Lembaga Pendidikan Montessori Islam

5 Faktor yang Mempengaruhi Psikologi Anak Remaja, Yuk Bunda Cari Tahu

psikologi anak remaja
April 14, 2025

Bunda tahu gak sih? Masa remaja merupakan periode masa tumbuh kembang anak dengan perubahan yang cukup drastis, tak terkecuali pada sisi psikologis anak remaja kita. Sebagai seorang ibu, tentu kita ingin memahami setiap dinamika yang terjadi pada buah hati tercinta. 

Perubahan suasana hati yang tiba-tiba, ketertarikan pada teman sebaya yang meningkat, hingga pencarian identitas diri adalah sebagian kecil dari kompleksitas perkembangan psikis remaja.

Maka dari itu, ada beragam faktor yang turut membentuk kondisi psikologi remaja. Memahami faktor-faktor ini akan membantu kita sebagai orang tua untuk memberikan dukungan yang tepat dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan mental mereka. 

Artikel ini akan mengupas tuntas 7 faktor penting yang mempengaruhi psikologi anak remaja. Yuk, kita cari tahu bersama demi tumbuh kembang optimal buah hati kita!

Mengenal Kondisi Psikologi Anak Remaja Menurut Data WHO

Masa remaja adalah fase transisi yang paling kompleks dalam kehidupan seorang anak. Bukan hanya tubuh yang mengalami perubahan, tapi juga emosi, cara berpikir, serta cara mereka membangun relasi sosial. Perubahan-perubahan ini sangat mempengaruhi kondisi psikologi anak remaja, dan jika tidak dipahami dengan baik, bisa berdampak panjang terhadap kesehatan mental mereka di masa depan.

Menurut data World Health Organization (WHO), satu dari tujuh remaja di dunia mengalami gangguan kesehatan mental, dan sebagian besar kasus ini mulai muncul sejak usia 10 hingga 14 tahun (WHO, 2021). Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa sekitar 6,1% remaja mengalami gangguan mental emosional. Ini adalah angka yang tidak bisa diabaikan, Bunda.1

Berikut dampak yang akan terjadi jika anak mengalami masalah kesehatan mental yang perlu diperhatikan orang tua: 

1. Emosi yang Tak Terkendali

Perubahan suasana hati pada remaja memang wajar, namun jika anak kita terus-menerus menunjukkan kesulitan dalam mengelola emosinya, ini bisa menjadi lampu kuning. 

Perhatikan jika mereka menjadi lebih sensitif dari biasanya, mudah sekali marah hingga meledak-ledak tanpa pemicu yang jelas, atau justru larut dalam kesedihan yang mendalam tanpa alasan yang dapat mereka utarakan.

Jika biasanya anak kita ceria, namun belakangan sering terlihat mudah tersinggung hanya karena hal sepele, atau tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas dan sulit ditenangkan, jangan anggap remeh. 

2. Perubahan Perilaku yang Signifikan

Perhatikan jika terjadi perubahan perilaku yang mencolok pada anak remaja kita. Jika mereka yang dulunya penurut tiba-tiba menjadi mudah membangkang, sering mengamuk, atau bahkan menunjukkan perilaku kekanak-kanakan (regresi), ini bisa menjadi indikasi adanya tekanan psikologis. 

Jika anak yang dulunya rajin belajar tiba-tiba sering bolos sekolah atau tidak mengerjakan tugas, atau anak yang aktif bermain dengan teman-temannya kini lebih suka mengurung diri di kamar, jangan langsung memarahi.

3. Menarik Diri dari Lingkaran Sosial

Kecemasan berlebihan saat berada di tengah orang lain dan ketakutan yang mendalam akan penolakan dapat membuat remaja dengan masalah kesehatan mental cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka mungkin menghindari keramaian, enggan bertemu teman, atau merasa tidak nyaman dalam situasi sosial.

Anak yang dulunya mudah bergaul tiba-tiba menolak ajakan teman untuk bermain atau terlihat sangat cemas saat harus bertemu orang baru, jangan paksa mereka.

Kondisi ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap faktor psikologi anak remaja tidak bisa ditunda. Mereka butuh lingkungan yang aman, penuh cinta, dan komunikasi yang sehat untuk melewati fase penting ini. Nah, mari kita belajar bersama-sama apa saja faktor utama yang mempengaruhi psikologi remaja, agar kita bisa menjadi orang tua yang lebih peka dan siap mendampingi mereka.

4. Kepercayaan Diri yang Buruk 

Masalah kesehatan mental seringkali menggerogoti rasa berharga diri remaja, membuat mereka merasa tidak berguna dan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Dalam upaya yang keliru untuk mengembalikan rasa percaya diri atau sekadar melarikan diri dari perasaan negatif, mereka mungkin terjerumus pada perilaku berisiko seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau bahkan mencoba obat-obatan terlarang.

Jika anak kita tiba-tiba bersikap sangat kritis terhadap diri sendiri atau sering mengucapkan kalimat negatif tentang dirinya, berikan penegasan positif tentang nilai dan kemampuan mereka. Perhatikan juga jika ada perubahan perilaku yang mengarah pada hal-hal negatif.

7 Faktor yang Mempengaruhi Psikologi Anak Remaja

Nah, untuk mengenali lebih jauh apa saja yang mempengaruhi psikologi anak remaja, Bunda perlu mengenali beberapa faktor dibawah ini: 

1. Kekuatan Lingkungan Sosial dan Peran Sahabat

Di usia remaja, teman sebaya seringkali menjadi kompas dan cermin bagi anak-anak kita. Mereka mencari validasi, perbandingan, dan dukungan dari teman-temannya. Lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi rasa percaya diri, kemandirian, hingga cara mereka bersikap dan mengambil keputusan.

Perhatikan dengan saksama dengan siapa anak kita berteman. Ajaklah mereka bercerita tentang teman-temannya. Jika ada kekhawatiran tentang pengaruh teman yang kurang baik, bicarakan dengan tenang dan berikan alternatif kegiatan positif untuk memperluas lingkaran sosial mereka.

2. Citra Tubuh: Persepsi Diri dan Penerimaan:

Bagaimana remaja melihat dan merasakan tubuhnya memiliki dampak signifikan pada harga diri dan keyakinan diri mereka. Mereka mulai membandingkan diri dengan standar ideal yang seringkali tidak realistis. Validasi positif dari lingkungan sekitar, terutama dari keluarga, sangatlah penting.

Hindari mengkritik penampilan fisik anak secara langsung maupun tidak langsung. Fokuslah pada penerimaan dan apresiasi terhadap keunikan mereka. 

3. Jejak Langkah Orang Tua: Pendidikan dan Contoh di Rumah:

Pola asuh dan cara kita sebagai orang tua berinteraksi dengan anak sangat membekas pada perkembangan emosi dan kepribadian mereka. Cara kita merespons emosi mereka, memberikan batasan, dan menunjukkan kasih sayang akan menjadi model bagi mereka dalam berinteraksi dengan dunia.

Ketika anak menunjukkan emosi yang kuat (marah, sedih), validasi perasaannya terlebih dahulu (“Mama/Papa mengerti kamu sedang marah/sedih”). Kemudian, ajak mereka berbicara tentang penyebabnya dan bantu mereka menemukan cara yang sehat untuk mengelola emosi tersebut.

4. Memberinya Dorongan Motivasi Bagi Anak 

Motivasi, baik yang berasal dari keinginan internal maupun penghargaan eksternal, menjadi hal baik bagi usaha dan pencapaian remaja. Dukungan dan apresiasi dari orang tua dapat menjadi sumber motivasi eksternal yang sangat kuat.

Berikan pujian yang spesifik dan tulus atas usaha dan pencapaian anak, sekecil apapun. Misalnya, “Mama bangga kamu sudah berusaha keras menyelesaikan tugas matematika ini.” atau “Papa senang melihat kamu membantu adik tanpa diminta.” 

5. Mengenali Kepribadian Anak 

Setiap anak memiliki kecenderungan kepribadian yang unik, entah itu lebih terbuka dan suka berinteraksi (ekstrovert) atau lebih tertutup dan nyaman dengan kesendirian (introvert). Memahami kepribadian mereka membantu kita memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Jika anak kita seorang ekstrovert, berikan mereka kesempatan untuk bersosialisasi dan beraktivitas di luar rumah. Jika mereka seorang introvert, hormati kebutuhan mereka akan waktu sendiri dan jangan memaksa mereka untuk selalu berada di tengah keramaian. 

Dampingi Masa Remaja Anak dengan Lebih Mengenal Allah Bersama TPQ Online Albata 

Bunda jangan khawatir, TPQ Online Albata memiliki program yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan efektif. 

Melalui platform daring ini, anak-anak tidak hanya mempelajari nilai-nilai Islam secara mendalam, tetapi juga berkesempatan untuk menghafal Al-Qur’an (tahfidz) dengan bimbingan yang tepat.

TPQ Albata Online menawarkan solusi cerdas bagi pendidikan agama Islam anak usia 7 hingga 13 tahun. Dengan menggunakan metode Fun Learning yang interaktif, anak-anak dapat mempelajari Al-Qur’an dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, semuanya dilakukan dari kenyamanan rumah mereka sendiri. 

TPQ Online Albata membantu orang tua untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan pengajaran terbaik bersama ustadzah profesional. Segera daftarkan putra-putri Anda di TPQ Teens Albata Online dan saksikan mereka tumbuh menjadi generasi Qurani yang cerdas dan berakhlak mulia. 

Karena kuota terbatas, segera kunjungi tautan KLIK DISINI untuk informasi lebih lanjut, atau Anda dapat mencari tahu lebih banyak melalui akun Instagram Albata di Albata.id.

Reference 

  1. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Diakses pada 2022. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Remaja ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *