Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Penyebab Hubungan Ayah dan Anak Tidak Dekat: Kurangnya Family Time Bersama

hubungan ayah dan anak
March 27, 2025

Hubungan ayah dan anak adalah fondasi penting bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Namun, dalam kehidupan modern yang serba sibuk, seringkali “family time” menjadi korban. 

Kurangnya waktu berkualitas yang dihabiskan bersama dapat menyebabkan anak merasa jauh dari ayahnya, bahkan merasa tidak dipedulikan. Hal ini tentu saja dapat berdampak negatif pada hubungan ayah dan anak di masa depan.

Salah satu penyebab utama kurangnya “family time” adalah kesibukan ayah dalam pekerjaan. Tekanan pekerjaan yang tinggi seringkali membuat ayah harus menghabiskan waktu yang lama di luar rumah, bahkan di akhir pekan. 

Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat mengurangi interaksi langsung antara ayah dan anak. Ketika ayah lebih fokus pada layar ponsel daripada pada anaknya, anak akan merasa diabaikan dan sulit untuk membangun hubungan ayah dan anak.

Penting bagi orang tua, terutama ayah, untuk menyadari pentingnya “family time” dalam membangun hubungan yang kuat dengan anak. Luangkan waktu setiap hari untuk berinteraksi dengan anak, meskipun hanya sebentar. 

Manfaatkan waktu akhir pekan untuk melakukan kegiatan bersama yang menyenangkan, seperti bermain, berolahraga, atau sekadar mengobrol. Dengan menciptakan momen-momen kebersamaan yang berkualitas, ayah dapat membangun hubungan ayah dan anak yang erat dengan anaknya dan menciptakan kenangan indah yang akan dikenang sepanjang hidup.

Mengapa Hubungan Ayah dan Anak Bisa Tidak Dekat?

Hubungan ayah dan anak bisa menjadi indikator kedekatan emosional antara anak dan orang tua, terutama ayah, adalah faktor penting dalam perkembangan psikologis dan sosial anak. 

Dalam penulisan ilmiah yang dibuat oleh Savira Aida Larasati menyatakan hasil penelitian Yogman dan Eppel bahwa ayah memiliki peranan yang sangat krusial untuk membimbing anak-anaknya. 

Ayah memegang peranan krusial dalam memberikan bimbingan kepada anaknya. Partisipasi ayah dalam membesarkan anak memberikan hasil yang bermanfaat bagi anak. Menurut (Yogman & Eppel, 2022), keterlibatan ayah dalam pengasuhan dikaitkan dengan kemandirian sang anak, perkembangan kognitif, dan keterampilan sosial yang baik. Selain itu, juga disebutkan hubungan antara ayah dan anak yang sehat berhubungan dengan kesejahteraan psikologis di setiap tahap perkembangan anak.1

Namun, tidak sedikit anak yang justru merasa canggung atau bahkan jauh dari sosok ayahnya. Bahkan menurut laporan KPAI tahun 2015 proporsi ayah mengasuh anak hanya 69% saja. Hal ini bukan sekadar kebetulan, tetapi ada berbagai penyebab yang mendasarinya.

Kurangnya Waktu Bersama (Family Time)

Salah satu faktor utama yang menyebabkan anak tidak dekat dengan ayah adalah minimnya waktu berkualitas bersama. Kesibukan kerja yang menyita waktu sering kali membuat ayah lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Akibatnya, interaksi dengan anak menjadi sangat terbatas.

Komunikasi yang Kurang Efektif

Tidak semua peran ayah memiliki kebiasaan berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anaknya. Beberapa ayah mungkin merasa kesulitan untuk mengekspresikan kasih sayang secara verbal, sehingga anak merasa kurang mendapatkan perhatian emosional dari ayahnya.

Peran Tradisional dalam Keluarga

Dalam beberapa budaya, ayah lebih sering dianggap sebagai pencari nafkah utama, sementara ibu berperan lebih banyak dalam pengasuhan anak. Pola pikir ini bisa membuat ayah merasa kurang memiliki peran dalam membesarkan anak, sehingga interaksi dengan anak pun menjadi minim.

Kurangnya Aktivitas Bersama

Kegiatan sehari-hari yang dilakukan tanpa melibatkan ayah bisa membuat hubungan ayah dan anak semakin renggang. Misalnya, anak lebih sering menghabiskan waktu bermain dengan ibu atau saudara tanpa adanya keterlibatan ayah.

Kurangnya Pemahaman terhadap Dunia Anak

Beberapa ayah mungkin merasa sulit memahami minat dan aktivitas anak mereka, terutama di era digital ini. Jika seorang ayah tidak mencoba untuk memahami apa yang anaknya sukai, maka jarak emosional antara mereka pun bisa semakin lebar.

Ketidakhadiran Emosional

Meskipun seorang ayah ada secara fisik di rumah, namun jika ia tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anaknya, maka anak bisa merasa terabaikan. Hal ini dapat menyebabkan anak mencari figur lain sebagai panutan, seperti ibu atau bahkan teman sebaya.

Hubungan yang kuat antara ayah dan anak dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional anak serta membangun rasa percaya diri yang lebih baik.

Cara Membangun Bonding Hubungan Ayah dan Anak yang Tepat

Membangun hubungan yang erat dengan anak membutuhkan usaha dan konsistensi. Berikut beberapa cara efektif yang bisa diterapkan oleh ayah untuk meningkatkan hubungan ayah dan anak dengan anak:

Luangkan Waktu Berkualitas

Sesibuk apa pun aktivitas kerja, ayah perlu meluangkan waktu berkualitas bersama anak. Tidak perlu harus dalam jumlah waktu yang lama, tetapi pastikan ada momen spesial yang bisa mempererat hubungan, seperti membaca buku bersama, bermain, atau sekadar mengobrol sebelum tidur.

Tunjukkan Perhatian dan Kasih Sayang

Banyak anak merasa tidak mendapatkan cukup perhatian dari ayah mereka. Padahal, perhatian kecil seperti menanyakan bagaimana hari mereka di sekolah atau memberikan pujian atas usaha mereka bisa sangat berarti bagi anak.

Melibatkan Diri dalam Aktivitas Anak

Salah satu cara terbaik untuk mempererat hubungan ayah dan anak adalah dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang disukai anak. Misalnya, jika anak suka menggambar, cobalah ikut menggambar bersamanya atau jika anak suka bermain sepak bola, luangkan waktu untuk bermain bersama di taman.

Bangun Kebiasaan Berkomunikasi yang Baik

Komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan. Ayah harus berusaha untuk lebih banyak mendengarkan anak dan memberikan respon yang positif. Jangan hanya berbicara ketika menegur atau memberikan perintah, tetapi juga saat anak ingin berbagi cerita atau pengalaman mereka.

Jadilah Teladan yang Baik

Anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Jika ayah ingin anaknya memiliki sikap yang baik dan positif, maka ayah juga perlu menunjukkan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sikap seperti sabar, penuh perhatian, dan menghargai pendapat anak dapat membantu membangun hubungan yang lebih harmonis.

Bersikap Terbuka dan Mendukung

Memberikan ruang bagi anak untuk berbicara tanpa takut dihakimi sangat penting dalam membangun kedekatan. Pastikan anak merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pikirannya kepada ayah tanpa khawatir akan mendapatkan respon yang negatif.

Adakan Rutinitas Ayah dan Anak

Membentuk kebiasaan rutin yang dilakukan bersama bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan bonding. Misalnya, membuat jadwal makan malam bersama setiap minggu atau memiliki sesi khusus bermain game atau olahraga.

Anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang baik dengan ayahnya cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik serta lebih mudah mengatasi stres.

Kesimpulan

Hubungan ayah dan anak bukanlah sesuatu yang bisa terjadi begitu saja, tetapi membutuhkan usaha dan perhatian yang konsisten. Penyebab anak tidak dekat dengan ayah sering kali berasal dari kurangnya waktu berkualitas bersama, komunikasi yang kurang efektif, serta peran ayah yang sering dianggap sekadar pencari nafkah. 

Namun, dengan meluangkan waktu, membangun komunikasi yang baik, serta terlibat aktif dalam kehidupan anak, ayah dapat mempererat hubungan dan menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan anak mereka.

Sebagai orang tua, ayah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan kesejahteraan emosional anak. Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk mulai membangun kedekatan dengan anak dan menjadi sosok yang selalu ada untuk mereka.

Reference 

  1. Savira Aida Larasati. 2024. Hubungan Peran Ayah dengan Kepercayaan Diri pada Anak Perempuan. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol 11 No 2  ↩︎

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *