Lembaga Pendidikan Montessori Islam

5 Cara Memvalidasi Emosi Anak yang Tepat, Bisa Lakukan Hal Ini Bagi Ayah dan Bunda

menvalidasi emosi anak
June 11, 2025

Ayah dan Bunda, melihat si kecil tantrum, menangis, atau marah seringkali membuat kita bingung harus berbuat apa. Reaksi spontan kita mungkin mencoba menenangkan, mengalihkan perhatian, atau bahkan meremehkan perasaan mereka. Padahal, salah satu kunci terpenting dalam membangun kecerdasan emosional anak adalah dengan memvalidasi emosi mereka.

Ini berarti mengakui dan memahami apa yang mereka rasakan, tanpa menghakimi atau mencoba mengubahnya. Artikel ini hadir untuk membantu Ayah dan Bunda memahami cara memvalidasi emosi anak yang tepat dan efektif. 

Kita akan membahas mengapa penting untuk tidak menyepelekan perasaan mereka, bagaimana mendengarkan dengan empati, dan memberikan pengakuan atas apa yang mereka alami. 

Dengan memvalidasi emosi, Anda tidak hanya membantu anak merasa dipahami, tetapi juga mengajarkan mereka cara mengelola perasaannya dengan sehat. Yuk, simak ulasan selengkapnya agar si kecil tumbuh dengan mental yang kuat dan emosi yang stabil!

Pentingnya Memvalidasi Emosi Anak

Memvalidasi emosi anak adalah langkah penting dalam membentuk kesehatan mental dan emosional mereka sejak dini. Sayangnya, banyak orang tua yang belum memahami bahwa setiap emosi anak, baik yang menyenangkan maupun tidak, perlu diterima dan dihargai. 

Anak yang merasa emosinya divalidasi akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, empatik, dan mampu mengelola emosinya dengan sehat.

Berikut ini adalah alasan mengapa penting bagi orang tua untuk memvalidasi emosi anak secara konsisten:

1. Membantu Anak Mengenal dan Memahami Emosinya

Anak sering kali merasa bingung dengan perasaan yang mereka alami. Dengan memvalidasi emosi mereka, orang tua membantu anak mengidentifikasi dan memberi nama pada perasaan tersebut.

Misalnya, saat anak menangis karena mainannya rusak, orang tua bisa mengatakan, “Kamu sedih karena mainanmu rusak, ya? Itu memang menyedihkan.” Pernyataan seperti ini membantu anak memahami emosinya dan merasa lebih dipahami.

2. Menguatkan Hubungan Emosional Anak dengan Orang Tua

Saat orang tua memberikan validasi emosi kepada anak, tercipta rasa aman dalam hubungan mereka. Anak akan merasa diterima sepenuhnya, baik saat mereka sedang bahagia maupun ketika mengalami rasa marah, kecewa, atau takut.

Menunjukkan bahwa validasi emosi oleh orang tua berkontribusi pada kualitas hubungan keluarga serta memperkuat ketahanan emosional anak. Hal ini membantu anak membangun kepercayaan yang lebih dalam terhadap orang tuanya.

3. Mengembangkan Kemampuan Regulasi Emosi

Anak-anak yang sering mendapat validasi emosinya cenderung lebih mampu mengendalikan perasaan mereka dalam situasi sulit. Mereka memahami bahwa emosi tidak perlu ditekan atau diabaikan, tetapi dapat dikelola dengan cara yang sehat.

Kemampuan ini menjadi bekal penting hingga mereka dewasa, membantu mereka menghadapi berbagai tantangan dengan sikap yang lebih tenang serta penuh kesadaran. Dengan regulasi emosi yang baik, mereka juga lebih mudah membangun hubungan sosial yang positif.

4. Menumbuhkan Empati dan Kepekaan Sosial

Ketika anak terbiasa mendapatkan validasi emosi, mereka belajar bahwa setiap orang memiliki perasaan yang perlu dihargai. Hal ini membantu mereka mengembangkan sikap empati dalam berinteraksi dengan orang lain.

Anak yang memahami pentingnya menghargai perasaan orang lain akan lebih terbuka dan tidak mudah menghakimi. Mereka tumbuh menjadi individu yang peduli terhadap lingkungan sekitar dan mampu membangun hubungan yang harmonis.

5. Mengurangi Perilaku Negatif

Tantrum atau perilaku menentang pada anak sering kali muncul karena perasaan mereka tidak dikenali atau diakui. Ketika mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan emosi, mereka bisa bereaksi dengan marah, berteriak, atau bahkan memukul.

Dengan memberikan validasi sejak awal, orang tua membantu anak menemukan cara yang lebih tepat dalam menyalurkan emosinya. Hal ini mengurangi kemungkinan munculnya perilaku agresif serta membentuk pola komunikasi yang lebih sehat dalam keluarga.

Semoga versi ini lebih nyaman dibaca dan sesuai bagi audiens orang tua! Jika ada bagian yang ingin diperbaiki atau disesuaikan lagi, saya siap membantu.

5 Cara Memvalidasi Emosi Anak yang Tepat

Memvalidasi emosi anak tidak berarti membenarkan semua tindakan mereka, tetapi lebih kepada menerima dan memahami perasaan yang mereka alami. Berikut adalah lima cara efektif yang bisa dilakukan orang tua untuk memvalidasi emosi anak dengan tepat berdasarkan sumber Orang Tua dan Regulasi Emosi Anak Usia Dini dari Jurnal Aulad: Journal on Early Childhood:

1. Menenangkan dengan Memberi Perhatian kepada Anak

Ketika anak mengalami emosi yang intens, perhatian dan kehadiran orang tua menjadi faktor utama dalam membantu mereka merasa aman. Sentuhan lembut, pelukan, atau sekadar duduk bersama mereka tanpa terburu-buru memberi solusi dapat menenangkan hati anak.

Dengan hadir secara penuh dalam momen tersebut, anak merasa didengar dan diterima. Validasi emosi anak bisa dengan bersikap tenang bagi anak. Hal ini tidak hanya mengurangi ketegangan emosional tetapi juga membentuk hubungan yang lebih erat antara orang tua dan anak.

2. Mendiskusikan dan Mendengarkan Penjelasan Penyebab Emosi

Validasi emosi anak, sering kali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan alasan di balik emosinya. Oleh karena itu, orang tua perlu membuka ruang untuk berdiskusi dengan sabar, membiarkan anak menceritakan apa yang mereka rasakan tanpa takut dihakimi.

Melalui percakapan yang hangat, anak belajar mengenali emosi anak serta memahami bahwa perasaan mereka valid. Proses ini juga mengajarkan mereka cara berpikir reflektif dan mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi.

3. Menasehati dan Memberi Penjelasan

Membimbing anak dalam memahami situasi yang mereka hadapi membantu mereka merespons emosi dengan lebih bijak. Nasehat yang diberikan dengan penuh kasih sayang, bukan dalam bentuk teguran keras, akan lebih mudah diterima oleh anak.

Orang tua dapat menggunakan contoh nyata atau cerita untuk menjelaskan cara menghadapi emosi dengan baik. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya memahami bagaimana meregulasi emosinya tetapi juga belajar nilai-nilai penting dalam berinteraksi dengan orang lain.

4. Mengalihkan Emosi Anak dengan Kesenangan yang Mereka Sukai

Saat anak mengalami ledakan emosi anak, mengalihkan perhatian mereka melalui aktivitas yang menyenangkan bisa menjadi cara efektif dalam membantu mereka kembali tenang. Misalnya, mengajak mereka menggambar, membaca buku, atau bermain di luar rumah.

Melalui metode ini, validasi emosi anak bisa dengan belajar bahwa mereka dapat menemukan cara sehat untuk mengatasi perasaan negatif. Mengalihkan emosi dengan aktivitas yang positif juga mengurangi stres serta membangun keterampilan coping yang lebih baik.

5. Membujuk dan Memberikan Anak Keinginannya atau Hadiah

Kadang-kadang orang tua menggunakan pendekatan membujuk atau memberikan hadiah sebagai cara untuk menenangkan anak. Meskipun ini bisa efektif dalam situasi tertentu, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak agar tidak menciptakan kebiasaan bergantung pada hadiah untuk mengatasi emosi.

Memberikan apresiasi dalam bentuk perhatian, kata-kata positif, atau waktu berkualitas bersama dapat menjadi alternatif yang lebih berdampak. Validasi emosi anak akan memahami bahwa penghargaan tidak selalu berbentuk materi, tetapi juga bisa berupa kasih sayang dan dukungan emosional dari orang tua.

Kesimpulan 

Memvalidasi emosi anak bukan hal yang rumit, namun butuh kesadaran dan ketulusan. Anak-anak yang merasa dimengerti akan lebih percaya pada dirinya sendiri dan pada orang tuanya. Mereka tumbuh dengan pemahaman bahwa semua emosi itu wajar, dan setiap emosi bisa dikelola dengan bijak.

Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana dalam memvalidasi emosi anak, kita sedang menanamkan fondasi kuat bagi perkembangan sosial emosional mereka di masa depan. Ingatlah bahwa setiap pelukan, kata-kata yang menenangkan, dan waktu yang Anda berikan adalah investasi jangka panjang bagi kesejahteraan mental anak.

Reference 

Maila D.H. 2023. Orang Tua dan Regulasi Emosi Anak Usia Dini. Jurnal Aulad: Journal on Early Childhood. Volume 6 Nomor 1. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *