Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Mengenal Apa Itu Digital Parenting dan Dampaknya di Era Saat Ini 

digital parenting
May 1, 2025

Ayah dan Bunda, di era serba digital seperti saat ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, termasuk juga bagi anak-anak. Mereka tumbuh besar dengan gawai di tangan, terpapar pada berbagai informasi dan interaksi di dunia maya. 

Maka dari itu, muncul istilah digital parenting, sebuah pendekatan pengasuhan yang secara khusus membahas bagaimana kita mendampingi anak-anak dalam menjelajahi dan memanfaatkan dunia digital secara aman dan sehat.

Artikel ini hadir untuk mengenalkan lebih dekat tentang apa itu digital parenting dan mengapa pemahaman ini begitu krusial di era saat ini. Kita akan mengupas berbagai aspek penting dalam digital parenting, mulai dari menetapkan batasan penggunaan gawai, mengajarkan literasi digital, hingga melindungi anak dari berbagai risiko di dunia maya. 

Dengan memahami digital parenting, semoga kita dapat membimbing anak-anak tumbuh menjadi generasi digital yang cerdas, bertanggung jawab, dan beretika. Yuk, kita simak ulasan selengkapnya!

Apa Itu Digital Parenting dan Dampaknya pada Anak? 

Digital parenting adalah pendekatan pengasuhan anak yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan dan pengaruh teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. 

Istilah ini merujuk pada upaya orang tua dalam membimbing, mendampingi, serta mengawasi anak-anak mereka saat berinteraksi dengan perangkat digital seperti smartphone, tablet, komputer, maupun platform media sosial dan internet secara umum.

Di era digital saat ini, anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka terpapar teknologi sejak usia dini, bahkan sebelum mereka dapat membaca dan menulis. 

Oleh karena itu, peran orang tua menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi memberi dampak positif dan tidak menimbulkan risiko bagi perkembangan anak. Ciri-ciri digital parenting yang efektif antara lain:

1. Membangun Komunikasi Terbuka tentang Penggunaan Teknologi

Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak mengenai dunia digital sangat penting. Anak yang merasa nyaman berbicara tentang aktivitasnya di internet akan lebih mudah mendapatkan perlindungan dari konten yang tidak sesuai.

Dengan komunikasi yang baik, anak tidak akan merasa takut atau enggan berbagi pengalaman mereka di dunia digital. Orang tua dapat memberikan bimbingan yang tepat sehingga anak lebih bijak dalam menyaring informasi yang mereka temui.

2. Menggunakan Teknologi yang Sama dengan Anak untuk Keterlibatan Lebih Baik

Memahami dan menggunakan teknologi yang sama dengan anak bukan hanya soal memantau, tetapi juga tentang membangun keterlibatan aktif. Dengan mengenal platform digital yang digunakan anak, orang tua bisa lebih memahami bagaimana anak berinteraksi di dunia maya.

Keterlibatan ini menunjukkan bahwa orang tua tertarik dan mendukung eksplorasi digital anak. Hal ini membuat anak lebih terbuka untuk berdiskusi, sekaligus menciptakan kesempatan bagi orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai yang penting dalam penggunaan teknologi.

3. Menetapkan Aturan dan Batasan yang Jelas dalam Penggunaan Teknologi

Penting bagi orang tua untuk menentukan batasan dalam penggunaan perangkat digital, baik dari segi durasi maupun jenis konten yang boleh diakses. Tanpa aturan yang jelas, anak bisa terpapar informasi yang kurang sesuai dengan usianya.

Dengan batasan yang tepat, anak akan belajar mengatur waktu dan menggunakan teknologi secara lebih sehat. Orang tua juga bisa membantu membimbing mereka agar mengutamakan aktivitas offline yang menunjang perkembangan sosial dan emosionalnya.

4. Mengajarkan Etika Digital dan Kesadaran Privasi

Orang tua berperan penting dalam mengajarkan anak tentang etika digital, termasuk pentingnya menjaga privasi dan menghindari oversharing. Anak perlu memahami bahwa apa yang mereka bagikan di internet bisa berdampak jangka panjang.

Selain itu, membimbing anak untuk bersikap baik dan sopan di dunia digital adalah hal yang perlu diperhatikan. Interaksi online yang sehat akan membantu mereka memahami pentingnya menghormati orang lain dan menjaga reputasi digital mereka.

5. Menyeimbangkan Penggunaan Teknologi dengan Interaksi Langsung

Teknologi sebaiknya tidak dijadikan pelarian dalam pola asuh, melainkan sebagai alat bantu yang digunakan dengan bijak. Orang tua yang menerapkan digital parenting tetap harus mengutamakan interaksi langsung agar anak merasa diperhatikan secara emosional.

Waktu berkualitas bersama anak tetap menjadi kunci utama dalam membangun hubungan yang erat. Dengan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata, anak akan tumbuh dengan pemahaman yang baik tentang bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.

5 Metode Digital Parenting dan Penerapannya pada Anak

Untuk menerapkan digital parenting dengan efektif, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan orang tua. Berikut lima metode digital parenting yang umum diterapkan beserta contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Metode Kontrol dan Pengawasan untuk Keamanan Digital Anak

Dalam pendekatan ini, orang tua menggunakan software atau aplikasi khusus untuk memantau aktivitas digital anak. Mereka dapat menginstal parental control untuk mengawasi situs yang dikunjungi, durasi penggunaan gadget, dan bahkan lokasi anak.

Namun, pengawasan ini harus tetap diimbangi dengan komunikasi yang terbuka. Jika dilakukan secara berlebihan tanpa penjelasan, anak bisa merasa tidak dipercaya dan mencari cara untuk menghindari pengawasan.

2. Metode Edukatif untuk Membangun Kesadaran Digital Anak

Orang tua perlu memberikan edukasi yang berkelanjutan mengenai manfaat dan risiko penggunaan teknologi. Anak sebaiknya diajak berdiskusi tentang cyberbullying, konten hoaks, serta cara menjaga keamanan data pribadi.

Edukasi ini sebaiknya tidak hanya diberikan saat terjadi masalah, tetapi dilakukan secara rutin sesuai dengan usia anak. Dengan pemahaman yang kuat, anak akan lebih bijak dalam memilah informasi dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.

3. Metode Partisipatif untuk Meningkatkan Interaksi Digital Positif

Pendekatan partisipatif melibatkan orang tua secara langsung dalam aktivitas digital anak. Contohnya adalah menonton video bersama, bermain game edukatif, atau membuat proyek kreatif seperti vlog atau gambar digital.

Melalui keterlibatan aktif, anak memahami bahwa teknologi bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk belajar dan berekspresi. Ini membantu mereka mengembangkan kreativitas sekaligus membangun kebiasaan digital yang lebih sehat.

4. Metode Keteladanan agar Anak Meniru Penggunaan Teknologi yang Bijak

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua, termasuk dalam penggunaan teknologi. Jika orang tua terbiasa menggunakan ponsel saat makan atau mengobrol, anak pun akan mengikuti kebiasaan tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik, seperti mengatur waktu pemakaian gadget dan mencari informasi yang akurat di internet. Dengan keteladanan yang positif, anak akan belajar mengelola teknologi dengan lebih bertanggung jawab.

5. Metode Kolaboratif untuk Membentuk Aturan Digital yang Seimbang

Dalam pendekatan ini, anak dan orang tua bersama-sama menyusun aturan penggunaan teknologi. Mereka dapat membuat jadwal screen time, memilih aplikasi yang digunakan, atau berdiskusi sebelum membuat akun media sosial.

Melalui kolaborasi ini, anak merasa lebih dihargai dan memiliki tanggung jawab dalam penggunaan teknologi. Kepercayaan yang terbentuk dari diskusi bersama akan membuat anak lebih patuh terhadap aturan yang telah disepakati.

Penerapan metode-metode di atas akan membantu anak menjadi pengguna teknologi yang bijak dan bertanggung jawab. Digital parenting bukan sekadar mengawasi, tetapi membimbing anak agar mampu membentuk hubungan yang sehat dengan teknologi.

Kesimpulan

Digital parenting adalah kebutuhan yang tidak bisa dihindari di era digital saat ini. Orang tua memiliki peran sentral dalam memastikan bahwa teknologi membawa manfaat bagi anak dan tidak menimbulkan dampak negatif. 

Dengan memahami pengertian, ciri-ciri, serta menerapkan lima metode digital parenting, orang tua dapat menciptakan lingkungan digital yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Penerapan yang humanis, edukatif, dan kolaboratif akan membekali anak dengan keterampilan digital yang sehat dan beretika, yang akan berguna sepanjang hidupnya.

Reference 

Arindya Yulia. What We Talk About When We Talk About: Digital Parenting. Psikobuletin. Vol 1 No 1. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *