Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Cara Menyikapi Fase Threenager Anak, Simak Ini Memaksimalkan Fase Tumbuh Kembangnya

Fase Threenager Anak
April 7, 2025

Mungkinkah Bunda pernah mendengar istilah threenanger? Meski terdengar lucu, fase ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Fase threenager anak sering kali membuat orang tua merasa seperti sedang menghadapi anak usia remaja dalam tubuh balita. 

Mengapa demikian? Mari kita bahas bersama sekaligus mencari tahu cara memaksimalkan tumbuh kembang anak di usia ini.

Anak-anak di fase threenager menunjukkan sikap yang keras kepala, mudah marah, dan gemar membantah. Mereka seolah-olah sedang menguji batasan dan mencari tahu seberapa jauh mereka bisa melangkah. Perubahan perilaku ini tentu bisa membuat orang tua merasa bingung, frustrasi, atau bahkan kewalahan.

Namun, penting untuk dipahami bahwa fase threenager adalah bagian normal dari perkembangan anak. Pada usia ini, mereka sedang belajar untuk mandiri, mengekspresikan emosi, dan memahami dunia di sekitar mereka. 

Meskipun terkadang melelahkan, fase ini sebenarnya merupakan kesempatan emas bagi orang tua untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa itu fase threenager, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana cara terbaik bagi orang tua untuk menghadapinya. 

Kami akan memberikan tips praktis dan efektif untuk membantu Anda memaksimalkan fase tumbuh kembang si kecil, sambil tetap menjaga hubungan yang positif dan penuh kasih sayang.

Mari kita bersama-sama memahami dan menavigasi fase threenager ini dengan bijak, agar anak-anak kita dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan berempati.

Apa Itu Fase Threenanger Anak?

Istilah threenager adalah gabungan dari kata “three” (tiga tahun) dan “teenager” (remaja). Fase ini menggambarkan perilaku anak usia 3 tahun yang mulai menunjukkan sikap mirip remaja: keras kepala, mudah marah, dan cenderung ingin mandiri. 

Anak di usia ini sedang berada pada masa perkembangan emosi dan kognitif yang sangat pesat. Mereka mulai menyadari identitas diri, keinginan pribadi, dan mencoba menegosiasikan keinginannya dengan lingkungan.

Perkembangan otak anak pada usia 3 tahun mengalami lonjakan signifikan pada area prefrontal cortex, bagian otak yang bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan, kontrol emosi, dan perilaku sosial. Namun karena fungsi ini belum matang, wajar jika mereka masih sering tantrum, membangkang, atau mendadak sensitif terhadap hal-hal kecil.

Ciri-ciri fase threenager meliputi:

  • Sering mengatakan “tidak” sebagai bentuk penolakan.
  • Menunjukkan emosi secara intens seperti menangis keras atau marah.
  • Mulai berargumen atau bernegosiasi dengan orang tua.
  • Ingin melakukan semuanya sendiri meskipun belum mampu sepenuhnya.

Fase ini bukan pertanda buruk, justru menjadi sinyal bahwa anak sedang berkembang secara sehat. Namun, orang tua perlu tahu cara mengelola fase ini agar tidak berubah menjadi konflik yang berkepanjangan.

Cara Mengatasi Fase Threenager Anak

Berikut ini adalah 5 langkah konkret untuk membantu anak melalui fase threenager dengan baik, sekaligus mengoptimalkan perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitifnya:

1. Bangun Rutinitas yang Konsisten

Anak usia 3 tahun sangat terbantu dengan rutinitas yang teratur. Rutinitas memberi mereka rasa aman dan mengurangi ketidakpastian yang bisa memicu tantrum. Jadwal makan, tidur, bermain, dan belajar yang konsisten akan membantu anak menyesuaikan diri dan belajar disiplin secara alami.

Contoh penerapan: Buat kalender aktivitas harian yang sederhana dengan gambar dan warna. Ajak anak untuk menempelkannya di dinding dan mengikutinya bersama.

2. Validasi Emosi Anak

Dalam menghadapi ledakan emosi anak, hindari merespons dengan kemarahan balik. Sebaliknya, validasi perasaan mereka dengan empati. Misalnya, katakan, “Kakak marah ya karena mainannya rusak? Mama paham kok.”

Anak-anak yang emosinya divalidasi secara konsisten cenderung tumbuh menjadi individu yang lebih empatik dan memiliki kecerdasan emosional tinggi. 

Contoh penerapannya: Anda bisa mulai dengan menjadi pendengar yang baik. Tanyakan pada anak apa yang membuat perasaannya tidak nyaman. Lalu biarkan anak bercerita dan mengungkapkan perasaannya. 

3. Melatih Anak Mengungkapkan Keinginan dengan Kata-kata

Banyak perilaku negatif pada usia ini muncul karena anak belum mampu menyalurkan keinginannya secara verbal. Bantu mereka dengan memberikan pilihan dan mengajarkan kosakata emosi sederhana.

Contoh penerapan: Saat anak ingin sesuatu, ajak ia mengatakan “aku mau minum” atau “aku sedih” alih-alih menangis atau melempar barang.

4. Ajak Bermain Sambil Belajar

Fase ini adalah masa keemasan bagi perkembangan motorik dan kognitif. Libatkan anak dalam permainan edukatif yang melatih konsentrasi, kerja sama, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan peran seperti main dokter-dokteran, jual-beli, atau membangun balok sangat efektif.

Kegiatan menyenangkan: Buat “playdate” bersama anak-anak lain agar si kecil belajar bersosialisasi dan berbagi.

5. Libatkan Anak dalam Kegiatan Rumah Tangga

Memberikan tanggung jawab kecil seperti merapikan mainan atau mengambilkan sendok melatih rasa tanggung jawab dan percaya diri anak. Ini juga memberi mereka ruang untuk menunjukkan kemandirian dengan cara yang positif.

Tip praktis: Sediakan area kecil yang aman di dapur untuk anak membantu mencuci sayuran atau menyusun piring plastik.

Belajar Menyikapi Fase Threenager Anak Bersama Kelas Toddler Albata 

Fase threenager anak memang bisa jadi masa yang menantang, tapi sekaligus menjadi momen berharga dalam perjalanan tumbuh kembang mereka. Orang tua perlu memahami bahwa fase ini adalah bagian normal dari perkembangan.  

Dengan pendekatan penuh empati, rutinitas yang jelas, serta stimulasi kognitif dan emosional yang tepat, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan penuh kasih sayang.

Penting untuk selalu ingat bahwa setiap anak berkembang dalam ritme yang berbeda. Tidak hanya melibatkan peran orang tua, peran pengajar dalam menghadapi fase threenager perlu pendekatan yang bijak. 

Jangan khawatir! Bergabung bersama dengan kelas Toddler Albata, Anda akan mendapatkan pendekatan pendidikan Islami berdasarkan sunnah dan Al-Qur’an yang membantu menjaga dan membantu anak tumbuh mandiri dan berakhlak mulia. 

Bersama Albata, Ananda akan belajar cara membangun komunikasi positif, mengelola emosi anak, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Daftarkan buah hati Anda sekarang dan belajar memahami fase tumbuh kembang anak bersama kelas toddler Albata. Klik tautan untuk informasi lebih lanjut!

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *