan hasil sebuah penelitian yang membandingkan dua kelompok balita. Kelompok pertama diberi empat mainan, sementara kelompok kedua diberi 16 mainan. Hasilnya menunjukkan bahwa:

  • Anak yang hanya memiliki empat mainan memiliki kreativitas dan fokus yang lebih baik.
  • Mereka juga cenderung mengeksplorasi mainan dengan lebih mendalam dibandingkan anak-anak yang memiliki banyak pilihan.

Jenis Mainan

Penelitian lain yang dikutip dari laman HaiBunda membandingkan anak-anak yang bermain dengan mainan elektronik (misalnya, mainan dengan suara atau lampu) dan mainan konvensional (seperti balok kayu). Hasilnya menunjukkan bahwa:

  • Anak yang bermain dengan mainan elektronik cenderung mengalami keterlambatan berbicara karena mainan tersebut membuat anak menjadi pasif dan tidak memerlukan interaksi verbal.
  • Sebaliknya, mainan konvensional mendorong anak untuk berbicara, berimajinasi, dan berinteraksi, yang sangat penting untuk perkembangan bahasa mereka.

Pendapat ini menguatkan bahwa memilih mainan yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak sangat penting untuk mendukung keterampilan kognitif dan bahasanya.

Mengapa Terlalu Banyak Mainan Bisa Menyebabkan Speech Delay?

  1. Kehilangan Fokus Anak yang memiliki terlalu banyak mainan cenderung cepat bosan dan berpindah dari satu mainan ke mainan lain tanpa mengeksplorasi fungsinya. Hal ini menghambat kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
  2. Minimnya Interaksi Verbal Mainan elektronik sering kali membuat anak bermain sendiri tanpa melibatkan orang tua atau pengasuh. Padahal, stimulasi verbal dari orang tua adalah kunci utama dalam perkembangan bahasa anak.
  3. Lingkungan yang Terlalu Stimulatif Mainan dengan warna mencolok, lampu, atau suara dapat membuat anak merasa kewalahan, sehingga sulit fokus dan mengembangkan keterampilan baru.

Tips Memilih Mainan yang Mendukung Perkembangan Anak

  1. Batasi Jumlah Mainan
    Berikan anak mainan dalam jumlah terbatas yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Ini membantu anak lebih fokus dan menghargai mainan yang dimiliki, dibandingkan terlalu banyak pilihan yang dapat membuatnya bingung.
  2. Pilih Mainan Sederhana
    Prioritaskan mainan yang mendorong kreativitas dan eksplorasi tanpa terlalu banyak fitur otomatis, seperti balok kayu, puzzle, atau boneka kain. Mainan seperti ini memberikan anak kesempatan untuk menggunakan imajinasi mereka.
    Di Albata, pendekatan Montessori digunakan dengan memperkenalkan aparatus Montessori, seperti:
    • Practical Life Tools (alat-alat kehidupan sehari-hari): Misalnya, anak diajarkan menuang air dari teko kecil ke gelas atau memindahkan biji-bijian dengan sendok. Aktivitas ini melatih motorik halus dan fokus.
    • Cylinder Blocks: Alat ini membantu anak mengenal ukuran dan bentuk, melatih koordinasi mata-tangan, sekaligus memperkaya kosakata dengan memperkenalkan kata-kata seperti “besar”, “kecil”, “tinggi”, atau “rendah”.
    • Puzzle Papan Kayu: Aktivitas ini mendukung pengenalan bentuk dan warna sambil mendorong anak untuk mengeksplorasi.
  3. Rotasi Mainan
    Simpan sebagian mainan anak dan rotasi setiap beberapa minggu. Teknik ini membuat anak merasa mendapatkan mainan baru tanpa harus membeli lebih banyak. Selain itu, rotasi mainan membantu menjaga lingkungan bermain tetap rapi dan tidak membingungkan.
  4. Libatkan Diri Anda dalam Bermain
    Waktu bermain adalah momen penting untuk berinteraksi dengan anak. Ajak anak berbicara tentang warna, bentuk, dan fungsi dari mainannya. Misalnya, saat menggunakan puzzle Montessori, orang tua dapat berkata, “Ini lingkaran, letakkan di tempat yang sesuai,” untuk melatih kosakata dan pemahaman anak.

Dengan memilih mainan yang sesuai dengan prinsip Montessori, seperti yang diterapkan di Albata, anak tidak hanya belajar bermain, tetapi juga mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, dan bahasa secara menyeluruh. Hal ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendukung tumbuh kembang optimal.

Kesimpulan

Kasus Ria Ricis dan Moana memberikan pelajaran penting bagi para orang tua: lebih banyak mainan tidak selalu lebih baik. Terlalu banyak mainan, terutama mainan elektronik, dapat menghambat perkembangan bicara anak. Sebagai gantinya, pilihlah mainan sederhana yang mendorong eksplorasi, kreativitas, dan interaksi verbal.

Dengan pendekatan ini, Anda dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang lebih kreatif, fokus, dan percaya diri. Jangan lupa, waktu berkualitas bersama anak saat bermain adalah kunci utama dalam mendukung perkembangan mereka secara optimal.

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *