Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Dampak Kekerasan Pada Anak dan Simak Cara Mencegahnya

kekerasan pada anak
March 15, 2025

Kekerasan pada anak adalah masalah serius yang dapat meninggalkan luka mendalam, baik secara fisik maupun psikologis. Dampaknya tidak hanya dirasakan saat ini, tetapi juga dapat berlanjut hingga anak dewasa. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dampak kekerasan pada anak dan bagaimana cara mencegahnya. Dengan pengetahuan dan tindakan yang tepat, kita dapat melindungi anak-anak dari pengalaman traumatis ini dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

Kekerasan pada anak dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik, emosional, seksual, hingga penelantaran. Dampaknya pun beragam, tergantung pada jenis dan tingkat kekerasan yang dialami. 

Dampak kekerasan pada anak-anak yang mengalami kekerasan seringkali mengalami gangguan emosional, seperti kecemasan, depresi, atau trauma. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi dengan orang lain, atau mengendalikan emosi. Selain itu, kekerasan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti luka, cedera, atau gangguan tidur.

Mencegah kekerasan pada anak adalah tanggung jawab kita bersama. Bunda dan Ayah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang bagi Si Kecil. 

Mulailah dengan membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan Si Kecil, agar mereka merasa nyaman untuk bercerita tentang apa pun yang mereka alami. Selain itu, Bunda dan Ayah juga perlu memberikan contoh yang baik dalam memperlakukan orang lain dengan hormat dan kasih sayang. 

Dengan demikian, Si Kecil akan belajar untuk menghargai diri sendiri dan orang lain, serta berani untuk melindungi diri dari kekerasan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Apa Itu Kekerasan pada Anak dan Dampaknya?

Kekerasan pada anak adalah segala bentuk perlakuan yang dapat menyakiti secara fisik, emosional, atau psikologis. Menurut Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) 

Kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut. [1]

Dampak kekerasan pada anak sangat luas dan bisa bersifat jangka panjang. Anak yang mengalami kekerasan sering kali mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri. 

Sayangnya, anak yang mengalami kekerasan pada anak cenderung lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental dan gangguan perilaku di kemudian hari.

Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik melibatkan tindakan yang menyebabkan rasa sakit atau luka pada tubuh anak. Ini bisa berupa pukulan, tamparan, tendangan, cubitan, atau tindakan kasar lainnya. 

Bentuk kekerasan ini tidak hanya meninggalkan bekas luka yang terlihat, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam pada anak.

Dampak jangka panjang dari kekerasan fisik bisa berupa gangguan kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

Kekerasan Verbal dan Emosional

Kekerasan verbal dan emosional mencakup tindakan yang merusak harga diri dan kesejahteraan emosional anak. Ini bisa berupa hinaan, ejekan, ancaman, atau pengabaian emosional. Anak yang mengalami kekerasan pada anak ini sering kali merasa tidak berharga, tidak dicintai, dan ketakutan.

Dampak psikologis dari kekerasan verbal dan emosional bisa berupa rendahnya harga diri, kesulitan dalam mengatur emosi, dan masalah perilaku.

Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual adalah tindakan yang melibatkan anak dalam aktivitas seksual yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan mereka. Ini bisa berupa sentuhan yang tidak pantas, pemaksaan untuk melihat atau terlibat dalam pornografi, atau pemerkosaan.

Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma yang sangat mendalam pada anak, yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional mereka sepanjang hidup. Anak yang mengalami kekerasan seksual sering kali mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam membangun kepercayaan.

Pengabaian dan Eksploitasi

Pengabaian adalah kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, atau perawatan medis. Eksploitasi melibatkan penggunaan anak untuk keuntungan orang lain, seperti kerja paksa atau perdagangan anak. 

Pengabaian dan eksploitasi dapat menyebabkan dampak fisik dan psikologis yang serius pada anak, termasuk kekurangan gizi, masalah kesehatan, dan trauma emosional. Anak yang mengalami pengabaian dan eksploitasi sering kali merasa tidak aman, tidak berdaya, dan tidak dicintai.

Dalam pernyataan yang ditulis di UU Perlindungan Anak, kekerasan juga mencakup pada adanya eksploitasi seperti yang tertulis 

Kekerasan adalah semua bentuk perlakuan salah secara fisik maupun emosional, penganiayaan seksual, penelantaran, eksploitasi secara komersial atau lainnya yang mengakibatkan gangguan nyata maupun potensial terhadap perkembangan, kesehatan, dan kelangsungan hidup anak maupun terhadap martabatnya dalam kontek hubungan yang bertanggung jawab, kepercayaan, ampunan kekuasaan (UU Perlindungan Anak, 2003).[2]

Cara Mencegah Kekerasan pada Anak di Lingkungan Keluarga dan Sekolah

Mencegah kekerasan pada anak adalah tanggung jawab bersama, baik orang tua, guru, maupun masyarakat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan:

  1. Meminta Perlindungan Allah ﷻ

Bunda hal pertama yang bisa Anda ajarkan kepada anak adalah dengan memohon pertolongan dan perlindungannya. Ajarkan anak untuk jangan lupa berdoa dan berdzikir kepada Allah ﷻ. Meminta perlindungan kepada Allah ﷻ merupakan bagian dari pengharapan kita sebagai hamba. Seperti dalam Q.S Al-Baqarah:186. 

Setiap kita punya kebutuhan, maka hendaklah manusia berdoa kepada Allah ﷻ, Mohonlah kepada Allah ﷻ agar keinginan terpenuhi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku). 

Salah satu doa untuk meminta perlindungan yang bisa kepada Allah ﷻ yang dinukilkan dari hadist Rasulullah ﷻ. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ”

Artinya:

“Rasulullah ﷺ apabila keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, dan dari berbuat bodoh atau dibodohi.’ (HR. Abu Dawud No. 5094). 

  1. Membangun Pola Asuh yang Positif 

Orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk pola pikir anak tentang bagaimana memperlakukan orang lain. Mengajarkan nilai-nilai seperti empati, penghargaan, dan toleransi akan membantu anak-anak memahami pentingnya bersikap baik terhadap sesama.

Diskusi terbuka mengenai pengalaman di sekolah dan cara merespons situasi yang mungkin terjadi juga dapat membantu anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap kekerasan.

Orang tua juga perlu memahami pentingnya pola asuh yang mendukung perkembangan emosional anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif, seperti komunikasi yang terbuka dan memberi contoh yang baik, dapat mengurangi risiko kekerasan

  1. Menghadapi Intimidasi yang Bijak 

Anak-anak perlu diberitahu bahwa mereka memiliki hak untuk merasa aman di sekolah dan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi intimidasi. Dorong anak untuk berbicara kepada orang dewasa yang mereka percaya jika mereka mengalami atau menyaksikan kekerasan. Ajarkan mereka cara yang aman untuk menghadapi situasi tersebut. 

  1. Menyediakan Layanan Konseling dan Dukungan

Penting bagi orang tua untuk memahami kebijakan sekolah mengenai kekerasan, termasuk cara melaporkan insiden dan langkah-langkah penyelesaiannya. Dengan mengetahui prosedur yang telah ditetapkan oleh sekolah, orang tua akan lebih percaya diri dalam melaporkan kasus kekerasan dan meminta bantuan dari pihak sekolah untuk menangani masalah. 

  1. Melaporkan Kekerasan kepada Pihak Berwenang

Melaporkan kasus kekerasan adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran dan perburukan situasi yang merugikan. Ketika terjadi kekerasan, baik sebagai korban maupun saksi, penting untuk segera melaporkannya kepada pihak sekolah atau otoritas yang berwenang.

Laporan harus dilakukan segera dan secara tepat, mencakup detail kejadian yang lengkap dan akurat. Setelah dilaporkan, sekolah harus menanggapi dengan serius dan mengambil tegas. 

yang diperlukan untuk menangani situasi tersebut, termasuk penyelidikan, intervensi, dan tindakan disiplin yang sesuai terhadap pelaku.

Kesimpulan

Kekerasan pada anak adalah masalah serius yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental mereka. Dengan memahami jenis-jenis kekerasan serta cara mencegahnya, kita semua dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. 

Penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam memberikan perlindungan dan dukungan bagi anak-anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Referensi:

  1. Sumiadji Asy Ary. 2012. Kekerasan Terhadap Anak. Jurnal Keislaman Vol 2 No 2 September 2012. Diakses pada 2025 
  2. UU Perlindungan Anak 2003 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *