Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Sesuai Sunnah, Bisa Mengajarkan Anak Adab Sederhana
Ayah dan Bunda fase golden age anak di usia tiga tahun memiliki kebiasaan meniru dan belajar hal baru. Maka dari itu, mendidik anak usia 3 tahun sesuai sunnah bisa Anda mulai dengan kebiasaan sederhana di rumah.
Mendidik anak sesuai sunnah di usia ini bukan berarti memberikan beban pelajaran yang berat, melainkan mengenalkan ajaran Islam melalui cara yang menyenangkan dan sesuai dengan pemahaman mereka.
Salah satu aspek penting adalah mengajarkan adab sederhana sehari-hari yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Artikel ini hadir untuk memberikan panduan praktis bagi Ayah dan Bunda tentang cara mendidik anak usia 3 tahun sesuai dengan sunnah. Kita akan membahas langkah-langkah sederhana dalam mengenalkan Allah, Rasul-Nya, serta mengajarkan adab-adab Islami dalam kehidupan sehari-hari, seperti adab makan, minum, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan menanamkan adab sejak dini, kita sedang meletakkan fondasi karakter muslim yang kuat pada buah hati tercinta. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Pentingnya Fase Tiga Tahun Anak dan Ciri Perkembangannya
Dalam dunia psikologi perkembangan, usia tiga tahun dikenal sebagai bagian dari masa toddler akhir. Fase ini ditandai dengan perkembangan pesat dalam aspek bahasa, emosi, kognitif, dan sosial.
Anak mulai bisa mengekspresikan keinginan, meniru perilaku, hingga belajar membedakan yang baik dan buruk. Oleh sebab itu, pendekatan yang digunakan dalam mendidik anak usia 3 tahun sesuai sunnah harus lembut, penuh kasih, sekaligus konsisten. Berikut ciri perkembangan anak usia 3 tahun yang perlu diketahui:
1. Kemampuan Berbahasa Meningkat
Di usia tiga tahun, anak mulai mampu menyusun kalimat sederhana dan mengajukan pertanyaan untuk memahami lingkungan sekitarnya. Mereka juga mulai bisa mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, seperti mengatakan “senang” atau “marah” untuk mengekspresikan emosi mereka.
Selain itu, anak memiliki kecenderungan kuat untuk meniru ucapan orang dewasa. Ini adalah momen penting bagi orang tua untuk menggunakan bahasa yang positif dan jelas agar anak belajar berbicara dengan sopan serta memahami makna dari kata-kata yang mereka gunakan.
2. Meningkatnya Rasa Ingin Tahu
Anak usia tiga tahun sering kali menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dengan banyak bertanya tentang segala hal di sekitarnya. Mereka ingin mengetahui bagaimana sesuatu bekerja, apa yang mereka lihat, dan mengapa sesuatu terjadi.
Rasa ingin tahu ini adalah momen emas bagi orang tua untuk menanamkan pengetahuan serta nilai melalui cerita dan diskusi ringan. Menjawab pertanyaan mereka dengan sabar dan penuh perhatian akan membantu anak mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia.
3. Meniru Perilaku Orang Tua dan Lingkungan Sekitar
Usia tiga tahun adalah masa di mana anak belajar dengan cara meniru. Mereka menyerap semua hal yang mereka lihat dan dengar dari orang tua, saudara, serta lingkungan sekitar dan secara alami mengulanginya dalam perilaku sehari-hari.
Karena itu, keteladanan menjadi cara mendidik yang paling efektif. Anak yang tumbuh di lingkungan dengan perilaku baik akan cenderung mengembangkan kebiasaan yang positif, sehingga penting bagi orang tua untuk memberikan contoh dalam berbicara, berperilaku, dan bersikap.
4. Mulai Belajar Aturan dan Adab Sederhana
Di usia ini, anak mulai mengenali aturan dasar serta adab dalam kehidupan sehari-hari. Mereka bisa diajarkan bagaimana duduk dengan sopan, berbicara dengan santun, meminta izin sebelum menggunakan sesuatu, dan mengikuti aturan rumah.
Selain itu, anak mulai bisa terlibat dalam aktivitas ibadah sederhana, seperti mencuci tangan sebelum makan atau mengucapkan doa sebelum tidur. Pembiasaan ini akan membantu mereka membangun kebiasaan yang baik sejak dini dan memahami pentingnya berperilaku dengan adab.
5. Emosi Masih Labil dan Mudah Meledak
Pada usia tiga tahun, anak belum sepenuhnya mampu mengendalikan emosinya. Mereka bisa merasa sangat senang dalam satu waktu, lalu tiba-tiba menangis atau marah saat menghadapi sesuatu yang tidak mereka sukai.
Karena itu, orang tua perlu merespons dengan sabar dan tidak menggunakan hukuman yang keras. Memberikan pelukan, berbicara dengan lembut, serta membantu anak mengenali perasaannya akan membantu mereka mengembangkan cara yang lebih sehat dalam mengelola emosi.
Sebuah penelitian lain menunjukkan bahwa stimulasi dini yang bersifat religius dan emosional di masa toddler dapat membentuk kelekatan yang positif antara anak dan orang tua, sekaligus meningkatkan kontrol diri anak secara bertahap.
Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Sesuai Sunnah
Dalam Islam, mendidik anak adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Rasulullah adalah teladan sempurna dalam memperlakukan anak-anak.
Beliau dikenal sangat lembut, penuh perhatian, dan sering memberikan teladan dalam bentuk tindakan nyata, bukan sekadar perintah. Maka, berikut beberapa cara mendidik anak usia 3 tahun sesuai sunnah yang bisa Bunda terapkan di rumah1.
1. Ajak Anak Mengenal Allah dan Rasul dengan Lembut
Di usia ini, anak belum memahami konsep tauhid secara kompleks, tetapi sudah bisa mulai mengenali siapa Allah dan Rasul-Nya melalui cerita sederhana. Orang tua dapat mengenalkan sifat-sifat Allah seperti Maha Penyayang dan Maha Mendengar dengan cara yang mudah dimengerti oleh anak. Sebagaimana Allah perintahkan dalam Q.S Ali Imran ayat 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.
Membacakan buku cerita Islami yang menceritakan kebaikan Nabi dapat menjadi metode efektif dalam membangun kecintaan anak terhadap Islam. Kisah-kisah yang lembut dan inspiratif akan melekat di hati anak dan membentuk hubungan awal mereka dengan nilai-nilai agama.
2. Tanamkan Adab Sebelum Ilmu
Salah satu prinsip pendidikan dalam Islam adalah mendahulukan adab sebelum ilmu. Anak usia tiga tahun sudah mulai bisa diajarkan tentang adab dasar, seperti mengucapkan salam, makan dengan tangan kanan, serta meminta izin sebelum mengambil sesuatu. Sebagaimana dalam dalam hadist Rasullullah ﷺ dari Umar bin Abi Salamah
“كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا غُلَامُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ”.
“Ketika kecil aku pernah berada di pangkuan Rasullullah ﷺ, dan saat tanganku memegang piring, Rasullullah ﷺ bersabda kepadaku: “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan dan ambillah makanan dari yang dekat.” ‘Umar bin Salâmah lalu berkata : “Maka semenjak itu, cara makan-ku adalah seperti itu (seperti yang diajarkan Nabi).”1 Jauhkanlah dari akhlaq-akhlaq yang jelek seperti dusta, egois (anâniyah), iri kepada kawan-kawanannya, dll ( HR Bukhari nomor 5376).
Cara terbaik untuk mengajarkan adab adalah dengan memberi contoh langsung. Anak belajar lebih efektif melalui pengamatan terhadap perilaku orang tua, sehingga konsistensi dalam menunjukkan adab yang baik akan membantu mereka meniru dan menerapkannya dalam keseharian.
3. Biasakan Anak Mengikuti Aktivitas Ibadah Keluarga
Meskipun belum diwajibkan, anak bisa mulai terbiasa dengan aktivitas ibadah dalam keluarga. Misalnya, melihat orang tua melaksanakan shalat, ikut berwudhu, mendengar lantunan Al-Qur’an, atau menyimak doa sebelum tidur.
Kebiasaan ini akan tertanam dalam memori mereka dan menjadi bagian alami dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pembiasaan sejak dini, anak akan merasa dekat dengan ibadah dan tidak merasa terbebani ketika mulai menjalankan kewajiban agama.
4. Gunakan Pujian dan Kasih Sayang sebagai Pendekatan Utama
Rasulullah ﷺ dikenal dengan kasih sayangnya terhadap anak-anak. Beliau selalu menunjukkan kelembutan dengan memeluk, mencium, dan mendoakan mereka, sehingga anak-anak merasa aman dan dicintai.
Imam Bukhari dalam Shahihnya mengenai cucu Nabi saw Umamah bint Abi al-Ash ra. yang digendong baginda selama shalat.
عن أبي قَتَادَةَ رضي الله عنه قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِى الْعَاصِ عَلَى عَاتِقِهِ، فَصَلَّى فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا، وَإِذَا رَفَعَ رَفَعَهَا. (رواه البخاري في صحيحه، رقم الحديث: 6062، كتاب الأدب، باب رَحْمَةِ الْوَلَدِ وَتَقْبِيلِهِ وَمُعَانَقَتِهِ).
Artinya : Dari Abu Qatadah ra, berkata: “Suatu saat Rasulullah ﷺ pernah keluar menggendong Umamah putri Abi al-‘Ash di pundaknya. Beliau shalat (dalam keadaan menggendong sang cucu). Ketika sujud ia turunkan putri itu, dan ketika berdiri ia angkat lagi ke pundaknya. (Sahih Bukhari, no. Hadis: 515).
Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah membiarkan cucunya Hasan dan Husain bermain di punggungnya saat shalat. Ini menunjukkan bahwa anak membutuhkan rasa aman dan cinta dalam proses pendidikan, bukan tekanan atau hukuman yang keras.
5. Libatkan Anak dalam Kegiatan Harian yang Mendidik
Anak usia tiga tahun bisa mulai belajar tanggung jawab kecil yang mendukung perkembangan karakter mereka. Contohnya adalah merapikan mainan setelah bermain, membantu menyiapkan sajadah, atau mencuci tangan sebelum makan.
Jika kegiatan ini dikaitkan dengan nilai-nilai Islam, anak akan lebih mudah memahami konsep kedisiplinan dan tanggung jawab. Pembiasaan sederhana ini akan membantu mereka tumbuh dengan sikap yang lebih tertata dan penuh kesadaran terhadap kebiasaan baik.
Dari sudut pandang keilmuan, pendekatan pendidikan anak usia dini yang berbasis nilai-nilai agama seperti sunnah Rasulullah terbukti memperkuat identitas spiritual anak dan meningkatkan rasa percaya dirinya.
Hal ini sejalan dengan penjelasan lain yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pembelajaran nilai Islam sejak dini memiliki korelasi kuat terhadap perilaku prososial anak.
Kesimpulan
Usia tiga tahun adalah fase penuh keajaiban dan peluang. Di usia inilah, orang tua memiliki ruang luas untuk membentuk karakter, akhlak, dan kebiasaan baik anak. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah dalam mendidik, anak tidak hanya tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara jasmani dan emosi, tetapi juga tumbuh dengan keimanan dan cinta kepada agamanya.
Mari jadikan setiap momen bersama anak sebagai ladang pahala. Sebab mendidik anak usia 3 tahun sesuai sunnah bukan hanya membentuk karakter anak, tetapi juga merupakan bagian dari usaha membangun generasi yang shalih, beradab, dan bertakwa kepada Allah.
Reference
- Syaikh Sholeh Fauzan Al Fauzan. 2009. Panduan Mendidik Anak Sesuai Sunnah Nabi (Diterjemahkan oleh Abu Salma Muhammad. Jakarta: Anak Teladan Digital Publishing ↩︎