Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Penuhi Dukungan Emosional Pada Anak, Lakukan Hal Ini ya Bun!  

dukungan emosional
May 29, 2025

Ayah dan Bunda, ternyata selain memenuhi kebutuhan fisik dan kognitif anak, anak juga perlu dukungan emosional pada anak. Hal ini membuat anak memiliki rasa aman, nyaman dan tenang di dalam rumah. 

Kurangnya dukungan emosional bisa membuat anak merasa kesepian, tidak dipahami, bahkan kesulitan dalam mengelola emosinya sendiri di kemudian hari. Lantas, bagaimana cara kita memastikan kebutuhan emosional si kecil terpenuhi dengan baik?

Artikel ini hadir untuk membantu Bunda memahami betapa krusialnya memenuhi emotional support pada anak, serta memberikan panduan praktis tentang apa saja yang bisa Bunda lakukan di rumah. 

Kami akan membahas berbagai cara untuk membangun kedekatan emosional, seperti mendengarkan aktif, memvalidasi perasaan anak, memberikan sentuhan fisik yang menenangkan, hingga menciptakan lingkungan yang aman untuk berekspresi. 

Dengan memenuhi kebutuhan emosional ini, diharapkan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, percaya diri, dan memiliki kesehatan mental yang baik. Yuk, simak penjelasannya!

Apa Itu Emotional Support pada Anak dan Contohnya

Setiap anak bukan hanya membutuhkan makanan dan pendidikan, tetapi juga dukungan emosional dari orang tua. Sayangnya, kebutuhan ini kerap luput dari perhatian karena terlihat ‘tidak kasat mata’. 

Padahal, jika orang tua mampu penuhi emotional support sejak dini, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental dan emosional. Emotional support pada anak merujuk pada cara orang tua memberikan rasa aman, kasih sayang, pengertian, dan dukungan emosional dalam kehidupan sehari-hari anak. Ini adalah fondasi penting dalam proses tumbuh kembang anak secara psikologis.

Berikut ini adalah bentuk-bentuk emotional support yang bisa Bunda dan Ayah berikan kepada anak1:

1. Mendengarkan Anak Secara Aktif

Anak-anak ingin didengarkan, terutama ketika mereka berbicara tentang hal-hal kecil yang menurut mereka penting. Saat mereka bercerita tentang mainan kesayangan atau teman di sekolah, orang tua sebaiknya hadir dengan penuh perhatian dan menunjukkan ketertarikan.

Dengan mendengarkan secara aktif, anak merasa dihargai dan diperhatikan. Hal ini membantu mereka membangun rasa percaya diri serta meningkatkan keterampilan komunikasi karena mereka tahu bahwa pendapat mereka memiliki nilai.

2. Menunjukkan Kasih Sayang Fisik dan Verbal

Ekspresi kasih sayang seperti pelukan, usapan lembut di kepala, serta ucapan hangat seperti “Ayah dan Bunda sayang kamu” memiliki dampak besar dalam membangun rasa aman emosional anak. Sentuhan penuh kasih memberikan mereka kenyamanan serta memperkuat ikatan dengan orang tua.

Studi menunjukkan bahwa sentuhan lembut dari orang tua membantu anak dalam mengatur emosinya. Dengan kehangatan fisik dan verbal, anak lebih mudah merasa dicintai serta membangun hubungan yang erat dengan keluarga.

3. Menghargai Perasaan Anak

Ketika anak merasa sedih, marah, atau kecewa, tugas orang tua bukanlah segera menyuruh mereka berhenti menangis, tetapi membantu mereka memahami dan mengelola emosinya. Memberikan ruang bagi anak untuk merasakan emosinya penting dalam membangun keseimbangan psikologis.

Misalnya, daripada mengatakan “Sudahlah, jangan menangis”, lebih baik menyampaikan, “Bunda tahu kamu kecewa karena mainannya rusak, tidak apa-apa merasa seperti itu.” Pernyataan seperti ini menunjukkan empati dan membantu anak memahami bahwa emosi mereka valid.

4. Memberikan Dukungan Emosional pada Anak 

Dukungan emosional juga diperlukan ketika anak menghadapi tantangan, seperti gagal dalam lomba atau bertengkar dengan teman. Kehadiran orang tua yang memberikan semangat tanpa menghakimi akan membuat anak lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sulit.

Dengan menunjukkan dukungan, anak belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Mereka akan lebih berani mencoba lagi serta membangun ketahanan mental dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

5. Menjadi Tempat Aman Tanpa Takut Diadili

Anak tidak hanya membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat yang aman secara emosional. Mereka perlu merasakan bahwa orang tua menerima mereka sepenuhnya, tanpa syarat dan tanpa takut dihakimi.

Ketika anak tahu bahwa rumah adalah tempat di mana mereka dapat berbicara dengan jujur tanpa ketakutan, ikatan emosional dalam keluarga semakin kuat. Mereka akan lebih nyaman untuk terbuka, berbagi perasaan, serta membangun hubungan yang penuh kepercayaan dengan orang tua.

5 Dampak Positif Memberikan Emotional Support pada Anak

Memberikan dukungan emosional bukan sekadar membuat anak merasa nyaman. Lebih dari itu, ada dampak positif jangka panjang yang bisa membantu anak menghadapi tantangan hidup ke depan. Berikut adalah lima dampak utama jika orang tua konsisten penuhi emotional support bagi anak:

1. Anak Lebih Percaya Diri

Anak yang merasa diterima dan dicintai akan tumbuh dengan keyakinan diri yang tinggi. Mereka memahami bahwa keberadaannya berharga dan selalu memiliki tempat untuk kembali saat menghadapi kegagalan atau tantangan hidup.

Kepercayaan diri ini memengaruhi cara anak bersosialisasi dan mengambil keputusan. Anak-anak yang mendapatkan dukungan emosional dari orang tua cenderung memiliki tingkat self-esteem yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan serupa.

2. Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Melalui contoh yang diberikan orang tua dalam mengelola emosi, anak belajar untuk lebih peka terhadap perasaan diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosional ini sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk interaksi sosial dan akademik.

Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence menjelaskan bahwa EQ (emotional quotient) memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan hidup seseorang, bahkan lebih signifikan dibandingkan IQ dalam banyak kasus.

3. Hubungan Orang Tua dan Anak Lebih Dekat

Ketika orang tua terbiasa mendengarkan, memeluk, serta hadir secara emosional untuk anak, hubungan yang terjalin akan semakin erat. Anak tidak merasa takut atau segan untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka.

Kedekatan ini menjadi fondasi komunikasi yang sehat yang akan bertahan hingga mereka tumbuh dewasa. Hubungan yang penuh kehangatan membantu anak merasa lebih nyaman dan terbuka dalam berinteraksi dengan keluarga.

4. Anak Lebih Resilien Menghadapi Masalah

Dukungan emosional memberikan anak rasa aman dan kepastian bahwa mereka memiliki sandaran saat menghadapi kesulitan. Hal ini berperan penting dalam membentuk daya tahan mental sehingga anak lebih siap menghadapi kekecewaan, tekanan akademik, atau konflik sosial.

Studi dari Harvard Center on the Developing Child menyebutkan bahwa salah satu faktor utama dalam membangun resiliensi anak adalah memiliki hubungan yang stabil dan penuh dukungan dengan orang dewasa, terutama orang tua.

Kesimpulan

Menjadi orang tua berarti perlu hadir dengan memberikan ruang untuk merasa aman dan nyaman bersama dengan adanya emotional support. Kemampuan untuk penuhi emotional support adalah hadiah terbesar yang bisa kita berikan dalam proses tumbuh kembang mereka.

Dengan mendengarkan, memeluk, memahami, dan mendampingi anak dalam suka maupun duka, orang tua tidak hanya menciptakan anak yang bahagia, tetapi juga membentuk pribadi yang kuat, penuh kasih, dan percaya diri.

Yuk Bun, mulai dari hari ini, kita lebih sadar untuk hadir secara emosional. Karena dukungan itu tidak selalu soal kata-kata besar, melainkan tentang kehadiran dan kasih sayang yang konsisten.

Reference 

  1. Katie Hurley. Creating an Emotionally Supportive Home Environment. Diakses pada 2025 ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *